19

8.9K 605 13
                                    

Please kindly leave your vote and comment. And pardon me for the typos. happy reading ♥️


***

Dru sedang menyiapkan baju serta tas yang akan dibutuhkan saat dirinya melahirkan saat pintu rumahnya diketuk. Wanita itu heran, siapa yang bertamu malam-malam seperti ini. Ia menduga mungkin Dave yang ingin mengganggunya.

“Selamat malam Dru.” sapa Amy dengan senyum lebarnya.

“Bunda!” Dru tidak dapat menutupi keterkejutannya, apalagi melihat pria paruh baya yang berdiri di belakang Amy.

“Bunda sana ayah boleh masuk?”

“Ohh silahkan masuk bun,”

Mereka berjalan menuju ruang tamu Dru, Hadiwijaya menatap tajam wanita hamil yang kini duduk di hadapannya. Wanita ini memang manis, pria itu bingung apa yang membuat anaknya tergila-gila pada Dru. Jika biasanya selingkuhan terlihat nakal dan penggoda, Dru sangatlah berbeda. Wanita itu begitu sopan dan anggun, tidak seperti yang ada di pikiran Hadiwijaya sebelumnya.

“Ayah jangan pelototin Dru kayak gitu!” Amy sebal dengan cara Hadiwijaya menatap Dru, tatapan menilai dan mengintimidasi ditujukan pada wanita hamil itu.

“Perkenalkan saya Hadiwijaya, ayah dari Arjuna.”

“Saya Drupadi om.”

“Ya Allah, bunda baru sadar!” pekik Amy tiba-tiba “Apa jangan-jangan Arjuna sama Drupadi itu memang jodoh yaa? Nama mereka mirip di tokoh perwayangan Mahabarata, kalo di sana kan mereka pasangan suami istri.”

Dru hanya meringis mendengar perkataan Amy, padahal wanita itu tidak pernah terpikir sampai sana hanya masalah nama Drupadi dan Arjuna.

“Bunda jangan ngaco!” Hadiwijaya menegur istrinya.

“Permisi bunda, om, Dru mau ke belakang sebentar.”

“Engga usah repot-rept Dru, tapi sini bunda bantu. Bunda haus juga soalnya.” Amy mengikuti Dru yang berjalan ke dapur, sedangkan Hadiwijaya geleng-geleng kepala meliat tingkah istrinya yang kurang sopan dalam bertamu.

Tidak berapa lama kemudian Amy dan Dru kembali ke ruang tamu membawa minuman serta beberapa camilan.

“Dru gimana kabar kamu setelah pergi dan membawa calon cucuku?” Dru merasa tidak nyaman dengan pertanyaan Hadiwijaya.

“Maaf sebelumnya karena saya kabur Om, dan alhamdulillah kabar saya baik.”

“Kamu panggil istri saya bunda, tapi panggil saya om. Panggil saya ayah.” Amy mengulum senyumnya.

“Iya Dru panggil ayah saja ya sayang. Kamu jangan takut, ayah engga gigit kok, kalo dia gigit nanti bunda gigit balik.” 

***

Amy mengajak Dru tinggal di salah satu vila keluarganya di daerah Nusa Dua, akan tetapi wanita itu menolak. Sehingga saat ini Amy dan suaminya terpaksa tinggal di rumah yang disewa Dru. Seperti hari biasanya pagi ini Dru berjalan-jalan di sekitar rumah, Dave yang telah menyelesaikan jogging paginya segera menghampiri wanita itu.

“Selamat pagi bumil cantik.” Sapa Dave sembari mencoba mengatur napasnya, pria itu sudah basah oleh keringat hasil joging nya.

“Pagi Dave.”

“Semalam orang tua kamu cari kamu di penginapan Dru.” Dru meringis karena pria itu mengira Amy dan Hadiwijaya adalah orang tuanya.

Sebelumnya ketika Amy dan Shinta mengantarnya pulang, Dru memilih turun di penginapan karena tidak ingin mereka tahu tempat tinggalnya. Oleh karena itu semlam dia terkejut menemukan Amy dan suaminya di depan rumahnya. 

