#55

13 0 0
                                    

Apakah seperti ini rasanya dipatahkan oleh ekspektasi? Saya yang lemah, atau memang semesta yang terlalu berani?

Memang beberapa pertanyaan tidak mesti ada jawabannya sekarang, dan kemauan tidak mesti terealisasikan sesuai dengan keinginan; semua memiliki porsi dan waktunya masing-masing.

Tapi, apakah saya bisa keluar sebagai orang merdeka setelah mengembara dalam ketidakpastian? Tidak ada tempat berteduh untuk membaringkan lelah; tidak ada rumah untuk membasuh luka. Tidak ada yang bisa memahami. Seolah sunyi dan sepi adalah teman paling pasti dan yang paling mengerti. Dengan kesendirian yang begitu erat mendekap diri.

Bagaimana kalau saya menemukan orang yang bersedia menjadi tempat terakhir saya berkelana? Yang begitu memahami orang seperti saya yang enggan membuka suara atas kerasnya kemauan hati? Menjadi peluk untuk menenangkan keributan yang terjadi di dalam kepala? Pasti, rasanya pasti senang sekali, pasti bahagia sekali.

Tapi bagaimanapun, menemukan tempat paling rumah bagi saya hanyalah mimpi -- yang seketika lenyap begitu saja termakan oleh kenyataan.

Seperti inikah rasanya jika sudah terlalu lama terjebak dalam lubang diam. Hanya berisi lolongan suara sendiri. Tanpa kedatangan; tanpa sambutan tangan pertolongan?

Sampai kapan -- sejauh mana waktu membawa jiwaku yang telah membeku kaku menuju dalamnya kegelapan?

Mungkin tanpa saya sadari, sebenarnya kegelapan dan kesendirian adalah rumah saya, untuk menetap dan tinggal -- selamanya.

Ruang PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang