Kembalinya Luna ke London membuat Diko sedikit tenang, pasalnya Emon terus menghubunginya agar cepat-cepat menandatangani kesepakatan itu dan memulai kerjasamanya.
Mereka, lebih tepatnya hanya Luna, Dylan dan Diko tengah berada di ruangan Luna. Mereka membicarakan tentang rencana selanjutnya. Setelah dari Indonesia, Luna berpikir keras, ia ingin segera mengakhiri semuanya. Ia ingin hidup bebas dengan identitas aslinya, identitas sebagai keturunan Denada Farasya Wilson dan Devano Anggara, pasangan kuat yang berakhir demi keturunannya.
"Hubungi dia, dan katakan bahwa lusa surat kerjasama itu akan kamu berikan padanya" ucap Luna.
"Dan aku mau, lusa semuanya sudah beres."
"Dendam dan kematian."Dylan langsung berdiri kala mendengar hal itu, "Apa kamu yakin Luna? Apa kamu tidak ingin mempersiapkan semuanya lebih matang lagi?"
"Aku yakin paman, aku sudah tidak bisa menunggu lagi, aku ingin kita hidup seperti orang pada umumnya, paman kembali, keturunan Wilson yang tersisa muncul dan tentunya Black Blood yang lebih jaya akan terwujud."
Dylan menghembuskan nafas kasar, "Jika itu keputusan mu, paman hanya menurut saja, paman hanya-"
"Paman hanya tidak mau ada kematian seseorang lagi Luna, apalagi orang itu adalah orang yang paman sayang."
Luna menghampiri pamannya dan mengelus punggung pamannya, "Paman tenang saja, kita berusaha, semuanya akan berusaha agar tidak ada kematian di antara kita."
"Hubungi dia sekarang, Diko!"
"Baik nona."
Diko menghubungi Emon dengan ponsel canggihnya, ponsel rakitan Luna yang memiliki kelebihan, tidak bisa dilacak karena terlindungi oleh suatu program yang dipercaya kemungkinan kecil bisa dibobol.
||Wah wah wah, apa kabar Diko sang pemimpin Black Blood.
|| Saya tidak ingin berbicara panjang saat ini, saya hanya memberitahu, surat perjanjian sudah saya tanda tangani, dan lusa saya mau kita bertemu untuk menyerahkan surat perjanjian dan melakukan rundingan masalah kerjasama yang akan kita lakukan.
||Waw, lusa? Oke lusa, di hutan tempat di mana, Dena anak lemah itu mati.
Luna yang mendengar itu mengepalkan tangannya, begitupun Dylan. Mereka tidak terima saat Emon dengan mudahnya mengatakan itu.
|| Baik.
Panggilan diputus oleh Diko, Diko sempat melihat kedua pemimpinnya marah saat mendengar Emon mengatakan itu.
"Diko, aku perintahkan padamu, siapkan semua anggota terlatih untuk lusa!, aku tidak yakin bahwa lusa tidak akan pertempuran."
Diko mengangguk patuh lalu berpamitan keluar ruangan.
"Tenang sayang, sebentar lagi dendam ini akan terbalaskan" ucap Dylan sambil memeluk keponakannya.
'Tentu paman, dan mungkin aku akan meninggalkan mu sendiri seperti sebelum aku datang di kehidupanmu.'
---
Di kawasan Emon, Emon tengah tertawa senang karena sebentar lagi semuanya akan terwujud.
Apa yang ia inginkan akan ia dapatkan sebentar lagi."Hahahahaha, aku tidak sabar menunggu lusa."
"Akhirnya setelah semua yang aku lalui, sebentar lagi akan selesai dan aku akan menjadi penguasa, hahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna's Eyes of Death [End]
FantasiSequel psychopath couple✔️ Baca cerita baby girl dan psychopath couple dulu biar nyambung -- Luna, perempuan berparas bak bidadari yang mempunyai mata setajam pedang. lahir tepat pada malam bulan purnama membuat dia memiliki banyak kelebihan. walaup...