Bab 6 - Jumper

11 1 0
                                    

-- Kilas Balik Semalam --

"Sebenarnya, aku bermimpi..." Ujar Allen pelan, saat semuanya sudah hendak memejamkan mata.

Paul mengerutkan dahinya, "Mimpi...?"

Allen mengangguk, "Aku pernah mimpi, berada di depan gua, tersinari oleh matahari, dan percikkan air yang tidak begitu deras tapi berulang kali..."

"Apa kau mau bilang kalau itu ada hubungannya dengan tempat ini?" Paul memandang Leslie, "Dia juga bermimpi seperti itu, dan kurasa hanya kebetulan." Ia mengangkat kedua bahunya.

"Sudahlah, ayo tidur."

-- Kembali ke waktu sekarang --

Suara kicauan burung mengiringi suasana pagi itu.

"Kita sudah sampai." Leslie menghentikan langkahnya, diikuti oleh Allen. Di depan mereka, terdapat gua besar di balik air terjun.

Allen terkesiap saat memandangi gua tersebut, "Gua ini...?" Pikirannya kembali ke momen di mana ia bermimpi berada di depan gua, di pagi hari.

"Bagaimana?" Tanya Leslie, "Persis dengan yang ada di mimpimu 'kan?"

Allen mengangguk, "Iya... suara percikkan airnya, sinar mataharinya... semuanya persis dengan yang ada di mimpiku..."

"Baguslah." Leslie menghela napasnya, "Setidaknya mistreri tempat ini bagimu sudah terpecahkan walaupun baru satu."

Ia mulai mengeluarkan tombaknya, "Sekarang, ayo kita berburu."

"Berburu? Berburu apa? Tidak ada rusa di sekitar ini...?" Tanya Allen.

"Tentu saja berburu ikan." Balas Leslie, "Cepatlah, kita harus bergegas."

"Kau benar juga." Allen ikut mengeluarkan tombaknya, dan bergegas menuju sungai, "Apa ini tidak terlalu dalam?"

"Tidak." Balas Leslie, "Aku sering berendam di sana, dangkal kok."

"Begitu 'ya." Allen masih tampak ragu, "Oke deh." Ia mulai menggulung celananya, dan melepaskan seragam tentaranya.

"Kau... sejak kemarin terus memakai itu?" Tanya Leslie keheranan.

Allen mengiakan, "Aku tidak punya pakaian cadangan, jangan sampai yang ini basah juga." Jelasnya.

Dari balik air terjun, muncul beberapa mahluk berbentuk aneh, bergigi runcing dan memilikki cakar di tangannya.

"Mahluk apa ini?!" Allen terbelalak, ia yang semula berniat mencari ikan, langsung bersiaga dengan tombaknya.

"Mereka...?!" Leslie menggenggam tombaknya kencang-kencang, "Dari mana mereka muncul..!?"

Ia terkejut, "Jangan-jangan... bersembunyi di dalam gua!?"

"Leslie, mahluk apa ini!?" Tanya Allen panik, "Kau tahu sesuatu tentang mereka 'kan?!"

Leslie menepuk jidatnya, "Ellan tidak menjelaskannya semalam 'ya?!" Ia menggeram, "Mundurlah ke sini!"

Allen perlahan melangkah mundur, mendekat pada Leslie, "Kita harus bagaimana sekarang?!"
Leslie tidak menjawab pertanyaan Allen.

"Hei, hei..." Ia tampak marah, "Jangan kau kotori air sungai inii!!" Ia langsung berlari ke arah mahluk tadi, bersiap menghujam dengan tombaknya.

"Hei!" Allen terbelalak, "Bukannya tadi aku disuruh mundur?!"

'Grrrkhhkk!' Leslie tak mengindahkan pertanyaan Allen dan langsung menusuk tenggorokkan salah satu mahluk aneh itu.

"Sini kau!" Ia langsung menyeret mahluk yang masih tertusuk tombaknya, keluar dari sungai.

"Ghhhrrwwww!" Dari belakang, mahluk yang sama muncul melompat hendak menerkam Leslie.
Allen reflek berlari ke arah Leslie.

"Awas!" Ia menahan mahluk tersebut dengan tombaknya, "Eeeekkkhhh!!"

"Matilah!" Leslie langsung menghujam matanya hingga mengerang kesakitan. "Barusan itu bahaya! Kau harus menggunakan tombakmu dengan hati-hati!" Ia menegur Allen.

"Kau sendiri juga!" Tunjuk Allen pada Leslie, "Bertindak secara sembarangan." Kilahnya, "Yah, aku sendiri juga baru pertama begini..."
Leslie terdiam malu, "Ya sudahlah." Ia lalu memandangi satu ekor yang sudah ia bunuh.

"Mereka... kenapa bisa begini?"

"Kau tahu sesuatu tentang mereka, 'kan?" Tanya Allen, "Kau pasti tahu sesuatu?"

Leslie mengangguk, "Kami menyebut mereka... 'Jumper'."

"Jumper...?" Allen bertanya-tanya. "Nama macam apa itu?"

"Ya... karena mereka bisa melompat dengan sangat tinggi. Dan juga, mereka seharusnya aktif di malam hari." Jelas Leslie.

"Kami sepakat menamainya begitu." Ia menyeka keringatnya, "Entahlah, aku hanya tahu sejauh itu."

Sementara itu, di ruang bawah tanah...

"Hei..." Paul memecah keheningan, "Kenapa Leslie dan Allen masih belum kembali juga?" Tanyanya penasaran, ia sibuk mengemasi daging-daging yang ia tangkap kemarin, "Kita sudah mau berangkat, lho."

"Mana kutahu." Geleng Jun, "Mungkin mereka sedang berkencan?" Kekehnya.

Ellan menimpali, "Bodoh." Ia menghela napasnya, "Dari dulu Leslie masih setia pada Aven, mana mungkin dia tertarik pada Allen hanya dalam semalam ini?"

"Kau benar, bahkan tampaknya dia masih belum bisa melupakannya..." Jun menunduk, "Tunggu. Jangan-jangan dia mengajak Allen ke air terjun itu?"

Paul terbelalak seketika, "Benar juga..?" Ia menatap Ellan dan Jun, "Mungkin mereka sedang di sana, entahlah apa yang mereka lakukan." Simpulnya.

"Jadi apa mereka benar-benar berkencan?" Tanya Jun lagi dengan nada agak serius. "Walaupun rasanya tidak mungkin sih."

Ellan menggeleng-geleng, "Sudahlah, lebih baik kita selesaikan pekerjaan kita di sini!" Serunya, "Kita harus bergegas."

"Sesukamu saja."

Bersambung...

Journey On Dieverthe (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang