"Kevin!! Keviiinn!!" Di saat yang sama, Allen berteriak memanggil Kevin, berharap dapat
menemukannya, "Sialan... di mana dia?!" Ia tampak begitu khawatir.Ellan mencoba menenangkan, "Tenanglah, jangan panik!!"
Jun setuju, "Kita tidak akan menemukannya semudah itu, kau harusnya tahu itu."
Allen berbalik badan, "Tapi 'kan-"
'Bhrruuukkkk!!' Terdengar suara ambruk dari depan, yang membuat Allen dan yang lain menoleh ke arahnya, "KEVIN?!"
Allen terbelalak, melihat Kevin yang pingsan di hadapannya, "Kevin!" Ia sontak berlari menghampiri Kevin. "Kau baik-baik saja?!"
"Dia tidak sadarkan diri..." Ellan mengamati kondisi Kevin yang tampak begitu kurus, wajahnya babak
belur. "Dari tadi pasti dia lari dikejar-kejar..."Simpulnya, "Ayo, kita bersembunyi dulu." Usulnya.
Allen pun mengangkat Kevin lewat lengannya dan membawanya ke balik pohon, "Seharusnya di sini
aman...""Untuk sekarang, kita aman..." Jun menimpali, "Yang terpenting sekarang, kita harus keluar dari sini."
"Tapi..." Allen teringat sesuatu, "Paul dan Leslie masih belum ketemu...?"
"Ya, kau benar soal itu..." Angguk Jun, "Kita harus menemukan mereka dulu."
Ellan mencoba memikirkan rencana, "Bagaimanapun juga, kita tidak bisa mengabaikan mereka..." Ia menumpu dagunya, "Seharusnya, masih lama untuk terbitnya matahari..."
"Apa yang terjadi kalau mataharinya terbit?" Tanya Allen, "Bukankah kau bilang di sini selamanya adalah malam?"
"Memangnya kau pikir kenapa kita bisa masuk ke sini saat malam hari?" Tanya Jun, "Itu karena ketika
malam hari, aurora pembatas di sisi kita menyatu dengan aurora di sisi ini." Jelasnya."Kalau matahari di sisi kita terbit, maka aurora itu akan saling bertolak belakang. Kita harus menunggu seharian lagi."
Allen menyenderkan tubuhnya di pohon, "Berarti apa yang harus kita lakukan..." Ia benar-benar
kehabisan akal, "Atau memang sebenarnya...itulah tujuan musuh?""Mungkin juga." Angguk Ellan, "Dibandingkan dengan kita, ketahanan fisik Jumper jauh lebih rendah." Jelasnya, "Tapi, kalau jumlah mereka banyak, habislah sudah."
"Aku..." Tiba-tiba saja Kevin bersuara, "Aku tahu... di mana mereka...!"
Sontak Allen dan yang lainnya terkejut, "Kau sudah sadar?!"
--
"Jumlah mereka tidak ada habisnya ya..." Paul menghela napasnya, "Tapi, kita sudah membunuh cukup banyak..."
Leslie mengangguk, "Kau benar. Selain itu, ujung tombak kita juga sudah tumpul..." Ia memandangi
ujung tombaknya, "Aku masih bawa cadangannya, sekitar empat buah.""Sayang sekali, aku hanya punya dua buah." Balas Paul. "Meskipun begitu, bagaimana cara kita untuk menyerang si Ether itu...?" Ia bertanya-tanya sendiri, "Para mahluk ini seolah tidak membiarkan kita menyentuhnya sedikitpun."
Leslie memberi isyarat untuk mundur dengan melangkah perlahan ke belakang, "Nanti saja kita
memikirkannya..."Paul yang mengerti isyarat dari Leslie pun mengangguk, "Ya..." Ia dan Leslie mencoba menyelinap ke balik pohon dengan aman.
"Aku masih ragu tentang dia..." Ujar Leslie sembari mengamati Ether, "Apa dia benar-benar Aven..."
"Jangan ragu." Tegas Paul, "Entah dia Aven atau bukan, kita tidak boleh setengah-setengah!"
Leslie menunduk, "Tapi, kalau dia bukan Aven, kenapa dia tidak langsung menghabisi kita saja?"
Tanyanya, "Dia tinggal menyuruh Jumper itu untuk menghabisi kita dengan cepat 'kan?""Maksudmu apa dia tidak tega terhadap kita?" Tanya Paul balik, "Itu... mustahil." Bantahnya.
Leslie menegaskan, "Memangnya ada alasan lain?!"
BERSAMBUNG...
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey On Dieverthe (Book 1)
Mistério / Suspense1st of Dieverthe's Trilogy Project Allen terjebak di sebuah dunia yang asing baginya. Di sana, ia bertemu dengan orang-orang yang bernasib sama, menjalani aktivitas tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Ia bersama yang lainnya pun mu...