16

365 53 2
                                    

•••

jisoo memejamkan matanya entah mengapa semua terasa hancur kini. kini ia sedang berberes di apartemen , gadis itu memutuskan untuk memilih tempat tinggal yang lebih kecil untuk menyesuaikan dengan tabungan nya yang tersisa.

nyatanya, sudah 30 menit berlalu . gadis itu hanya melamun di sofa, rasanya sangat kosong setelah pembicaraan nya dengan taeyong rasanya Benar benar sangat aneh dan sungguh menyesakkan.

"kamu kenapa ? sampe mabuk berat gitu ? kamu kan tahu kalau berlebihan alkohol itu ga baik lagian sejak kapan si kamu nyentuh hal kaya gitu ? apa ? apa? apaa? kamu mau ngindarr ? aku kesel yah Yong lihat sendiri akibatnya apa lagian kamu ke........."

taeyong hanya diam mendengarkan kan ocehan gadisnya, gadis itu sangat lucu saat marah.

"ihh bukannya dijawab malah Mandang aku terus" kesal jisoo mengerutkan bibirnya lucu.

senyum taeyong tergantikan dengan wajah sendunya, ia sedikit memaksakan senyumnya. "jisoo—"

lidahnya kelu belum mengatakan saja rasanya sesesak ini , pria itu berusaha menahan air matanya yang ingin jatuh.

"hug me ?  — for the last ?"

jisoo memandang heran taeyong ia ingin bertanya tapi badannya sudah ditarik duluan ke dekapan lelaki itu.

"t-taeyong—kamu kenapa ? ada masalah apa ? kamu cerita sama aku jangan beban in diri kamu sendiri gini. ."

jisoo merasakan pundaknya basah, taeyong menangis. jisoo sampai tak mampu berkata kata tangan nya tergerak mengelus punggung taeyong saat isakan kecil mulai terdengar.

"tak apa menangislah jangan ditahan , aku disini . . ." bisiknya membuat isakan taeyong semakin jelas

jisoo berpikir apa yang membuat taeyong hingga menangis pilu seperti ini. berbeda dengan taeyong tegas yang pernah ia jumpai. jisoo tahu, taeyong tidak gampang menangis , tapi ini pertama kalinya jisoo melihat lelaki itu mennagis.

"jisoo.."

lelaki itu mulai meredakan tangisnya walau nadanya masih bergetar . jisoo hanya diam menunggu lelaki itu melanjutkan ucapannya.

"kanu tahu bahwa titik mencintai seseorang adalah mengiklashkan nya ?"

jisoo mematung. "tidak taeyong tidak .. jangan" rengeknya lirih saat otaknya dengan mudah merespon ucapan taeyong.

"sstt dengarkan aku dulu"

"tapi dulu aku hanya menganggap remeh hal itu, aku dulu menanggap bahwa orang yang kita cintai itu pasti akan bahagia bersama orang yang dicintainya"

"—aku berfikir itu aku. tapi lama kelamaan aku sadar jika kau juga milik taehyung , kau juga mencintai taehyung, dan kau tidak ingin taehyung pergi. lama kelamaan aku merasa genggaman mu melemah ditanganku, aku merasa kamu mulai terlihat jauh . ."

"aku sadar mau sejauh apapun aku , kau pasti tidak akan meninggalkan orang yang masih setia untuk mu sampai saat ini . . . sedangkan aku ? aku hanyalah orang baru yang muncul dihidupmu, itu menurutmu.  sedangkan menurutku ? emm menurutku kamu gadis yang nakal dulu dan wah aku tidak tahu bagaimana gadis yang dulunya tak pernah absen masuk ruang BK saat ini sebentar lagi akan sidang skipsii"

jisoo hanya diam menahan isaknya didalam pelukan taeyong.

setelah sempat hening taeyong kembali bersuara

"jisoo—"

"—tidak tahu kamu akan percaya atau tidak, kamu adalah first love aku"

"dan sepertinya aku harus merelakan first love aku ini hm . . . ."

"ssstt jangan menangis" lelaki itu mengelus punggung jisoo lembut saat isakan gadis itu terdengar.

"mungkin merelakan mu bahagia adalah jalannya"

"t-tidak.. ." tangis jisoo semakin pilu.

"jika aku tidak boleh egois—maka kamu juga tidak boleh jisooya. . . sakit rasanya aku pikir semua akan baik baik saja, tapi semakin lama aku semakin dalam mencintaimu sampai tak peduli dengan statusku sebagai seliran."

"taeyong... maaf hiks"

"ssstt aku akan mencoba mengiklashkan mu hm"

"kita memang ditakdirkan bersama, tapi tidak untung selamanya"

mau taeyong ataupun jisoo mereka sama sama sesak.

°°°

ddrrtt

lamunan jisoo terhenti saat ponselnya bergetar, dengan nama taehyung terpampang disana. oh, jisoo lupa ia meninggalkan lelaki itu semalam...

"halo jisoo kamu baik baik aja kan? kenapa aku telepon dari kemarin ga diangkat angkat ?" cerocos taehyung sesaat panggilan nya terjawab.

"Tae . . ." lirih jisoo entah mengapa matanya memanas.

"jisoo ? kamu kenapa  ?"  tanya taehyung dengan nada khawatir.

"taeyong——

"——dia pergi . . . . hiks"

taehyung tidak tahu mau senang atau sedih kini, dirinya senang karena taeyong ingin melepaskan gadisnya .. tapi disisi lain dirinya sedih karena jisoo menangis bahkan terisak hebat sepanjang telepon.

"jisoo. . . .  aku janji bakal ajak kamu secepatnya menemui mama papa "




Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang