Part 5

37.9K 3.8K 217
                                    

Deg

Tes...

Alana tidak tahu kenapa ia tiba-tiba menangis tapi mendengar ucapan Alvaro yang mengatainya jalang membuat hatinya hancur. Di dunianya dulu ia tidak pernah diperlakukan seperti ini,ditampar dan disebut sebagai jalang?ia bahkan belum pernah di perlakukan seperti itu.

Apa segitu bencinya Alvaro padanya hingga tega menyebutnya seperti itu. Dengan pandangan dingin disertai air mata yang masih mengalir ia kemudian berdiri dihadapan Alvaro.

"Dengarkan ini putra mahkota yang agung saya tidak pernah mengganggu putri mahkota anda!" Alana mengucapkan itu dengan menunjuk liona, liona saat ini mematung mendengar kata putri mahkota yang ditujukan padanya.

Orang-orang yang mendengar kata putri mahkota menjadi kaget. Sudah jelas posisi putri mahkota di isi oleh Alana tapi kenapa Alana malah mengatakan kalau liona adalah putri mahkota?.'apa sekarang Alana akan mengundurkan diri dari posisi putri mahkota'

"Alana apa yang kau katakan? posisi putri mahkota telah di isi oleh mu, aku tidak mungkin merebut posisi itu dari mu, a-aku hiks-"

"Jangan menangis di hadapan ku gadis sialan!"

"Jaga ucapan mu Alana!"dingin Alvaro

"Anda yang seharusnya menjaga ucapan anda putra mahkota!"

"Cukup Alana atau kau akan tahu akibatnya!" Ancaman itu malah membuat Alana semakin gencar untuk membalas perkataan dari putra mahkota,ia juga tidak malu menangis di depan semua orang saat ini, yang penting hari ini ia ingin mengeluarkan semua isi hati dari Alana yang asli.

"Apa?!anda ingin menampar saya lagi? Silahkan tampar plak...disini tampar plak...yang keras hingga anda puas yang mulia TAMPAR!!!"

Tingkah Alana yang menampar dirinya sendiri membuat sahabatnya tak kuasa menahan tangis, ia tidak pernah melihat sahabatnya sampai menangis dan berlaku seperti ini. Ia kemudian melirik putra mahkota yang saat ini mematung karena perbuatan tak terduga dari Alana kemudian ia kembali melirik liona yang tengah menunduk, tunggu? Ia tidak salah lihat kan? sesaat ia melihat Liona tersenyum miring kemudian kembali menangis. Ia menggeleng mungkin ia salah lihat,tidak mungkin liona seperti itu.

"Su-sudah hiks hiks cukup selama ini anda menyakiti hati saya dan sekarang hiks anda ingin hiks menyakiti saya secara fisik. Apa itu semua tidak cukup bagi anda yang mulia? Selama ini saya mendekati Anda dengan sabar dan berharap suatu saat nanti anda akan melirik dan melihat saya tapi hiks apa yang saya dapatkan hanya hiks hinaan dan cacian dari anda saya juga rela berbuat jahat pada semua orang hanya untuk mendapatkan perhatian anda dan sekarang semua orang orang sudah menganggap saya gadis jahat tapi saya tidak memikirkan hal itu yang mulia hiks, mendengar itu tidak mampu membuat saya sedih tapi setelah mendengar bahwa anda sedang menjalin hubungan dengan gadis lain membuat saya sakit hati! Apa anda tahu? Sakitnya ada disini tepat di sini!"

Alana meluapkan semua isi hatinya lebih tepatnya isi hati dari Alana si pemilik asli tubuh yang ditempatinya saat ini. Ia kembali memukul dadanya yang terasa sesak menandakan bahwa yang sakit adalah hatinya. kemudian kembali berucap dengan penuh penegasan.

"Hufft... Dengarkan ini baik-baik HARI INI ALANA BLANCHARD AKAN MEMUTUSKAN HUBUNGAN PERTUNANGAN DENGAN PUTRA MAHKOTA DAN MENINGGALKAN POSISI PUTRI MAHKOTA! DAN MULAI HARI INI DETIK INI ALVARO RAVINDRA RESMI BERPISAH DENGAN ALANA BLANCHARD!!! SEMU-"

Perkataan Alana terhenti karena pelukan dari sahabatnya."cukup Alana hiks cukup hiks aku tidak ingin melihat kamu seperti ini, jangan mengambil keputusan yang gegabah alana" ucap Amel berusaha menenangkan Alana.

Jujur mendengar ungkapan Alana membuat ia dan seluruh orang disana merasa syok dan kaget, tidak mungkin Alana akan mengambil keputusan yang begitu besar itu, posisi putri mahkota adalah posisi yang sangat di inginkan oleh para gadis bangsawan dan sekarang Alana dengan mudahnya melepaskan posisi itu dan lebih parahnya ia juga memutuskan pertunangannya dengan putra mahkota.

Alvaro tidak kalah jauh dengan Amel dan seluruh orang disana, ia tidak menyangka Alana akan memutuskan hal sebesar ini dan entah kenapa melihat Alana menangis dengan luka lebam di wajahnya membuat perasaan aneh muncul di hatinya tapi ia segera menepis perasaan itu. Ia masih menatap Alana dengan dingin dan tak ingin membuka suara sama sekali,sedangkan Alana masih menangis di dalam pelukan Amel.

"Tidak mel, setelah aku bangun dari pingsan aku sudah sadar bahwa apa yang aku lakukan selama ini salah dan aku memang berencana untuk memutuskan pertunangan ini dan sekarang aku yakin akan keputusan ini." Jelas Alana ia terpaksa melakukan ini agar kedepannya ia tidak perlu berurusan dengan para pemeran utama.

"Dan kau!"Alana perlahan mulai melepaskan pelukan Amel kemudian menunjuk Alvaro"aku harap ini adalah pembicaraan terakhir kita dan untuk selanjutnya aku harap kita tak berbicara lagi ataupun bertemu, kalaupun kita secara tidak sengaja berpapasan maka anggap saja kita tidak saling mengenal!"

Setelah mengucapkan itu Alana kemudian berlari meninggalkan kantin, ia berlari menuju hutan di belakang akademi.

Setelah kepergian Alana orang-orang masih belum ada yang bergerak suasana menjadi hening dan suram, mereka masih mencerna perkataan alana tadi. Disatu sisi seorang siswi tengah tersenyum miring tapi segera ia tutupi dengan tangisannya, melihat Alana hancur membuatnya merasa senang.

"Pu-putra mahkota maafkan aku, gara-gara aku hubungan anda dengan Alana menjadi hancur hiks aku sungguh hiks minta maaf"suara liona membuyarkan lamunan semua orang termasuk Amel ia kemudian berlari mencari keberadaan Alana.

"Sudahlah liona ini sama sekali bukan salah mu, yang seharusnya minta maaf itu adalah alana. Dia memang pantas mendapatkan itu" lembut Alvaro kemudian memeluk Liona. Ia menuntun liona untuk duduk di tempat Alana sebelumnya.

~•~

Di dalam hutan yang sepi tepatnya dibawah pohon besar yang rindang, seorang gadis tengah menangis tersedu-sedu. Gadis itu tak lain adalah Alana ia merasakan sakit hati yang teramat dalam setelah mendengar perkataan yang menghinanya, meskipun perkataan itu bukan ditujukan untuknya melainkan Alana yang asli tapi tetap saja yang menempati tubuh ini sekarang adalah dirinya.

Perasaan benci,amarah, sedih bercampur aduk menjadi satu. Ia hanya ingin menjauhi protagonis dan male lead tapi rencana itu hancur disaat ia pertama kali masuk sekolah dan lebih parahnya lagi rencana memutuskan pertunangan harus ia lontarkan sekarang tapi tak apa lah yang penting sekarang ia sudah bebas dan sekarang ia hanya ingin menangis selama mungkin.

"PUTRA MAHKOTA SIALAN!!!"

"AKU MEMBENCIMU BODOH!!!"

"DASAR BRENGSEK"

"AAKKKHHH...."

"huh..huh..huh...aku huh...mem huh...benci huh...mu huh.." setelah berteriak ia lantas berbaring di atas rumput dan mulai terlelap dalam tidur.

Dan tanpa Alana sadari, seseorang melihat semua aktivitasnya mulai dari ia memasuki hutan hingga ia tertidur.

Pemuda itu kemudian mendekati Alana kemudian menyeringai seram. Ia menunduk melihat Alana dan membelai lembut pipi Alana yang basah akan air mata, pergerakan itu berhenti tepat di dagu alana.

"Menyedihkan..."

Cup

Ia mengecup bibir Alana sekilas kemudian menghilang dalam sekejap mata.

Alana yang merasakan benda kenyal yang mendarat di bibirnya perlahan mulai membuka matanya, penglihatannya masih buram sekejap ia melihat sosok pemuda setelah itu matanya kembali terpejam.

T
B
C



Antagonis dalam novel (END) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang