{6} Uranus

222 53 7
                                    

Mata Oliver tak berhenti mengeja kata-kata yang tercetak di setiap halaman buku itu. Berulangkali ia berganti posisi hingga berahir pada posisi merebahkan diri di kasurnya menjadi yang ternyaman.

Oliver memicingkan matanya begitu ia membuka lembaran bab 7, ada sebuah tulisan tangan kecil disana. Kali ini dengan tinta berwarna biru tua.

'Bisakah aku berharap Jimmy Carrol adalah planet uranusku?'

Oliver menggumamkannya berulang kali dengan suara pelan.

Ia kembali membuka halaman pertama dimana ada tulisan Bianca disana. Tulisan itu nampak sama persis. Tidak salah lagi, Bianca juga yang menulis kata-kata ini.

Jimmy Carrol adalah tokoh utama di buku ini, Oliver jelas mengerti. Tapi mengenai Planet Uranus, buku ini sama sekali tak menyebutkan nama atau sesuatu yang berkaitan dengan planet itu, ada apa dengan uranus?

Sebuah kalimat singkat namun memiliki arti yang begitu rumit.

Oliver melihat sekelilingnya, semua orang sudah terlelap terkecuali Percy Weasley yang masih berkutat dengan buku-bukunya.

"Percy," Percy menoleh ke arah sumber suara dengan raut wajah bertanya. "Sedang mempelajari Herbologi?" Tanya Oliver sekedar berbasa-basi.

Percy memutar bola matanya malas."Intinya saja, apa yang ingin kau tanyakan?"

Oliver berdehem, lelaki itu tidak pernah tidak menyebalkan. "Apa yang kau tau tentang Planet Uranus?"

Percy tampak berfikir. "Planet terdingin di ruang angkasa, dia memiliki besar 63 kali planet bumi, dan yang kuketahui planet itu memiliki rotasi yang sangat aneh."

Oliver mengangguk, yang Percy katakan hanyalah fakta umum saja. Oliver mengetahui beberapa diantaranya. Ia memandang kembali tulisan Bianca sekejap, rasa ingin tahu menguasai dirinya saat ini.

"Mengapa kau bertanya?" Ucap Percy penasaran.

Oliver menggeleng. "Tidak, hanya ingin tau."

Oliver memutuskan untuk bangkit dari ranjangnya dan bergerak mencari teleskop miliknya. Untuk pelajaran astronomi, Hogwarts tidak memfasilitasi siswa dengan peralatan seperti teleskop, sehingga para siswa diwajibkan untuk membeli sendiri di Diagon Alley.

Oliver menyimpan buku Bianca di bawah bantalnya, ia segera memakai sepatunya dan beranjak pergi dari asramanya dengan membawa teleskopnya.

Percy yang mengetahui Oliver akan pergi melanggar jam malam tentu saja tidak membiarkannya. Jiwa prefect nya spontan tergerak.

"Hei ini jam malam, kemana kau akan pergi?!"

Namun suara teriakan Percy tidak dapat menjangkau Oliver yang sudah jauh dari sana.

Satu-satunya tempat yang membawa Oliver malam ini adalah Menara Astronomi, kedengarannya memang konyol karena ia tiba-tiba saja berniat melihat sebuah planet hanya karena tulisan membingungkan gadis itu. Tapi inilah yang ia alami sekarang, berjalan seorang diri menuju Menara Astronomi.

Oliver memandang tangga Menara Astronomi, tiba-tiba ia merasa dirinya begitu bodoh hanya karena dua baris kalimat. Ia sempat berfikir untuk kembali dan pergi tidur untuk mempersiapkan latihan bersama timnya besok pagi, tapi sesuatu seakan mencegahnya untuk kembali.

Ia mempercepat langkahnya menaiki satu demi satu tangga menara tertinggi di Hogwarts itu. Namun langkah Oliver justru terhenti setelah mencapai puncak Menara Astronomi.

Ia memicingkan matanya melihat seseorang berada di sana. Itu adalah.. dia lagi.

Bianca berada di sana, ia tengah duduk bersama sebuah kuali ramuan dengan api kecil dibawahnya dan beberapa barang pembuat ramuan lain.

Cold Tears: When The Darkness Separated UsWhere stories live. Discover now