Keesokan harinya Alana dan Amel sedang berada di dalam kelas menunggu guru yang akan masuk. Entah kenapa hari ini Alana tidak berbuat ulah lagi, iya sih belum gak tau kalo nanti.
"Selamat pagi anak-anak" sapa seorang guru memasuki kelas.
"Pagi pak"
"Hari ini kita dapat siswa pindahan dari kelas sebelah"
"Siapa pak?" Tanya sebagian besar murid.
"Silahkan masuk nak" ucap guru itu.
Seisi kelas langsung menoleh kearah pintu masuk menunggu seseorang yang dimaksud dari guru sihir mereka.
Perlahan kaki Ken melangkah memasuki kelas dan ia langsung dihadapkan dengan sorakan dari para perempuan bangsawan yang tergila-gila padanya. Namun ia hanya memasang wajah dinginnya, matanya beralih menatap Alana yang masih terkejut akan kehadirannya.
"Nah kalian pasti sudah tidak asing dengan siswa ini kan?" Tanya guru mereka kita sebut saja Jordan.
"Iya pak!" Semangat sebagian murid.
"Jadi tanpa basa-basi lagi kamu langsung duduk saja Kenneth." Kata pak Jordan yang hanya diangguki oleh Ken.
Saat Ken sedang mencari tempat duduk, seorang perempuan lantas dengan cepat menyuruh teman sebangkunya untuk pindah ketempat lain membiarkan kursi yang semula ia tempati menjadi kosong.
"A-anu ke-ken ka-kamu du-duk di sini sa-saja" dalam keheningan suara gugup dari liona langsung menarik perhatian seisi kelas tanpa terkecuali Alvaro yang sedari tadi tertidur di mejanya. Ia kaget saat melihat Ken yang berada di kelasnya.
Ken yang merasa ditawari hanya memandang dingin liona lalu berjalan ke arah kursi kosong disampingnya. Liona yang merasa rencananya berhasil merasa sangat senang dan tersenyum manis namun senyuman itu harus luntur kala ia melihat Ken berjalan melewati kursinya dan berjalan menuju tempat duduk Alana.
Banyak murid yang menahan tawanya melihat hal itu tak terkecuali Alana yang sedang berusaha mati-matian agar tawanya tak meledak saat ini.'pfftt mampus! Malu kan lu sekarang' batin Alana.
Berbeda dengan Alvaro yang menatap liona dengan raut wajah bertanya-tanya tak biasanya liona mengajak laki-laki untuk duduk di dekatnya, Alvaro yang ingin duduk didekatnya saja tidak boleh dan sejak kapan bangku di samping liona kosong padahal setahunya liona duduk dengan perempuan yang ia tahu sangat pendiam. 'Ada apa dengannya' setidaknya itulah yang dipikirkan Alvaro.
"Pindah" perintah Ken dingin pada teman sebangku Alana dan tanpa basa-basi murid itu langsung pindah dengan cepat.
Liona yang melihat itu mengepalkan tangannya kuat, ia sedang menahan kekesalannya pada Alana yang saat ini tengah berbincang dengan Ken.
'dasar jalang sialan,lihat saja nanti aku akan menghancurkan hubungan mu dengan ken' batin liona yang masih menatap Alana dengan tajam. (Wah wah ternyata liona bermuka dua guys enaknya diapain nih orang kayak gini?)
Alana yang tengah berdebat dengan Ken merasakan tatapan tajam diarahkan padanya, ia sempat melirik kearah orang itu yang tak lain adalah liona. Alana dibuat terkejut akan hal itu bukannya Alana takut tapi ia hanya heran pada sikap liona saat ini.'ada apa dengannya?' batin Alana mengedikkan bahunya acuh dan kembali berdebat dengan Ken.
"Kamu ngapain sih duduk disini?" Tanya Alana kesal.
"Salah kalau aku ingin dekat dengan calon istri?" ucap Ken menarik turunkan alisnya menggoda Alana.
"A-apaan sih ga-gajelas tau gak" Alana jadi salah tingkah mendengarnya.
"Pindah sana!" Lanjutnya setelah menormalkan perasaannya.
"Tidak mau" balas Ken acuh
"Pindah gak"
"Tidak mau"
"Ishh..pind-"
"Kalian berdua bisa diam tidak/Alana jangan berisik" ucap dua orang bersamaan yang satu dari arah belakang Alana dan yang satu lagi dari arah depan Alana.
Keheningan terjadi diantara keempat orang disana. Alana melirik Alvaro yang berada di belakangnya lalu beralih melirik Amel di depannya, tak ada yang ingin bersuara mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing hingga panggilan pak Jordan pun diabaikan.
"Hei! Kalian berempat!! Ngapain melamun di jam pelajaran bapak hah?!" Teriak pak Jordan marah.
Alana yang cepat sadar langsung angkat bicara.
"A-anu p-pa-"
"Anu anu sekarang kalian berempat keluar dari kelas saya dan lari keliling lapangan akademi 10 kali. Cepat!!" Perintah pak Jordan tak terbantahkan.
"Ta-tapi pak sa-"
"Tidak ada tapi tapian atau kamu mau hukuman kalian saya tambahkan?"
"Eh eh tidak usah pak ini saja sudah bisa membuat kami mati di tempat. gimana kalau ditambahin? Belum juga lari udah mati duluan saya pak. Gini deh pak gimana kalau hukuman saya dikurangi terus hukuman mereka bertiga ditambahin, gimana pak setuju gak?" Ucap alana sedramatis mungkin.
Awalnya ketiga orang itu mengangguk setuju akan ucapan Alana tapi setelah mendengar ucapan terakhir Alana membuat mereka bertiga melotot dan menatap tajam Alana yang hanya tersenyum bodoh.
"TIDAK!" ucap ketiganya serempak.
"Alana!kamu berani berkata seperti itu di depan gurumu. Sekarang hukuman kalian saya tambahkan setelah kalian lari bersihkan gudang yang berada di belakang akademi. mengerti!" Ucap pak Jordan final
Ketiganya semakin menatap Alana dengan tajam. Ini semua gara-gara ulah Alana yang dengan sangat berani bernegosiasi dengan pak Jordan yang terkenal galak seantero akademi.
"Sekarang cepat keluar!!" Bentak pak Jordan.
"Iya pak iya ini kita mau keluar, oh iya pak saya punya pesan untuk bapak. Bapak jangan marah marah Mulu entar bapak makin tua terus darah tingginya naik kan jadi berabe kalo bapak mati gimana? Jangan marah marah lagi ya pak. Saya ijin keluar dulu" setelah mengucapkan itu Alana dengan sangat cepat berlari keluar kelas menghindari amukan pak Jordan.
"ALANA BLANCHARD! NILAI KAMU SAYA KURANGI!!" teriak pak Jordan amarahnya memuncak mendengar ucapan Alana.
Amel saat ini tengah berjalan cepat keluar kelas setelah mendengar teriakan pak Jordan. Ia mulai memikirkan sifat Alana yang menurutnya agak pendiam pagi ini ternyata oh ternyata dibalik sikap pendiamnya Alana malah membuat masalah besar yang mengharuskan hukuman mereka berempat bertambah banyak.
'alana bodoh!' maki Amel dalam hati.
Kondisi kedua cowok itu tak jauh berbeda dengan Amel saat ini. Mereka sama-sama merutuki kepintaran Alana dalam membuat emosi seseorang naik. Alana patut mendapatkan mendali untuk itu.
"HOI ORANG BODOH NGAPAIN MASIH DISITU. CEPAT LARI BODOH! KALIAN MAU HUKUMAN KITA DITAMBAHIN NANTI? ENGGAK KAN MAKANYA CEPETAN LARI!JADI ORANG KOK LELET BANGET!" Alana berlari sambil berteriak memaki ketiga orang di pinggir lapangan yang wajahnya sudah menghitam menahan emosi. Ingatkan mereka untuk tidak membuang Alana ke tempat sampah saat ini.
Sementara itu Ken dengan cepat menggeleng menghilangkan pemikirannya itu. Ia sama sekali tidak ingin membuang Alana karena ia sangat mencintainya. Ken kemudian berlari mensejajarkan langkahnya dengan Alana meninggalkan kedua orang berbeda gender yang saling menatap satu sama lain.
Hingga...
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis dalam novel (END) [Sudah Terbit]
FantasíaSeorang gadis terjebak di dalam dunia novel setelah membaca novel berjudul crazy love. Alih-alih menjadi protagonis ia malah menjadi antagonis yang akan di eksekusi mati oleh putra mahkota, orang yang dicintainya sampai rela berbuat jahat kepada pro...