Hampir lupa update, happy reading!💖
💫
"Zaleena."
Aku menoleh saat namaku dipanggil oleh Ann, ia mendekat dengan beberapa tumpukan map yang aku bisa tebak adalah file-file yang penting. Ia menatapku, kemudian menaruhnya di hadapanku dengan menghela napasnya.
Ann mengerucutkan bibirnya seraya mengelus perutnya yang kian membuncit. "Apa aku boleh meminta bantuanmu?" tanyanya dan aku mengangkat kedua alisku, "2 hari lagi aku mulai cuti dan ini ada beberapa file yang harus Harry tanda tangani. Tolong bawa ini ke ruangannya, aku benar-benar lelah." Ann mengelus perutnya seraya berkata, "kuat ya, sayang, sebentar lagi Mom tidak akan sibuk seperti sekarang."
Aku tentu saja sedang dalam tahap tidak ingin bertemu pria itu, insiden 2 hari lalu membuatku malu setengah mati, sementara ia bertingkah seperti tidak ada apa-apa.
"Zaleena?"
Aku mengerjap saat ia memanggilku.
"Ah ya, apa saja yang harus ku lakukan?"
"Hanya meminta Harry membaca laporan yang sudah ku rekap. Setelah itu tolong minta ia tandatangani yang hanya dimaterai saja."
Ann memberikanku map bewarna merah. Awalnya aku pikir hanya itu saja jadi aku tidak perlu lama-lama di dalam ruangan bersama Harry namun ia memberiku map bewarna lainnya. "Dan ini, tolong kau scan tapi sebelumnya kau harus memberi cap, sayangnya cap itu hanya ada di ruangan Harry karena kau juga perlu tanda tangannya. Ini cukup banyak."
Aku menelan ludahku memikirkan akan berapa lama aku berada disana, aku tidak merasa keberatan menolong Ann tapi aku masih canggung jika bersama dengan pria itu di dalam satu ruangan.
Aku tersenyum. "Aku paham. Ada lagi?"
"Sebenarnya ada, tapi aku masih bisa meng-handle."
"Kau yakin?" tanyaku menatapnya dan perutnya bergantian dan Ann mengangguk sebagai jawaban.
Aku tersenyum kemudian menumpuk map tersebut dan meninggalkan Ann dan ia pun sudah mengatakan akan menggantikan posisiku selama aku menyelesaikan tugasnya.
Langkahku sedikit tergesa-gesa memasuki lift yang akan tertutup, aku malas menggunakan tangga, aku berada di lobby sementara ruangan Harry di atas sana, bercanda jika aku harus menggunakan anak tangga untuk mencapai ruangannya?
Aku mendesah lega namun seketika aku ingin mengumpat saat melihat Harry dan Memma. Ini salahku tidak memerhatikan yang ada di dalam lift dan memilih melihat jam tanganku. Aku mendengkus melihat Memma yang menatapku, sementara Harry tengah sibuk dengan iPad yang ada di genggamannya dan sesekali keningnya mengkerut.
Telingaku mendengar decakan sebal Memma yang aku tidak tahu itu untukku atau Harry yang tengah sibuk. Pintu lift terbuka, saat ku lihat menunjukan lantai 6 dan Memma pun keluar tapi tangannya berulah mengusap bahu Harry sebelum keluar dan menatapku sinis dan ku balas dengan alis yang melengkung ke atas.
Apa permasalahannya denganku? Jika tidak ingat sedang di kantor tentu saja aku menjabak rambutnya itu dan menendang tulang keringnya, serta heels-ku aku colok pada matanya sebagai balasan tempo hari lalu saat ia mengatakanku whore. Ak-
Cukup. Aku terdengar mengerikan.
"Al."
Aku melirik Harry yang ternyata berdiri di sebelahku, seketika aku meringis menyadari Memma keluar dari lift ini tapi aku juga tidak suka jika ia berada satu ruangan denganku. Karena aku merasa suhu di sekelilingku mendadak panas jika ada manusia sejenis Memma di dekatku.