{18}

1.9K 232 15
                                    

Di sebuah ruangan yang hanya disinari oleh lilin, terdapat 3 orang yang sedang membicarakan sesuatu hal yang besar.
Tiga botol minuman yang mengandung alkohol tertata di meja itu, kepul asap rokok menyeruak indra penciuman karena dua orang dari tiga orang itu merokok.

"Bagaimana? Apa kamu setuju? Apa mau bergabung bersama kit?" Tanya salah satu orang.

"Aku tidak akan pernah menyetujuinya dan tidak akan pernah bergabung bersama orang bejat seperti kalian" jawab orang yang ditanya.

"Ayolah, jika kamu menyetujui ini, pasti kamu akan mendapatkan semuanya, apapun yang kamu mau pasti akan terlaksana" sahut orang satu lagi.

"Aku tidak akan pernah mau bergabung bersama kalian! Kalian adalah orang-orang jahat."

"Benarkah? Lalu bagaimana denganmu, bagaimana jika dia tahu kamu yang sebenarnya?" Tanya orang itu.

Orang yang sejak tadi menolak langsung diam, orang itu tidak mau dia tahu. Dia, orang yang spesial.

"Silakan pikirkan dulu tawaran kita, ini adalah tawaran yang tidak patut ditolak, akan aku tunggu kabar baiknya" ujar orang itu lagi.

Orang yang tadi diam, memikirkan tawaran itu langsung pergi dari ruangan itu.

"Hahaha, dia harus berada di pihak kita, agar aku bisa cepat mendapatkannya dan kau bisa menghancurkan mereka" ujar orang itu.

"Harus" sahut orang satunya.
'Dan aku yang akan mendapatkannya sekaligus menghancurkan mereka' lanjutnya dalam hati.

Mereka sama-sama terbelenggu dengan yang namanya obsesi.

----

Hari ini adalah hari minggu, Luna juga tidak ada rencana keluar bersama teman-temannya.

Luna memutuskan untuk bersepeda, sangat pagi sekali, hanya ada beberapa penjaga yang mendapat shif malam, itupun Luna alihkan, jadi tidak ada yang mengikutinya.

Luna menutupi rambutnya dengan tudung Hoodie-nya yang berwarna hitam.

"Kanan? Kiri?" Gumam Luna saat melihat dua gang, ia sudah keluar komplek makanya ia sedikit bingung.

Luna mengikuti kata hatinya, ia ke kiri. Gelap, sepi, tidak ada orang.
Tiba-tiba suara memekikkan telinga terdengar, suara minta tolong dari beberapa perempuan.

Luna melihat itu, perempuan seumurannya dibawa paksa oleh beberapa orang berbadan besar dan juga bersenjata.

"Tolong!!!" Teriak salah satu perempuan.

Luna memarkirkan sepedanya dibalik pohon besar, ia berjalan mengendap-endap dan berlindung di balik dinding, mengintip apa yang terjadi.

"Tolong!!" Teriak seorang perempuan lagi saat melihat Luna sekilas.

Orang-orang berpakaian hitam itu ikut menatap ke arah Luna, untungnya Luna langsung bersembunyi.

"Akh tolong!"

Dor

Luna mengintip saat mendengar suara tembakan, perempuan tadi ditembak, tapi Luna tahu itu bukan tembakan mati tapi tembakan bius.

Orang-orang itu membawa beberapa perempuan masuk ke dalam satu-satunya rumah yang berada di situ. Rumah elegan dengan halaman yang luas.

Luna berlari tanpa menimbulkan suara, jarak dari tempat persembunyiannya dengan rumah itu lumayan jauh.

Luna bersembunyi saat melihat dua orang penjaga.
Luna menatap sekitar, aman.

Luna memukul tengkuk pria penjaga itu, lalu ia mengambil shotgun yang tadi dibawa penjaga.

Luna's Eyes of Death [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang