Part 3

267 55 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jiyeon menarik lengan Seulgi yang merasa enggan untuk ikut bersamanya. Sekarang mereka tengah menuju ke kelas di mana kekasih Karina berada. Setelah kembali dari toilet, Jiyeon lekas menceritakan semuanya pada Seulgi. Meski awalnya Seulgi kembali histeris dan berubah gila, sahabatnya itu terpaksa ikut. Tidak mungkin dia membiarkan Jiyeon si dingin dan sering acuh terhadap pria untuk menemui kekasih Karina sendirian, yang ada nanti Jiyeon jadi ketahuan. Berhubung dia begitu hebat dalam berakting, tugas ini sepertinya cocok untuk Seulgi.

“Karina? Aku seperti pernah mendengar namanya.” Seulgi mengerutkan kening, sedang berpikir.

“Dia dibunuh saat kelas satu. Sekarang kekasihnya sudah berada di kelas dua. Katanya, kematiannya disembunyikan. Kekasihnya mengatakan kepada guru jika dia sudah pindah dan pergi dari Korea, padahal dia sudah meninggal. Berhubung dia anak yatim piatu, tidak ada lagi orang yang mencarinya.” Jiyeon menghembuskan napas setelah bercerita, jujur saja ia masih merasa kasihan pada Karina. Kisah hidup dan cintanya begitu memprihatinkan. 

“Apa dia ada di sini?” tanya Seulgi melirik ke sebelahnya yang kosong. Tangannya tak pernah lepas dari lengan Jiyeon.

“Ya, dia ada di sampingmu.” Sontak Seulgi menjerit heboh, menyebabkan Jiyeon memandangnya geli. Padahal sekarang Karina sedang berada di sampingnya, hantu itu juga ikut terkekeh melihat tingkah Seulgi yang lucu dan menggemaskan.

“Jangan bercanda Jiyeon.” Seulgi menahan kesal saat melihat Jiyeon tersenyum manis. Kemudian pandangannya terfokus kembali ke depan. Beberapa murid lantai dua yang berpapasan dengan mereka sesekali memandang dengan wajah kaget. Tidak menyangka jika primadona sekolah yang jarang menyusuri lantai dua datang dengan tiba-tiba. Seketika semuanya menjadi ramai, banyak dari mereka yang terang-terangan mengikuti dari belakang. Ingin tahu ke mana sang primadona akan berkunjung.

“Ini kelasnya.” Karina menunjuk pintu yang bertuliskan 2C. Setelah merapikan pakaian, mereka lekas masuk. Mengingat sekarang masih jam istirahat, hanya ada beberapa murid yang ada di sana.

“Permisi.” Seulgi menampilkan senyum termanisnya saat dua siswi menoleh ke arah mereka. Ekspresi wajah mereka berubah terkejut, kemudian mereka berdiri lalu membungkuk sopan.

“Ada apa sunbae?” tanya mereka masih belum bisa menghilang keterkejutan di raut wajah.
Jiyeon mengulum bibir, kemudian senyum manisnya terukir begitu cantik. “Apa benar ini kelas Kim Yohan?” tanyanya dengan hati-hati. Dua siswi itu terlihat lebih kaget, kemudian dengan ragu mereka menganggukkan kepala.

“Benar sekali. Tapi sekarang dia sedang tidak ada di kelas,” jawabnya setelah melirik bangku yang berada di pojok kiri. Jiyeon mau pun Seulgi mengangguk paham, mereka sempat bertatapan sejenak, seolah bertanya 'apa yang harus kita lakukan?’.

“Kenapa kalian mencariku?”

Sebuah suara berat yang berasal dari belakang menyentak. Secepat mungkin Jiyeon dan Seulgi berbalik, dan tatapan tajam yang begitu mengerikan langsung menyapa mereka. Karina lekas meraih lengan Jiyeon untuk dipegang, ketakutan terpancar jelas pada binar matanya.

WizardryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang