Semoga suka sama Revitanya:3
Sekedar saran, coba baca sambil dengerin lagunya Trading Yesterday - May I, cek mulmed kalo pengen dengerin. Okee? =))
#PeaceUp
--------------
Aku mengendarai Honda Brio biru milik Alvaro dengan santai. Bahkan aku masih sempat menyenandungkan lagu kesukaanku. Tapi, suasana tenang itu tiba-tiba saja berubah mencekam. Langit yang tadinya masih terlihat cerah, berubah menjadi langit malam yang gelap. Jalanan yang tadinya ramai dengan banyak kendaraan, berubah menjadi sepi. Hanya ada diriku saja yang mengendarai mobil dan melintasi jalanan ini.
Oh tidak!
Ternyata ada mobil lain. Sebuah sedan berwarna hitam. Entah kenapa, melihat sedan yang berada tepat di belakangku justru membuatku takut. Tanpa sadar aku sudah menambah kecepatan mobil. Aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi sekarang mobil itu sudah berada di sebelahku. Yang tidak ku sangka, sedan itu mencoba untuk menabrakan diri padaku.
♪
Aku yang terkejut, langsung bangun dari tidur nyenyakku. Benar-benar mimpi buruk. Sepertinya aku masih terbayang-bayang ketika kecelakaan itu terjadi. Keringat dingin bercucuran di dahiku yang masih diperban. Tubuhku bergetar hebat. Saking buruknya mimpiku barusan, aku sampai terduduk di ranjang rumah sakit. Sudah dua hari dua malam aku berada di tempat ini, dan selama itu juga setiap kali aku tertidur selalu saja mimpi itu yang datang menjadi bunga tidurku.
Jam dinding di atas pintu masuk menunjukan pukul dua belas kurang sepuluh menit tengah malam. Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan yang hanya mendapat bantuan dari sinar bulan ini. Kenapa sepi sekali? Kemana orang yang seharusnya menjagaku? Seingatku tadi dia tidur di sofa yang tak jauh dari ranjangku. Tapi kenapa sekarang sudah tidak ada siapa-siapa lagi?
Ketakutan mulai menyelimutiku kembali. Sejak peristiwa kecelakaan-yang-disengaja-entah-oleh-siapa itu aku menjadi seseorang yang teramat-sangat penakut. Aku jadi paling tidak suka kalau sudah ditinggal sendirian seperti sekarang ini. Apalagi sekarang aku berada di rumah sakit. Tempat paling horror nomor satu dalam daftar tempat terangker versiku. Tanpa sadar aku sudah menangis sesenggukan memeluk kedua lututku sendiri.
“Lho, Ta, kamu kenapa?” Aku menoleh ke sumber suara. Terlihat Alvaro baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan sedikit panik, karena melihatku yang menangis sesenggukan, ia langsung menghampiriku. Dan saat itu juga aku langsung melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya.
“Ta, kenapa nangis?” Tanya Alvaro mengulangi.
“Kamu kok ninggalin aku sendiri sih, Va?” Sahutku di tengah isak tangisku. Alvaro langsung melepaskan kedua tanganku dari pinggangnya. Ia pun duduk di sisi ranjang dan meletakkan kedua telapak tangannya di kedua sisi pipiku yang basah karena air mata.
“Hei, aku nggak kemana-mana. Dan nggak akan kemana-mana.” Ujar Alvaro menenangkanku. Ia menghapus air mata yang masih mengalir di pipiku dengan ibu jarinya.
“Tapi tadi kamu nggak ada waktu aku bangun, Alva.”
“Aku cuma ke kamar mandi, Ta. Nggak sampe keluar kamar.” Kata Alvaro lagi. Aku tahu ia berusaha menenangkanku, tapi usahanya sama sekali tidak mempan untukku. Alvaro menarikku ke dalam pelukannya. Otomatis kedua tanganku langsung melingkar di lehernya. “Udah, jangan nangis lagi. Aku udah ada di sini.” Ia pun mengusap rambut panjangku dengan perlahan. Sedikit demi sedikit aku sudah mulai merasa tenang.
“Sekarang kamu tidur lagi ya, Ta.” Perintahnya dengan lembut. Dengan cepat aku langsung menggelengkan kepala dan mengeratkan pelukanku padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Feelings
Teen FictionKisah Alvaro Gavriel dan Revita Pradipta yang baru saja dimulai... --Sekuel The Same Things--