“Dru aku mampir rumah yaa, aku rindu kopi buatanmu.”

“Hmm tapi pagi ini aku harus pergi, lain kali saja bagaimana?” Dru tidak ingin Dave bertemu lagi dengan orang tua Juna.

“Dru!!” Teriak Amy dari depan pagar rumahnya. Dru pun segera menghampirinya, apalagi melihat wajah Amy yang terlihat kalut.

“Kenapa bun?”

“Bunda kira kamu kabur lagi.” Dru hanya meringis mendengar jawaban Amy.

“Dru cuma jalan-jalan pagi kok bun.”

“Sendirian? Kenapa engga ajak bunda aja.” Amy menangkap sosok Dave di belakang Dru.

“Selamat pagi tante.” Sapa Dave dengan senyum manisnya.

“Loh nak Dave.” Amy hanya pura-pura terkejut. “Olahraga bareng Dru?”

“Tadi ketemu di jalan tante, tapi emang biasanya saya ngintilin Dru jalan sih tan. Hehe.” Dru merutuki jawaban Dave yang membuat Amy berpikir macam-macam.

“Ohh begitu, terimakasih yaa udah ditemenin.”

“Iya tante engga masalah, lagian saya suka mampir rumah Dru kalo pagi. Habis kopi buatan Dru nikmat banget tan.”

Dru semakin tidak nyaman dengan jawaban Dave dan tatapan menyelidik Amy. Sedangkan Dave menjawab pertanyaan Amy dengan senyuman di wajahnya.

“Kok muka kamu engga asing yaa, kayak pernah liat di mana gitu?”

“Di TV mungkin tan,”

“Loh kamu artist?”

Pria itu tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaan Amy. Sedangkan Amy melongo tidak percaya.

“Ohhh tante inget, kamu host yang jalan-jalan di alam itu kann? Yang perutnya kotak kotak kayak roti sobek? Bunda sama Shinta suka liat dia di TV Dru.” lapor Amy pada Dru.

Sebenarnya Dru meragukan jika Dave betulan artist, memang pria itu memiliki tampang bule yang rupawan. Ia tidak mengira Dave seterkenal ini, bahkan sampai Amy tahu.

“Sini-sini mampir dulu, biar tante buatin kopi.”

“Wahh boleh tante.”

Saat Dru akan membuatkan minuman untuk Amy, Hadiwijaya, dan Dave dilarang oleh Amy. Ia diperintahkan untuk bersih-besih, sedangkan Amy yang akan membuat minuman. Seperti Amy sangat senang bisa mengundang artist minum kopi di rumahnya, lebih tepatnya rumah Dru.

Entah bagaimana ceritanya ketika Dru keluar dari kamar, ia melihat Dave yang sedang bermain catur dengan Hadiwijaya sedangkan Amy masih sibuk melihat dan mengajak artist itu mengobrol. Dru pun ikut duduk di samping Amy.

“Nak Dave suka sama Dru?” Tanya Hadiwijaya tiba-tiba, membuat Dru yang sedang meminum tehnya tersedak.

“Uhuk..uhuuk..”

“Hati-hati nak.” Amy mengelus punggung Dru.

“Siapa sih yang ga suka putri om, udah cantik, manis, sabar lagi. Saking sabarnya selama ini saya gangguin engga pernah marah loh om. Paling cuma cemberut kalo ga menggerutu aja.”

Hadiwijaya dan Amy saling memandang, seolah saling berbicara akan tetapi hanya mereka yang mengerti arti tatapannya. Dru tidak nyaman dengan berada dalam situasi ini, apalagi kini Dave menatapnya dengan senyuman mautnya










 Dru tidak nyaman dengan berada dalam situasi ini, apalagi kini Dave menatapnya dengan senyuman mautnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus foto Dave yang lagi lari di tepi pantai.

Terimakasih udah baca cerita MINE :)

Ditunggu kritik dan sarannya yaa...

MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang