{33} Leave

106 33 11
                                    


✧◝▿◜✧

"Avery?" Dahi Oliver berkerut dalam, "Maksud anda-- tidak mungkin.." Lelaki itu menggeleng tak percaya.

"Aku belum bisa memastikan apa yang terjadi, Pomfrey mengatakan Fred dan George Weasley membawanya ke ke Hospital Wing dengan keadaan yang mengenaskan." Jelas Professor McGonagall terburu-buru.

"Fred dan George?" Harry bertanya heran.

Oliver menoleh sekilas ke arah Harry." Aku harus pergi." Ucap lelaki itu, kekhawatiran terdengar jelas dari suaranya.

Harry mengangguk. "Boleh aku ikut?"

"Yeah." Jawab Oliver cepat.

"Maaf Professor kami--"

"Wood cepat cari Percy! katakan aku menyuruhnya untuk mengevakuasi para siswa di asrama masing-masing." Perintah Professor wanita itu menginterupsi kalimat Oliver. Tatapannya beralih kepada Harry. "Dan kau Potter! Tetap di asramamu, pastikan kau, Ronald dan Miss. Granger tidak membuat masalah lain."

Harry mengangguk samar. "Baik Professor."

Kepala asrama Gryffindor tersebut membenarkan kacamata bulan sabit yang ia kenakan sebelum berjalan pergi menjauhi Oliver dan Harry.

"Harry aku minta tolong kepadamu, bisa kau sampaikan pada Percy tentang pesan Professor McGonagall? Aku harus ke Hospital Wing sekarang." Ucap Oliver, tergesa-gesa.

"Baiklah, aku akan menyusul." Jawab Harry setuju.

"Terserah padamu, terimakasih Potter." Oliver menepuk pelan pundak Harry sebelum berjalan pergi memasuki castle.

Lelaki itu membuat langkah lebar menuju Hospital Wing. Debaran jantungnya terdengar keras seakan mengalahkan suara bising para murid dan sederet lukisan yang berbincang sambil tertawa keras.

Kedua kelapak tangannya mengepal kuat, skenario-skenario buruk mengenai kabar kejadian yang menimpa Bianca mulai melintasi kepala lelaki itu, hal tersebut membuat Oliver merasa kepalan tangannya bergetar halus nyaris tak nampak.

"Bianca, apalagi kali ini.." Oliver menggeram, menahan emosinya.

Langkah kakinya berubah menjadi larian kecil seiiring dengan semakin dekatnya jarak Hospital Wing yang hanya tinggal melalui satu koridor terakhir.

Oliver berlari cepat mencapai ujung lorong tersebut, wajahnya semakin berkerut menemukan Fred, George, dan seluruh anggota timnya kecuali Harry terlihat dari kejauhan tengah berkumpul di dalam Hospital Wing dengan pintu yang terbuka lebar.

"Wood!" Seru George pelan, membuat Katie, Angelina, dan Alicia mengangkat pandangan mereka bersamaan.

Fred bangkit dari duduknya, berdiri kaku menyambut Oliver yang berlari ke arah mereka dengan menampilkan raut khawatir yang begitu dalam.

"Apa yang terjadi?" Oliver langsung bertanya, berusaha menahan napasnya yang terengah-engah akibat berlarian.

Para anak anggota tim sontak saling melempar pandangan tanpa mengeluarkan kata-kata. Hingga akhirnya Fred mengangguk kepada adiknya, membuat George berjalan maju mendekati kapten mereka.

Ia langsung menjulurkan kedua tangannya dihapan Oliver. Mata lelaki itu terbelalak, terpaku kepada kedua tangan George dengan sisa lumuran darah yang masih basah.

Seketika Oliver mengangkat pandangannya, jantungnya berdetak lebih cepat saat ia juga menyadari bahwa bagian depan jubah merah yang dikenakan George, terlihat berwarna merah darah, lebih tua dari bagian lainnya.

Cold Tears: When The Darkness Separated UsWhere stories live. Discover now