Saat ini Alana dan Amel sedang duduk memakan makanan mereka masing-masing dengan aman dan damai. Tapi ketenangan itu harus sirna kala tiga orang gadis menggebrak meja mereka berdua.
Brakk..
"Pufft" sembur alana terkejut, siapa yang tidak terkejut saat kita minum terus tiba-tiba meja di gebrak. Keadaan Amel tak kalah jauh dengan Alana bedanya ia cuma mengeluarkan kalimat latah.
"Eh Monyet... monyet" latah Amel
"Heh! siapa sih?"Alana menoleh dan menatap tajam kearah orang yang telah mengganggu jam makan siangnya."oh ada tiga gadis jablay upss maksudnya Clara dan kawan-kawan. Ada apa?" Ia berujar dengan kelewat santai.
Gadis yang berada di tengah bernama Clara salah satu pemeran antagonis yang bernasib sama dengan Alana, ya...sama-sama di abaikan oleh putra mahkota.
Gadis yang berada di samping kanan Clara bernama Delly, seorang anak bangsawan yang hampir bangkrut makanya ia berusaha berteman dengan anak bangsawan yang pangkatnya lebih tinggi darinya.
Dan yang terakhir adalah gadis bernama Yuyu. Pangkatnya satu tingkat di atas Delly dan ia berteman dengan Clara hanya untuk mencari perhatian banyak orang. Karena reputasi Clara di kalangan bangsawan sedikit tinggi jadinya ia berteman dengannya.
Dulu Alana yang asli berteman dengan mereka bertiga tapi semenjak Alana yang dari dunia modern menempati tubuh Alana yang asli ia sudah jarang bertemu dengan mereka bertiga. Pekerjaan mereka berempat hanya membuli liona setiap hari dan akan berhenti setelah Alvaro datang menyelamatkan liona.
"Kenapa kau tak pernah bergabung dengan kami Alana?, oh apa kau melupakan kami hanya karena orang ini" tunjuk Clara pada amel.
"Jaga ucapan mu Clara!" Suhu di dalam kantin tiba-tiba menurun akibat aura yang dikeluarkan Alana. Clara sempat tertegun namun ia tutupi dengan wajah sombongnya.
"Kenapa?benarkan apa kata aku, kau mulai berubah Alana. Sudah dua hari ini kau tak pernah bergabung bersama kami dan kau bahkan tak pernah menindas liona sekarang. Oh apa karena kau sudah putus dengan putra mahkota?hahaha kau memang tidak pantas dengannya Alana" tawa Clara disusul oleh kedua temannya.
"Amel adalah sahabat aku sejak kecil dan kau tau dia adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki, dia tidak pernah sekalipun mendukungku untuk berbuat hal bodoh seperti yang kau lakukan. Aku jadi menyesal telah melupakan sahabat ku ini dan beralih pada teman yang sifatnya mirip dengan setan!" Alana berjalan kearah Amel kemudian mulai merangkulnya.
"Oh dan satu lagi aku memang memutuskan pertunanganku dengan Alvaro karena apa? Karena aku begitu sempurna untuk dimiliki oleh seorang putra mahkota yang bajingan seperti dia!ka-"
"TUTUP MULUTMU ALANA BLANCHARD, APA KAU TIDAK SADAR BAHWA SEKARANG INI KAU TELAH MENGHINA KELUARGA KERAJAAN" teriakan salah seorang yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka, orang itu tak lain adalah Alvaro sang putra mahkota.
'mampus gw, ngapain sih dia pakai ada disitu, gw kira dia udah pergi tadi eh tau-taunya masih disitu aja. Bisa mati muda gw. Eh bentar bentar bukannya kekuatan keluarga Alana lebih besar dari kerajaan ya? Iya bener!!. Ah.. ternyata impian gw masih bisa terwujud dan ada untungnya juga gw jadi anak keluarga Duke hehehe' batin Alana.
"Alana sebaiknya kita pergi dari sini" bisik Amel pelan
"Pu-putra mahkota?" Gugup Clara
"Tenang aja Mel,aku tidak akan membuat masalah sekarang. Iya untuk sekarang gak tau nanti" kata Alana. Ia beralih menatap Alvaro dan liona.'ck niat mau ngejauhin tokoh utama eh...merekanya malah ngedeket. Susah mah jadi orang cantik' batinnya.
"Aku tidak bicara denganmu Clara!" Peringat Alvaro menatap tajam Clara dkk.
"Ma-maaf putra mahkota" kata Klara
"Pergi" perintah Alvaro dengan nada dingin namun tak dihiraukan oleh Clara dkk.
"Aku bilang pergi!" Nah kan si putra mahkota malah jadi emosi sendiri. Setelah mendengar suara putra mahkota yang naik beberapa oktaf Clara dkk segera berlari ketakutan meninggalkan tempat Alana.
'cih drama apa lagi ini? Ya Tuhan jauhkanlah hamba dari orang orang yang hidupnya penuh akan drama seperti mereka semua' Alana menutup mata sambil memanjatkan doa pada sang pencipta.
"Alana Blanchard apa kau tahu kesalahan mu?" Pertanyaan Alvaro membuat Alana kembali fokus pada kejadian saat ini.
"Hm" Alana berdehem singkat dan perlahan mulai membuka matanya lalu menatap malas pada Alvaro.
"Alana!jangan buat masalah baru lagi" bisik Amel pada Alana yang hanya di jawab kedikan bahu.
"Alana seharusnya kamu menjawab dengan benar pertanyaan putra mahkota, dengan jawaban kamu tadi itu sama halnya kamu menghina putra mahkota. Aku cuma tidak mau kamu membuat putra mahkota malu" timpal liona tiba-tiba. Perkataannya membuat senyuman miring tercetak jelas di wajah Alana.
"Malu? Bukannya dari dulu Alvaro sudah malu?iya kan liona" Tanya Alana menatap liona yang saat ini menatapnya polos.
"Ma-maaf Alana tapi aku sama sekali tidak mengerti apa yang kamu maksud" kata liona
"Lio-"
"Kau diam sebentar putra mahkota!" Dingin Alana. Ia paling tidak suka pembicaraannya dengan orang lain di ganggu.
"Hmm kau tidak mengerti ya? bagaimana kalau aku jelaskan?" Tanya Alana.
"I-iya"
"Ah... bagaimana ya? Sebenarnya Alvaro sudah merasakan malu sejak dulu dikarenakan kehadiran seorang perempuan miskin yang bera-"
"Tutup mulutmu jalang sialan!, sudah berkali-kali aku katakan padamu untuk menjaga ucapan mu pada kekasih ku. Dan aku tekan kan sekali lagi aku tidak akan mencintai wanita murahan seperti dirimu!" Mendengar kekasihnya dihina ia menjadi emosi dan mulai menghina Alana.
"Maaf ya Alvaro kata-kata mu itu sudah tidak mempan buatku dan apa katamu tadi? Murahan? Tidak ada wanita murahan yang hanya mencintai satu pria. bahkan wanita itu tetap setia setelah dihina dan diselingkuhi sekalipun, ia tetap setia pada satu pria dan wanita itu bukan murahan melainkan wanita tangguh" jelas Alana, sekarang ia sudah mempan pada kata-kata Alvaro meskipun rasa sakit sedikit terselip di hatinya tapi ia tetap menjawab dengan tegas.
"Dan satu lagi, Aku jalang? Jalangan mana sama orang yang berani merebut tunangan orang lain? Kau mau lihat jalang yang sebenarnya"lanjut Alana, ia lantas menatap Alvaro yang terdiam dan liona yang menunduk. Melihat keterdiaman Alvaro Ia kemudian kembali berucap.
"Dia! Dia adalah jalang yang sebenarnya. Liona wanita jalang yang berani mendekati seorang putra mahkota yang sudah jelas memiliki tunangan dan lebih parahnya lagi dia berani merebut putra mahkota. Dasar jalang berkedok wanita polos" tunjuk Alana pada liona yang saat ini tengah menangis terisak.
Mendengar ucapan Alana seisi kantin mulai bisik-bisik tetangga kini mulai eh malah nyanyi.
Benar juga apa yang dikatakan Alana
Jadi selama ini liona berusaha merebut putra mahkota
Betul apa yang dikatakan Alana liona itu jalang berkedok wanita polos
Dasar tak tahu malu
Murahan
Aku mulai mengerti perasaan Alana selama ini.
Iya aku juga, kalau aku yang ada di posisi Alana aku juga akan menindas orang yang seperti liona jalang itu.
Hinaan demi hinaan untuk liona mulai terdengar dan ada juga yang prihatin pada Alana.
Mendengar itu liona semakin terisak ia lalu memeluk Alvaro dengan kuat. Amel yang melihat itu awalnya agak terkejut tapi ia senang akhirnya Alana dapat membalas mereka berdua.
Melihat liona yang menangis terisak membuat hati Alvaro terasa sakit, tangan kanannya terkepal erat dan bersiap menampar Alana.
"Ka-kau!!" Tangan Alvaro melayang ingin menampar pipi Alana. Sedangkan Alana yang melihat itu langsung memejamkan matanya cepat.
"ALANA" teriak amel
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis dalam novel (END) [Sudah Terbit]
FantasiSeorang gadis terjebak di dalam dunia novel setelah membaca novel berjudul crazy love. Alih-alih menjadi protagonis ia malah menjadi antagonis yang akan di eksekusi mati oleh putra mahkota, orang yang dicintainya sampai rela berbuat jahat kepada pro...