Namaku Park Ji Hyo, usiaku saat ini menuju kepala 3. Usia yang mungkin menurut sebagian orang adalah usia krusial untuk menikah. Terlebih lagi untuk seorang wanita. Meskipun banyak juga wanita yang sengaja menunda menikah demi mengejar kariernya, aku tidak seperti itu.
Aku hanya belum menemukan laki laki yang membuatku yakin bahwa dia adalah jodohku.Aku bekerja disalah satu perusahaan jasa organize pernikahan, biasa kita sebut Wedding Organizer.
Aku adalah ketua tim planner yang sangat disegani oleh rekan rekan kerjaku, bukan karena usia ku yang lebih tua dari mereka, tetapi karena semua acara pernikahan yang aku atur berjalan dengan sukses. Imaginasi kanak kanak tentang pernikahan rupanya menjadi potensi yang bagus untuk menjadi seorang planner wedding.Siapa sangka aku yang sudah menangani lebih dari puluhan pernikahan, bahkan belum memiliki seorang pendamping hidup.
Kenapa tidak?Aku menikmati hidupku yang saat ini, entah bagaimana orang lain berkata tentang diriku aku tetap berdiri tegar diatas kedua kaki dan tubuhku yang sexy.
Hampir semua laki laki di tempat kerjaku bahkan memanggilku dengan sebutan Ketua Sexy.Bagiku pernikahan bukan hal main main, karena aku sudah merencanakan banyak pernikahan, dan aku tau betul bagaimana sulitnya menyatukan dua kepala, dua hati, dan dua pengalaman.
By the way, meskipun usia ku sudah hampir menginjak 30, bukan berarti aku tidak pernah memiliki kekasih.
Setidaknya jika aku ingat ingat lagi, aku sudah menjalani hubungan sekitar 5 kali dalam hidupku. Walapun itu bukan hal yang bisa dibanggakan, tapi setidaknya kalian tau aku masih normal. Dan aku tidak menyerah pada kehidupan percintaanku.Tapi semua kehidupan bahagia ku kacau balau saat aku bertemu dengan seorang pria, pria dingin yang tidak jelas asal usulnya, dan sangat tidak peduli dengan sekitarnya. Pria yang tidak banyak bicara, bahkan mungkin hampir tidak pernah bicara setiap aku bertemu dengannya. Namun bukan hanya padaku saja, dia juga tidak bicara dengan semua penghuni apartment.
Pria itu tinggal di sebrang apartmentku, aku tidak tau namanya, aku hanya sering memanggilnya dengan tuan 777.
Karena dia tinggal di apartment nomor 777. Dia jarang terlihat keluar dari apartment, bahkan oleh penghuni lain. Beberapa dari penghuni lain malah tidak mengetahui jika apartment 777 sudah terisi, mereka bahkan mengira apartment itu kosong. Benar benar pria yang tidak bersosialiasi dengan sekitar, beruntunglah dia tinggal di apartment sehingga dia tidak perlu bercengkrama dengan tetangganya.Suatu pagi aku keluar dari apartment ku yang baru aku tempati selama 1 minggu. Karena tukang antar susu memencet bel, kebiasaan pagi ku adalah mengambil 3 botol susu yang diletakan depan pintu apartment. Berlangganan susu dari apartment cukup menghemat waktu dan tenagaku, dari pada harus berbelanja ke supermarket.
Saat aku membuka pintu, Tuan 777 juga membuka pintu disaat yang bersamaan.
Jangan harap kami saling sapa, dia bahkan tidak melirik padaku sedikit pun.Padahal jarak pintu ku dengan pintunya hanya sekitar 2 meter, tapi dia benar benar tidak melihatku.
Dia hanya mengambil koran yang diletakan di depan pintunya."Halo selamat pagi".
Sapaku dengan senyum sumringah, berharap dia juga menyapaku. Atau paling tidak balaslah senyuman manis ku ini dengan senyuman juga.Tapi dalam hitungan detik, pria itu masuk ke dalam apartmentnya tanpa berkata apapun. Hanya sesaat aku melihat wajahnya, selebihnya punggung yang dia tampakan dihadapanku.
Benar benar pagi yang berat baginya mungkin.Aku terbiasa mulai bekerja pukul 10 pagi, bahkan terkadang aku tidak bekerja di kantor, aku lebih sering bertemu klien di luar. Lebih menyenangkan menurutku, karena tidak terus menerus berada di balik meja datar yang dipenuhi dengan kertas. Dan juga karena pekerjaan ku tidak menuntutku harus berada dibalik meja, melainkan justru mendukung ku untuk terus pergi keluar kemanapun yang aku mau. Mencari inspirasi, mendatangi pameran pernikahan modern dalam hingga luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlambat Menikah (JJK x PJY) Lengkap ✅
FanficMemangnya kenapa jika seorang wanita terlambat menikah? Bukankah itu lebih baik daripada harus salah memilih pasangan dalam hidupnya? Sebuah Perjalanan cinta yang didambakan berjalan indah, namun malah menghancurkan hidup seorang wanita karena bert...