"Kurang lebih seperti itu. Bagaimana?"
Aku mengerjap kemudian mengangguk dua kali seakan-akan paham penjelasan dari perempuan dengan nametag Ann. "Ya. Terimakasih."
Semalam aku menghabiskan waktuku untuk mem-browsing mengenai Styles Architecture. Jika kalian penasaran kenapa, jawabannya adalah sekarang aku sudah bekerja di kantor pria tua itu sebagai receptionist bagian yang melayani tamu yang datang, membuat janji, dan sebagainya.
Ayah memberitahuku hal apa-apa saja yang biasanya ditangani oleh seorang receptionist dan aku juga sudah tahu melalui google. Sudah ku bilang, google adalah sumber informasi. Aku tidak tahu bahwa Harry telah memberitahu ayahku tentang pekerjaan yang akan ku lakukan disana nanti, pria tua itu sengaja tidak menempatkan aku ditempat yang cukup crowded, seperti kepala bagian administrasi dan semacamnya.
Alasannya sangat simpel. Harry tidak ingin aku bekerja lembur, bukan karena ia tidak memercayaiku atau apa, hanya saja pria tua itu merasa bahwa yang pantasnya bekerja keras itu adalah Harry Edward Styles dan ayahku tentu saja menyetujuinya.
Ayahku mempunyai pemikiran yang sama, karena baginya, seorang perempuan tidak pantas untuk bekerja lebih dari prianya, karena sebenarnya tanggung jawab perempuan itu lebih berat.
"Masalah rumah yang mengurus perempuan, masalah masakan yang mengurus perempuan, masalah apapun lebih dominan perempuan. Apa lagi nanti kalau sudah berbadan dua, tingkatan rasa lelah jauh lebih dratis naiknya." Begitu kata ayahku dan aku sebagai perempuan harus mencari pria yang bisa mengerti posisi itu dan itulah kenapa ayah sangat setuju dengan keputusan perjodohan ini. Ayah sudah tahu keluarga Harry dan begitupun sebaliknya.
Itu menurut sudut pandang ayahku dan aku hanya bisa mengangguk kepala saat ayahku memberi ceramah jika aku mencari sosok lelaki yang akan menjadi pengganti ayahku dalam mengawasiku, menyanyangiku dan semacamnya.
"Baik kalau begitu selamat bekerja, Zaleena."
Aku meringis. "Aleena lebih baik."
"Baiklah."
Kemudian aku hanya membalas dengan senyuman kecil, kemudian mengikuti salah satu staff yang ditunjuk Ann untuk memberitahu tentang pekerjaanku sekarang.
Aku memerhatikan apa-apa saja yang diberitahu, sesekali bertanya jika ada yang tidak jelas atau belum sampai ke otakku. Meli—perempuan yang membantuku— juga baru bergabung disini, ia membertiahuku agar aku tidak terlalu tegang selama 1 bulan ke depan ini karena statusku masih latihan, jadi aku masih perlu diawasi.
Waktu kali ini bersahabat denganku, sudah 4 jam lamanya aku menerima arahan-arahan dan sesekali langsung mempraktekan arahan yang diberikan. Meli mengajakku untuk ke kantin di lantai 5, awalnya aku menolak karena lebih memilih makan diluar tapi Meli mengatakan bahwa dihari pertama aku harus mengunjungi kantin jadi petugas kantin bisa mendata diriku.
Mataku menjelajah seisi kantin, tidak terlalu ramai itu yang dapat ku simpulkan. Aku sedikit senang karena tidak harus dilihat banyak orang, Meli memberiku selembar kertas yang harus ku isi untuk pejaga kantin. Setelah itu aku dan Meli duduk di dekat jendela.
Meli memberiku menu dari kantin ini membuat alisku melengkung ke atas. "Kau bisa memilih makanan yang kau mau."
Aku hanya mengangguk mendengarnya dan benar saja saat aku membaca menu kantin ini, meskipun hanya ada 3 makanan pokok, dessert, dan appetizer menurutku itu termasuk lumayan ditambah setiap 3 hari sekali menu makanan di kantin ini diganti.
"Kau sudah pernah bertemu dengan pemilik kantor ini?"
"Harry Styles?" tanyaku dan Meli mengangguk, "sudah."