"Tolongg...!!" Allen membuka pintu, napasnya tersengal-sengal.
Sontak Jun yang berada di dekat pintu terkejut, "Hei, ada apa?!" Tanyanya sembari menghampiri Allen, "Leslie mana?!"
"Leslie... dia..." Allen menunjuk ke arah belakang, sembari masih menarik napas dalam-dalam, "Ada
sekumpulan mahluk aneh yang muncul dari air terjun, lalu, Leslie menyuruhku ke sini...""Mahluk aneh!?" Jun terkejut, lalu memandangi Ellan dan Paul, "Jangan-jangan...!?"
Paul terbelalak, "Jumper 'kah?!" Sangkanya, "Tapi bagaimana bisa-?!"
"Selama ini hanya prasangka saja ternyata, ayo." Ellan mulai memberi komando, "Kita harus bergegas!"
"Cepatlah, kita harus ke sana...!!" Ajak Allen tergesa-gesa, "Kalau tidak, Leslie akan..!"
Beberapa saat kemudian, Allen dan yang lainnya mulai menuju air terjun di balik hutan kembali,
membawa persenjataan yang lebih banyak. "Tidak kusangka ternyata mereka bisa muncul 'ya."Ellan mengangguk, "Selama ini kita hanya menduga kalau mereka itu mahluk nokturnal." Balasnya, "Tapi, kita sama sekali tidak bisa memahami secara langsung apa sebenarnya mereka."
"Dengan kata lain, kemungkinan terburuknya adalah..." Paul mencoba memprediksi, "Kita benar-benar tidak bisa leluasa bergerak di atas permukaan ini, 'kan?"
"Dari awal keputusan membangun pemukiman memang sudah tepat." Timpal Jun, "Yang perlu kita lakukan sekarang adalah menyelamatkan Leslie, dan pergi dari sini." Ujarnya.
Jun lalu beralih memandangi Allen, "Ngomong-ngomong, bisa-bisanya kau meninggalkan dia sendirian...?" Tanyanya, dengan nada menyindir.
Allen tertegun, "Maafkan aku. Aku hanya..."
"Sebagai orang baru di sini, aku paham kenapa kau bersikap begitu." Sela Ellan, "Merasa bingung untuk mengambil keputusan, dan akhirnya membiarkan orang lain yang memutuskannya..."
"Aku pun dulu juga begitu."
Allen tampak seperti tidak menyangka, "Kau juga...?"
"Ya..." Angguk Ellan, "Benar 'kan, Jun?"
Jun ikut mengangguk, "Sebelum Aven tewas, tentunya."Allen yang mendengar itu merasa heran, "Dari kemarin kalian menyebut Aven, tadi pun Leslie juga..." Ujarnya, "Siapa sebenarnya Aven?"
--
Leslie berhadapan dengan orang yang sangat penting bagi dirinya, yang ia pikir seharusnya sudah tewas pada hari itu.
"Sudah beberapa lama 'ya kita tidak bertemu, Hillman..." Pria yang berada di hadapannya mulai bicara, "Aku... selalu ingin menemuimu." Ia perlahan berjalan mendekati Leslie.
Leslie refleks memasang posisi kuda-kuda, "Apa yang mau kau lakukan?!"
Langkah pria itu terhenti, "Tegang sekali...?" Ia tersenyum meledek, "Persis seperti saat berhadapan dengan Jumper."
Leslie masih dalam posisi kuda-kuda, "Kau... kau bukan Aven...?!"
"Ah, begitu 'ya..." Pria itu mengangguk-angguk, "Kau... tegang begini karena mengira aku ini palsu." Simpulnya.
"Diamlah!" Bentak Leslie, "Aven... sudah mati...!!" Tegasnya, "Mana mungkin... mana mungkin dia-"
"Hillman, ini aku, lho." Potong pria tersebut, Bagaimana mungkin kau bisa berpikir kalau aku ini bukan Aven yang kau kenal?" Tanyanya.
Pria yang dipanggil Aven itu melanjutkan, "Bukankah kau ingat janji terakhir kita malam itu?"
Leslie tertegun, "Kau bilang... janji?"
"Benar." Aven membenarkan, "Janji kalau kita akan bertemu kembali." Lanjutnya, "Yang kulakukan
sekarang hanyalah menepati janjiku, yaitu menemuimu."Leslie mulai goyah dengan pendiriannya, "Aven... kamu..." Ia melangkah hendak mendekatinya, "Kamu masih hidup...?"
Aven mengangguk, "Ya." Sembari tersenyum, "Aku masih hidup, dan akan terus hidup."
Langkah Lesie terhenti, tiba-tiba saja ia merasa pusing, 'Bhrkkkk!' Kedua lututnya menyentuh tanah.
"K-Kenapa... denganku...?" Ia memegangi kepalanya. Pandangan Leslie terhadap sekitar menjadi kabur dan bergoyang-goyang. "Rasanya... pusing..."
"Aku..." Matanya mencoba menelisik posisi Aven, "Aven... kamu..."
Sama-samar Leslie mendengar suara Aven, 'Nanti kita bertemu lagi.'
Seketika, semuanya menjadi gelap.
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey On Dieverthe (Book 1)
Mystery / Thriller1st of Dieverthe's Trilogy Project Allen terjebak di sebuah dunia yang asing baginya. Di sana, ia bertemu dengan orang-orang yang bernasib sama, menjalani aktivitas tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Ia bersama yang lainnya pun mu...