3

20K 713 13
                                    

***

Jam telah menunjukkan pukul 7, akan tetapi Dru masih duudk di Lobby hotel tempat berlangsungnya pernikahan Juna dan Saras. Team make up sudah pulang, tinggal ia sendiri yang tadi membantu Saras melepas baju dan membersihkan riasannya. Karena tadi pagi ia berangkat bersama Utari, dan kini teman-temannya meninggalkannya di Hotel. Hanya ada dua pilihan, antara naik ojek online atau numpang mobil Indra. Kebetulan pria itu masih di sini, Dru sudah akan menghubungi Indra ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Arjuna :

Kamar 555, sekarang.


Drupadi :

JANGAN GILA KAMU!


Arjuna :

Aku baru males ribut Dru, ke sini sekarang atau aku seret kamu dari Lobby.


Drupadi :

Ngapain aku ke sana?



Arjuna :

Dalam 5 menit kamu engga sampai sini, aku ke Lobby. Kalo perlu aku beneran seret kamu.



"Shitt," umpat Dru sebal. Ia tidak mengerti apa yang sebenarnya pria itu mau. Akan tetapi Dru segera bergegas menuju lift untuk naik menuju kamar yang Juna pesan. Karena wanita itu yakin, jika ia tidak segera menemui Juna, pria itu tidak segan-segan menyeretnya, atau bahkan membopongnya seperti karung beras.

Selain akan malu, Dru khawatir jika ada keluarga ataupun tamu undangan Juna dan Saras yang bakal melihat kelakuan pria itu. Dru menekan bel kamar 555, seseorang membukakkan pintu lalu nampak pria tampan dengan jas silver. Itu Juna, kekasihnya.

Belum sempat Dru berbicara, Juna telah menariknya memasuki kamar. Sedari tadi Pria itu sudah menahan diri untuk tidak menyentuh Dru-nya, walaupun seharian ini wanita itu berada di sekitarnya. Ia tersiksa melihat kekasihnya itu mondar mandir di hadapannya, apalagi dengan dress Out Off Shoulder maroon yang tampak cantik di badan Dru. Akan tetapi leher dan bahunya itu seakan-akan melambai lambai untuk ia ciumi. Pikiran kotornya, mencari cara bagaimana bisa menghiasi bahu itu dengan beberapa kissmark, atau bisa lebih banyak lagi.

Juna mencium bibir penuh Dru yang hanya dipoles lipbalm dan sedikit liptint. "Strawberry," ujar pria itu di tengah-tengah ciuman mereka, Dru hanya tersenyum mendengar Juna menyebutkan rasa lipbalm yang ia pakai.

Dru melumat bibir bawah Juna yang terasa lembut dan kenyal. Sedangkan Juna dengan gemas menggigit bibir penuh Dru sehingga membuatnya membuka mulut. Kesempatan itu tidak disia-siakan pria itu untuk memasukkan lidahnya. Pria itu selalu menyukai bibir manis Dru, apalagi saat tanpa sengaja meloloskan desahannya.

"Kau ingin menggodaku hmm? Menggodaku di hari pernikahanku?" tanya Juna sambil mulai mengendus leher Dru. Sesekali mengecup dan meninggalkan tanda kepemilikannya di sana.

"Ahh, jangan dileher Mas."

"Kenapa? Hmm?" Tanya Juna menggoda, kini mereka sudah berdiri di dekat ranjang Juna memeluk Dru dari belakang sembari menciumi leher gadis itu . "Aku dari tadi udah engga tahan buat nyentuh kamu Dru!"

"Mas, nanti kamu dicariin Kak Saras."

"Aku engga peduli, sekarang aku cuma mau kamu." Pria itu sudah diliputi oleh gairah. "Happy birthday sayang. Kamu mau hadiah apa?"

"Aku mau apa yang selama ini aku pengenin Mas."

"Dru jangan becanda."

"Aku engga becanda Mas! Aku pengen anak, please."

Dru balik badan menghadap Juna, ia berjinjit untuk mencium bibir pria itu kembali. Ia mengalungkan tangannya di leher pria itu, lalu turun untuk melepaskan kancing jas yang dikenakan Juna lalu membuang jas itu sembarangan. Dru yang memakaikan jas itu dan ia juga yang melepaskannya malam ini. Juna mencari risleting dress Dru dan tak sabar untuk melucuti pakaiannya. Pria itu menyukai Dru mengenakan dress maroon yang nampak cantik di badannya, akan tetapi ia lebih suka wanita itu telanjang.

Tak berapa lama mereka telah polos, AC di ruangan itu suhad di setting paling dingin. Akan tetapi mereka tetap merasa gerah karena kegiatan yang mereka lakukan. Malam itu mereka memadu kasih, dan kali ini mereka melakukannya tanpa pengaman. Mereka juga mengabaikan Saras yang saat itu menunggu suaminya di kamar pengantin.

***


Saras :

Abang dimana?


Pesan yang dikirim Saras sejak pukul 9 itu belom di baca oleh Juna. Pria itu izin untuk menemui teman-temannya. Akan tetapi kini udah pukul 1 malam dan pria itu belum kembali ke kamar. Padahal ia sudah mengenakan lingerie hitam yang baru dibelinya. Memang ini bukan pertama kali mereka berhubungan badan.

Pacaran 5 tahun yang mereka jalani, bukanlah hubungan yang sehat. Sampai akhirnya setahun yang lalu Saras memutuskan untuk berhijab dan mencoba tobat. Awalnya sulit, kadang mereka masih ciuman. Sampai akhirnya lama-kelamaan Saras bisa mengendalikan nafsunya. Dan ia memutuskan hubungan dengan Juna. Sampai akhirnya sebulan yang lalu mereka memutuskan menikah karen perjodohan keluarga.

Tetapi Saras tidak tau bahwa selama setahun belakangan Juna berhubungan dengan Dru. Dan Juna pun menutupi hubungannya dengan Saras. Dru baru mengetahui ketika tanpa sengaja melihat Juan dan Saras beserta keluarganya merayakan pertunangannya di sebuah restoran. Pada saat itu Dru sama sekali tidak meluapkan emosinya, wanita itu memilih diam dan meninggalkan restoran. Di malam harinya pintu rumahnya diketuk, bahkan di dobrak oleh Juna.

Pria itu mencoba menjelaskan hubungannya dengan Saras. Ia tetap akan menikahi Saras, tapi tidak akan pernah melepaskan Dru. Betapa egoisnya Juna ini, ia menginginkan Dru  tetap menjadi miliknya. Wanita itu menolak dan mencoba menghilang dari kehidupan Juna, akan tetapi pria itu menggunakan kekuasaanya untuk nyeret Dru dan mengurungnya di apartemen.

Dru bagaikan tahanan yang tidak diperbolehkan keluar dan memegang ponsel ataupun laptop. Sampai akhirnya wanita itu menawarkan kesepakatan, ia akan menjadi simpanan atau selingkuhan Juna asalkan pria itu membiarkannya hidup bebas.

Dahulu Dru dan Juna tanpa sengaja bertemu di pernikahan salah satu sahabat Juna. Dru lah yang saat itu merancang busana sang pengantin. Wanita itu terpesona mendengar Juan mempersembahkan lagu untuk pengantin baru itu. Suara nya begitu memukau, membuat Dru yang hatinya sudah lama mati rasa kembali menghangat. Jatungnya berdebar kencang saat tidak sengaja bertatapan dengan mata pria tampan itu.

Sedangkan Juna tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Dru, wanita itu mengenakan dress silver selutut. Ia menggunakan make up tipis, rambut coklat panjangnya di tata messy bun. Wanita itu sama sekali tidak mencoba berpenampilan sexy ataupun menggoda, akan tetapi tatapan mata Dru membuat sesuatu dalam dirinya begejolak.

MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang