Bab 23 - Harga Yang Harus Dibayar

9 1 0
                                    

Setelah terdiam beberapa saat, Allen lalu berjalan tertatih-tatih menuju rombongan Ellan dan yang lainnya. "Aku seharusnya tahu... konsekuensi dari pilihanku..."

"Aakhhh!" Ether meninju perut Paul dengan kencang, lalu menendangnya ke tanah, ia lalu menoleh kembali ke arah jasad Ellan yang sudah tidak berbentuk, dan juga Jun, "Ini... sudah tidak bisa dikembalikan lagi."

"Kecuali jika aku menyerap mereka berdua, aku bisa memanipulasi dunia ini sesukaku..." Gumam Aven dalam hati, "Setidaknya, itu yang kutahu dari ingatan pengguna topeng yang terdahulu..."

Leslie menghampiri Paul yang sudah tidak bisa berdiri lagi, "Kau baik-baik saja?!" Tanyanya.

"Kau... larilah...!" Suruh Paul dengan napas yang terengah-engah, "Bawa Allen dan kawannya menjauh dari sini!"

"Mana mungkin...?!" Tolak Leslie, "Aku tidak bisa meninggalkan kalian semua!"

"Sungguh malang..." Aven tampak merasa iba, "Kalau saja dari awal kalian tidak terang-terangan melawanku, aku bisa membantu kalian..." Raga Ether-nya seolah kaku, tidak bisa digerakkan.

Paul mencoba mengatur napasnya, "Dengarkan aku...!" Tegasnya, "Kalau kau tetap di sini, kau bisa ikut mati juga... Allen dan Kevin... mereka juga akan...!!"

"Tidak!" Tolak Leslie tegas, "Aku tidak bisa..." Gelengnya, "Aku tidak bisa meninggalkan kalian di sini!!" Ujarnya tersedu-sedu.

"Leslie Hillman, hanya kau yang tersisa 'ya..." Ether mulai berjalan menghampiri Leslie dan Paul, sembari menodongkan pedangnya, "Di saat-saat terakhir, apa kau punya kata-kata terakhir?"

Leslie terdiam memandangi Ether, "Aven..."

"Ekkkhhh!!" Dari belakang Ether, mendadak Allen muncul memegangi punggungnya, "LESLIE! LARILAH!!" Teriaknya.

Paul pun mendorong Leslie, "Cepatlah!!"

Leslie terdorong ke tanah, air matanya berderai, ia mulai menangis terisak, "Kkhh...!!" Ia tidak tega meninggalkan kawan-kawannya.

"Cepatlah! Tunggu apa lagi?!" Teriak Paul.

Allen yang sudah terluka parah, masih mencoba memegangi Ether, dengan tujuan untuk menahan pergerakannya, "Cepatlaahhh!!"

"Maafkan aku...!!" Leslie pun langsung berlari menjauh dari sana, tidak lupa ia menghampiri Kevin yang tersandar di pohon, "Ayo!!" Tariknya.

Ether menoleh ke arah Leslie, "Kalian mengorbankan diri demi mereka?" Ia lalu membalikkan arah ujung pedangnya ke arah Allen,

"Begitu 'ya, jadi kalian sudah
membulatkan tekad..."

"Eeekhhh...!!" Allen masih mencoba memegangi Ether, "Takkan kubiarkan... kau menyentuhnya!!"

'Ghrrkkk!!' Ether langsung menusuk Allen dengan pedangnya, "Berhentilah melakukan hal yang
sia-sia."

"Allen!!" Paul terbelalak, "Aven! Kenapa kau melakukan ini?!!" Tanyanya pada Ether, "Kau...
bukankah kita bersama-sama akan keluar dari sini meninggalkan orang-orang bodoh itu?!!"

Ether lalubmencabut pedang yang tertancap pada tubuh Aven, hingga tubuhnya tergeletak di
tanah, "Maafkan aku, tapi..."

Ia mulai berjalan mendekati Paul yang masih terbaring lemah di tanah, "Kau berbicara sudah melewati batas."

Beberapa saat kemudian, Ether terduduk di tanah, sembari menyaksikan Allen dan Paul perlahan mati kehabisan darah akibat lukanya yang begitu parah, "Orang-orang yang malang..."

Dari belakang, muncul Reefshuuya yang menghampirinya, "Seharusnya anda bisa menghabisi yang satunya, dengan memerintah gumpalan daging bodoh ini, kenapa-"

"Yaa..." Ether melepaskan topeng tengkorak yang menempel di wajahnya, merubah wujudnya
kembali menjadi Aven, "Aku sebenarnya ingin menyelamatkannya..."

Reefshuuya mengangguk paham, "Begitu 'ya..."

"Tapi... orang-orang bodoh ini terus menghalangiku..."  Di hadapan Aven, hanya terdapat dua tubuh yang sudah tidak bernyawa
lagi, "Suatu hari nanti... aku pasti akan menyelamatkanmu, Hillman."

--

Leslie dan Kevin berjalan menyusuri hutan yang dilalui rombongannya beberapa jam silam,
menuju perbatasan, "Sebentar lagi, kita akan sampai di aurora perbatasan..." Jelas Leslie, "Bertahanlah, sedikit lagi-"

"Aku tahu." Sela Kevin, "Tidak perlu diulang-ulang..." Ujarnya.

Leslie tersenyum malu, "Ah, maafkan aku..."

"Seharusnya, aku yang minta maaf..." Kevin tertunduk.

"Loh...?" Leslie menoleh, "Kenapa kau...?"

"Aku hanya beban, sementara kau... perempuan yang tangguh..." Balas Kevin, "Aku mungkin tidak
akan berguna, jika kita bertemu dengan mahluk itu lagi..."

"Seharusnya kita tidak akan bertemu lagi dengan mereka..." Leslie menghela napasnya, "Mereka
benar-benar mimpi buruk..."

Kevin memandangi Leslie yang tampak sayu, "Kau... kenal dengan sosok berwajah tengkorak
itu?" Tanyanya.

"Iya..." Angguk Leslie pelan, "Dia adalah... teman lamaku-"

"Tidak perlu dijelaskan lagi." Lagi-lagi Kevin menyela, "Ketika kau bilang 'teman
lamaku', seketika aku paham ada kenangan yang berharga di balik kata itu."

Leslie menunduk, "Kau benar.."

"Maaf sudah bertanya begitu..."  Kevin tersenyum kecut, merasa tidak enak dengan Leslie.

Leslie menggeleng, "Tidak apa-apa, itu bukan salahmu."

BERSAMBUNG...

Journey On Dieverthe (Book 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang