22. Revita - The Truth

6.1K 339 32
                                    

Hai semuaaa, maap kalo lama apdetnya. Lagi sibuk soalnya. Part ini part terpanjang yang pernah aku ketik-_-

Habis ini apdetnya agak lamaan yaa.-.

Makasih udah mau setia nungguin cerita abal punya Alvaro-Revita;3

Maap kalo part ini feelnya kurang yak, setidaknya diriku pernah berjuang;"

Dan selamat buat kalian yang berhasil nebak siapa pelaku yang nyulik Revita yak hahaha

Btw, aku juga suka Revaro yang dibuat salah satu readers yang aku lupa usernya wkwkwk. Maapin yak;3

#PeaceUp

---------------------------------------

“Hoy, bangun lo!” Sebuah teriakan yang sukses memekakan telinga mampir di indera pendengaranku. Aku juga merasakan ada seseorang yang mengguncang-guncangkan tubuhku dengan kasar. Dengan kepala yang sedikit pusing, akhirnya aku memaksa kedua mataku untuk terbuka. Susah payah aku membiasakan fokus pandanganku.

Bingung. Itulah yang aku rasakan ketika melihat pria bertubuh besar menggunakan topeng kupluk berwarna hitam guna menutupi wajahnya. Aku berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi padaku. Seingatku, tadi pagi aku melepas kepergian Alvaro dengan galau luar biasa, lalu memutuskan untuk mengurung diri di kamar, tapi mendadak ada orang yang mengetuk pintu dengan tidak sabaran, dan saat membuka pintu tiba-tiba saja aku diserang oleh seseorang hingga semuanya menjadi gelap. Dan sekarang, aku tidak tahu sedang berada di mana. Oh! Jangan-jangan aku sudah diculik oleh orang-orang tidak bertanggung jawab itu.

Kurasakan kedua tanganku terikan ke belakang. Membuat nyeri di beberapa persendianku. Orang bertopeng itu menarik lenganku dengan kasar untuk mengikuti langkahnya. Aku meronta-ronta untuk dilepaskan, tetapi karna tenaganya yang memang lebih besar dari padaku, akhirnya aku hanya bisa mengalah dengan pasrah. Bahkan ia sempat melayangkan sebuah tamparan di pipi dengan teganya. Membuat pipiku terasa perih dan berdenyut kesakitan. Coba saja kalau dulu aku ikut Yuuta karate, mungkin akan lain lagi ceritanya.

Orang itu membawaku menuju ke sebuah pintu. Aku masih belum tahu sekarang sedang berada di mana. Tapi yang aku yakini, pasti tempat ini sudah lama sekali terbengkalai dan jarang dimasuki oleh orang. Terlihat jelas bagaimana joroknya tempat ini. Debu dimana-mana, sarang laba-laba juga tidak kalah banyaknya. Membuatku begidik ngeri. Orang gila bertopeng ini pun mendorong tubuhku masuk ke sebuah ruangan yang tak kalah kumuhnya dari yang di luar sampai aku jatuh tersungkur, lalu ia pun mengunci pintu tersebut dari luar.

“Aduh!” Rintihku ketika jatuh tersungkur. Karna aku sedang menggunakan celana tigaperempat, sudah pasti sekarang lututku lecet.

DUAGH!

Dengan susah payah, aku mencoba untuk berdiri. Lalu menendang pintu yang sudah terkunci itu sekuat tenaga. “Biasa aja bisa kali!” Teriakku pada siapapun orang yang ada di luar sana.

“DIEM!! JANGAN BERISIK, ATAU GUE HABISIN NYAWA LO, SEKARANG!!!” Balas sebuah suara berat yang membuat nyaliku langsung menciut. Masalahnya ia sudah mengancam seperti itu. Siapa juga yang akan berani melawannya? Sungguh sial! Memangnya apa sih dosa yang sudah aku perbuat sampai harus terjebak dalam situasi seperti ini?!

Tak berselang lama, aku mendengar suara rintihan yang berada tidak jauh dariku. Bulu kudukku langsung meremang seketika. Untuk ukuran bangunan yang sudah terbengkalai lama sekali, pasti ada saja makhluk gaib yang menghuni tempat ini, kan? Duh, kenapa mereka keluar di saat yang tidak tepat sih?

Berbekal keberanian yang seadanya, aku membalikan tubuh, dan mulai menajamkan pandanganku. Masalahnya tempat ini gelap sekali. Sudah kotor, gelap, kurang apa lagi? Cocok sekali untuk tempat berkumpulnya para setan. Tapi bukannya makhluk halus yang aku lihat, justru aku melihat seseorang yang sudah sangat aku kenal sekali. Ia meringkuk di lantai yang kotor dan dingin dengan tangan dan kaki yang terikat, serta mulut yang disumpal dengan kain—yang ngomong-ngomong, ewh menjijikan!

The Same FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang