Part 6

36.7K 3.7K 95
                                    

Setelah hampir sejam tertidur Alana mulai tersadar dari tidurnya. Ia masih berusaha untuk memperjelas penglihatannya.

Hoaamm ...

Setelah menguap ia lantas memegang bibirnya, pikirannya kembali mengingat sensasi lembut yang menyentuh bibirnya.

"Apa itu cuma mimpi?tapi kenapa rasanya sangat nyata?apa disini ada penunggunya?" Pertanyaan demi pertanyaan ia lontarkan tanpa ada yang menjawabnya, alana bergidik ngeri dan mulai memandang sekeliling nya.

"Ah masa iya tempat senyaman ini ada penunggunya,gak mungkin kan"

"Tapi siapa pemuda itu?apa dia yang mencium aku? AKKHHH....PEMUDA SIALAN BERANI BERANINYA KAU MEREBUT CIUMAN PERTAMA KU AWAS SAJA KALAU KITA BERTEMU NANTI!" Teriaknya tak terima

Dari jauh seorang pemuda bermata emas sedang terkekeh pelan melihat tingkah lucu dari gadis itu. Rasanya ia ingin mengurung gadis itu bersamanya agar hanya ia yang bisa melihat gadis itu. Rasa ingin memiliki telah muncul sejak ia pertama kali melihat gadis itu.

Lihatlah Tangan yang di letakkan di pinggang,pipi yang menggembung dan bibir yang menipis serta kaki yang dihentak hentakkan membuat gadis itu semakin imut. Ingatkan ia untuk tidak menculik gadis itu sekarang.

Disisi lain Alana yang merasa lelah akhirnya duduk dan mulai memikirkan kejadian tadi di kantin, ia tidak tahu apa yang terjadi setelah kepergiannya dan dimana sahabatnya kini ia tidak tahu.

"Hehehe.."Alana terkekeh pelan setelah membayangkan betapa khawatirnya Amel saat mencarinya.

Mengingat kisah Alana si antagonis bodoh ia jadi teringat akan lagu dari dunianya dulu. Tanpa sadar ia mulai bernyanyi dengan penuh penghayatan.

🎶

Bagaimana cara membuat mu bahagia
Nyaris ku menyerah jalani semua
Tak berbagai kata ku ungkap percuma
Agar kau percaya cintaku berharga
Telah kuat ku menahan mu
Mempertahankan cintaku
Namun kau begitu saja
Tak pernah merindu
Sungguh aku tak bisa
Sampai kapan pun tak bisa
Membenci dirimu
Sesungguhnya aku tak mampu
Sulit untukku bisa
Sangat sulit ku tak bisa
Memisahkan segala cinta dan benci yang kurasa

Apa kau mengerti ku sedih sendiri
Tanpa ada kamu ku merasa sepi
Telah lama ku menantimu, diam sendiri menunggu
Setengah hati mencinta, ku sakit karenamu
Sungguh aku tak bisa, sampai kapan pun tak bisa
Membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu
Sulit untuk ku bisa, sangat sulit 'ku tak bisa
Memisahkan segala cinta dan benci yang kurasa
Ho-oo
Ku sakit karenamu
Sulit untuk ku bisa, sangat sulit ku tak bisa
Memisahkan segala cinta dan benci...
Sungguh aku tak bisa...(sungguh aku tak bisa)
Membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu
Sungguh aku tak bisa, sampai kapan pun tak bisa
Memisahkan segala cinta dan benci...
Ho-oo
Cinta dan benci ho-oo
Yang kurasa.

Setiap ia menyanyikan lagu ini air matanya juga ikut menetes keluar. Lagu ini sangat pas dengan kondisinya saat ini dimana Alana yang dulu sangat mencintai Alvaro sedangkan Alana yang sekarang sangat membencinya. Perasaan cinta dan benci ada didalam satu tubuh hal itu yang membuat Alana sangat susah untuk menghilangkan perasaan dari Alana yang dulu.

Tapi Alana yakin semakin jarang ia bertemu dengan Alvaro semakin cepat pula ia akan menghilangkan perasaan dari Alana yang asli.

"Ok mari kita berhenti menangis dan berjuang untuk tidak bertemu dengan putra mahkota sialan itu. semangat!!!" Ujarnya penuh semangat kemudian berdiri dan melangkah meninggalkan tempat dan pemuda itu.

Setelah melihat kepergian alana, pemuda itu lantas menuju tempat Alana tadi, ia mengepalkan tangannya kuat. Mendengar nyanyian Alana dan melihat air mata alana menetes membuat ia menjadi marah.

"Tunggu Alana aku akan menjagamu dari lelaki bajingan itu takkan kubiarkan dia menyakitimu lagi." Ucapnya dingin membuat atmosfer di sekelilingnya berubah.

"Huh kau membuat ku gila Alana dan karena itu kau harus bertanggung jawab" lanjutnya kemudian menghilang bersamaan dengan berhembusnya angin.

~•~

Di tempat lain Amel tengah dibuat pusing karena tak kunjung menemukan sahabatnya. Sudah setengah jam ia mencarinya ke semua tempat tapi ia tak kunjung menemukan sahabatnya itu, andaikan ia tak melamun dan lebih memilih mengejar alana saat ia lari keluar kantin hal ini tak akan terjadi.

"Dimana kau Alana,aku mohon kembali lah" ucap Amel sembari berjalan bolak balik, ia tengah berada di belakang akademi setelah mencari Alana ke seluruh tempat dan taman belakang akademi adalah tempat terakhir yang ia tempati untuk mencari Alana.

Amel mulai berhenti bolak balik setelah melihat dari jauh siluet seseorang yang mirip dengan Alana keluar dari dalam hutan, ia kemudian menghampiri orang tersebut untuk memastikan bahwa itu memang sahabatnya. Dan betapa senangnya ia setelah melihat orang itu yang ternyata adalah Alana.

Brukk

"ALANA!" Teriak Amel

"Eh Amel? Kamu kenapa?" Alana terkejut akan pelukan tiba-tiba dari Amel.

Tak

Alana meringis pelan saat jitakan maut mengenai kepalanya.Pukulan Amel bukan main sehingga membuat kepala Alana berdenyut sakit.

"Ishh..kau kenapa sih Mel main pukul-pukul aja,sakit tau gak"adu Alana sembari mengusap kepalanya.

"Rasakan siapa suruh menghilang,kau tidak tau apa?aku sudah lelah mencari mu di seluruh tempat di akademi yang luas ini, aku takut kamu berbuat hal-hal aneh. Aku khawatir sama kamu na tapi kamu malah pergi ninggalin aku sendirian di kantin, aku ju-"

Alana jengah dengan kecerewetan mulut Amel, dengan ceoat ia memotong ucapan sahabatnya sebelum perkataannya semakin panjang."Hoaammm iya Mel iya aku tau, jadi tidak usah di lanjutkan lagi ya, aku merasa mengantuk sekali, mending kita ke asrama saja ya aku mau lanjut tidur soalnya dadah."

Lantas alana segera meninggalkan amel yang kini sedang merasa kesal.

"ALANA JELASIN DULU KAMU DARI MANA!"

"NANTI AKU CERITAIN DI ASRAMA"

"JANJI YA"

"IYA"

mereka saling berteriak satu sama lain padahal jarak mereka hanya lima langkah.

Amel kemudian berlari kecil ke arah Alana, mengetahui hal itu Alana langsung berlari kencang meninggalkan Amel yang tengah mengejarnya. Dan jadilah mereka bermain kejar-kejaran di belakang akademi hingga lorong akademi.

"ALANA BERHENTI, TUNGGU AKU.."Amel berteriak sekeras mungkin agar Alana mendengarnya. Ia bingung sejak kapan Alana berlari secepat ini.

Semua murid memandang aneh kedua orang yang tengah saling mengejar itu. Ada apa dengan mereka berdua?.

mendengar teriakan itu Alana lantas berbalik menjulurkan lidahnya mengejek Amel kemudian berbalik lagi, tanpa sadar bahwa dihadapannya telah berdiri sosok pria berwajah dingin.

"GAK MAU WLEE... HAHA-"

Brukk

"Uh..sakit..." Tubuhnya oleng kesamping setelah tabrakan itu, sebelum kesadarannya hilang ia melihat siluet pria yang mirip dengan orang yang dilihatnya di hutan tadi.

T
B
C

Antagonis dalam novel (END) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang