Pagi yang indah bagi Luna, hari ini ia diperbolehkan masuk. Ya, setelah kakinya yang terkena tembakan anak buah Aldan itu, paman dan teman-temannya melarang Luna masuk, tidak tanggung-tanggung, Luna tidak diperbolehkan selama 2 minggu.
Luna sangat kesal dengan keputusan mereka, padahal Luna sembuh dalam waktu 2 hari berkat ramuan yang dibuat dari buku panduan mamanya.
Selama 2 minggu itu, Luna mendiami paman dan teman-temannya. Sedangkan, Dylan dan EFIG yang didiami Luna hanya menerima karena itu demi Luna tapi di dalam hati mereka, mereka merindukan Luna.Luna sudah siap dengan seragam olahraganya, disekolah-nya sedang mengadakan perlombaan antar sekolah dan hari ini hari terakhir.
Rambut putih panjangnya ia kucir kuda, memakai liptint sedikit untuk menutupi bibir pucat-nya yang kian hari kian memucat. Mengambil jaket dan memakai sepatu lalu turun untuk sarapan."Pagi sayang" sapa Dylan.
"Pagi paman" balas Luna sambil mencium pipi Dylan.
"Sudah tidak marah, hm?" Tanya Dylan.
"Tidak, kan Luna sudah boleh sekolah" jawab Luna.
"Walaupun kamu diperbolehkan sekolah, kamu harus tetap dalam pengawasan bodyguard dan EFIG!"
Luna hanya mengangguk-angguk sambil memakan sarapannya.
"Luna selesai, Luna berangkat" pamit Luna setelah makan.
"Bodyguard sudah siap didepan, hari ini kamu harus diantar!" Perintah Dylan.
Luna hanya mengangguk lalu berpamitan lagi.
Luna keluar rumah dan memasuki mobil, mobil hitam itu melaju diikuti dua mobil lainnya didepan dan belakang.
Sampai dikawasan sekolah, mobil itu menjadi pusat perhatian dari murid sekolah sini maupun sekolah lain. Memang, Luna sedikit terlambat karena mobil yang ditumpanginya berjalan lambat seperti perintah Dylan.
Pintu mobil dibukakan oleh bodyguard, Luna turun dengan kacamata hitamnya.
Ia berjalan diikuti sepuluh bodyguardnya.
Berbagai pandangan dan bisikan dari murid-murid tidak membuat Luna risih, Luna sudah terbiasa seperti ini."Dia siapa? Wah anak orang kaya kayaknya."
"Cantik banget buset, kayak bidadari."
"Cantik bener, mulus, putih, kurus, tinggi udah kayak bihun aja."
"Gue harus temenan sama dia, lumayanlah bisa di porotin."
"Sabi lah, target selanjutnya."Luna hanya acuh dan menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya di koridor. EFIG memang tidak diperbolehkan oleh Dylan untuk menjemput Luna hari ini agar Luna mau diantar, jika ada EFIG pasti Luna akan meminta menaiki motor.
"Halo Luna" sapa Ian.
"Hm."
"Udah enakan?" Tanya Elard.
"Udah dari 12 hari yang lalu" jawab Luna ketus.
Elard terkekeh kecil lalu menarik kepala Luna agar bersandar di dada bidangnya.
"Gak usah ketus gitu yang penting sekarang kan udah masuk lagi" ucap Elard.
Semua itu tak luput dari pandangan murid sekolah lain, murid sekolah sini sudah biasa dengan kemesraan antar sahabat itu. Tapi untuk sekolah lain pasti menerka-nerka. Pasalnya Elard adalah cowok populer di seluruh sekolah di kota ini.
"Pacarnya kak Elard ya?"
"Kenapa gak ada berita kalau mereka pacaran, waduh grup Elard lovers perlu di update."
"Sumpah, hati gue sakit lihat mereka, bertahun-tahun hanya bisa mengagumi."
"Kalau pawangnya Elard, gak berani gue, mending cari aman aja lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna's Eyes of Death [End]
FantasiSequel psychopath couple✔️ Baca cerita baby girl dan psychopath couple dulu biar nyambung -- Luna, perempuan berparas bak bidadari yang mempunyai mata setajam pedang. lahir tepat pada malam bulan purnama membuat dia memiliki banyak kelebihan. walaup...