Hujan Abu Abu
Diantara hujan yang memekik, ada air mata yang sibuk mencari jalan pulang. Aku tak mampu menulis di tanganmu sebab sebuah genggam tangan asing yang erat melingkar di jarimu. Sedang kita begitu hafal cara saling menemukan, tetapi tidak pernah paham bagaimana cara bertahan.
Ditengah deras, resahku menjelma menjadi kata-kata lalu menggumpal bersama awan dan berarak menuju perkarang rumahmu. Berharap untuk kamu menghirupnya dalam nafasmu yang turun naik sampai menyesakkan dada.
Di dadamu ada tulisan yang tidak pernah selesai. Tentang rindu yang lumpuh di tengah jalan dan cinta yang mekar ditempat lain. Dan di permukaan mataku kamu menuliskan luka perpisahan.
Cukup, semoga semesta bosan dengan warna abu-abu lalu menampakkan langit dengan banyak warna yang menyenangkan.
***