{23}

1.6K 149 49
                                    

Di London, Luna dan Dylan berada di sebuah ruangan bersama anggota Black Blood yang lain. Mereka tengah membahas sesuatu, sesuatu yang mempertaruhkan Black Blood, apakah akan tetap berdiri atau lebur mati bersama kekalahan.

"Dalam strategi pertama sudah berhasil, membuat Wilson seolah-olah mati."

"Strategi kedua, membuat mereka berada di bawah kita."

Orang-orang yang ada di dalam ruangan itu mengangguk mengerti.

"Diko, kamu yang akan menjadi kita!"

"Siap bos."

Luna tersenyum miring, ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, menerawang jauh saat-saat di mana ia lahir dan keluarganya mati.

"Kita akhiri pertemuan hari ini, tetap waspada dan berhati-hati!"

Anggota Black Blood keluar dari ruangan meninggalkan Luna, Dylan dan Sam.

"Bagaimana Sam?" Tanya Dylan.

"Mereka menerima surat itu tuan, mereka juga sudah berhasil membuat dia menerima tawarannya" jawab Sam sambil menggeser layar tab canggihnya.

Luna mengangguk dan tersenyum tipis, 'kita akan bertemu lagi.'

--

Sedangkan di negara lain, tiga orang tengah duduk berdiam diri, saling tatap dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Jadi, mau bergabung?" Tanya salah satu orang yang wajahnya di tutupi oleh asap rokok.

Orang yang di tanya menundukkan kepalanya sejenak, "Ya."

Orang yang bertanya dan orang yang sejak tadi diam menunjukkan senyum puasnya.

"Keputusan yang bagus, mereka sudah mengirim balasan dan sebentar lagi kita akan berkuasa." 'Bukan kita tapi aku, dengan ini aku bisa mendapatkannya dengan mudah.'

'Sebentar lagi' batin orang yang sejak tadi diam.

----

Langit malam berganti pagi, di Indonesia Farid dan yang lain tengah disibukkan dengan pertarungan, ya pertarungan, pertarungan antar geng.

Tadi, tiba-tiba geng Galrez menyerang Grexda. Galrez merupakan geng lama yang suka mencari sensasi.

Farid berhadapan dengan Lucas, pemimpin Galrez.

"Heh anak babi, udah beberapa kali bonyok sama kita masih aja mau pansos" ucap Farid.

Lucas menendang kerikil yang ada di depannya, "Bacot lo, serah gue lah, hidup-hidup gue."

"Emang hidup lo, tapi hidup lo nyusahin kita bego!" Teriak Ian.

"Namanya juga hidup, ciaaaa!!!" Teriak Lucas dan langsung menyerang Farid.

Farid balas menyerang Lucas, pukulan demi pukulan saling mereka layangkan.

"Lucas bego!" Teriak Farid saat rahangnya terkena pukulan.

Lucas tersenyum remeh lalu kembali menyerang Farid.
"Mana pemimpin kalian? Cemen banget gak berani maju."

"Kangen lo ama Elard?" Tanya Farid sambil terus memberikan serangan ke arah Lucas.

"Kangen di buat bonyok" timpal Galen membuat Farid dan yang lain tertawa.

Lucas menggeram lalu memberikan pukulan yang sangat kuat sampai Farid limbung karena fokusnya terbagi saat tertawa tadi.

Lucas terkekeh lalu menatap anak buahnya yang memegang ponsel, merekam jalannya pertarungan tadi.

"Gimana?" Tanya Lucas.

Luna's Eyes of Death [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang