“Kau harusnya lebih hati-hati.”
Jungkook membalut luka pada pergelangan tangan Jiyeon dengan kain kasa. Setelah sampai di kamar, gadis itu membuka matanya. Sekarang posisi Jiyeon sedang duduk menyandar pada kepala ranjang, sedangkan Jungkook berlutut di lantai untuk mengobatinya.
Jiyeon menarik napas singkat. “Aku tak siap. Mereka datang tiba-tiba.” Raut wajahnya terlihat pucat, mungkin karena banyak darah yang sempat ke luar. Untung saja ia tak perlu dibawa ke rumah sakit, jika tidak mungkin Ayahnya akan khawatir bukan kepalang.
“Aku masih bertanya-tanya, kenapa mereka bisa muncul di sini.” Jiyeon memandang Jungkook yang sekarang beralih mengobati sikunya. Raja tampan itu sempat menoleh, namun dia kembali fokus pada kegiatannya.
“Sebenarnya makhluk jenis apa mereka?” Jiyeon masih melontarkan berbagai macam pertanyaan. Tentu saja, ia benar-benar tak paham dan menjadi sangat penasaran mengapa makhluk-makhluk aneh itu datang. Padahal Jiyeon sama sekali tidak melakukan kesalahan.
Jungkook yang sudah selesai mengobatinya lekas menghela napas berat. Tubuh bidangnya beralih bangkit dan duduk di tepi ranjang. Sekarang matanya menatap Jiyeon dengan lembut.
“Mereka adalah jiwa-jiwa kelaparan yang hidup bergentayangan. Berhubung jika darahmu adalah darah suci, mereka bisa menemukanmu hanya dengan mencium baunya. Maka karena itu, kau tidak boleh terluka satu tetes darah saja. Akan ada banyak makhluk halus yang mengejarmu jika itu sampai terjadi.”
Jiyeon mendadak terdiam, napasnya sempat ditahan karena terkejut. Rasa gelisah semakin dalam menghantui, membuat perasaannya tak tenang. Bagaimana bisa Jiyeon memastikan bahwasanya ia tak akan terluka. Jiyeon tidak dapat memprediksinya. Kenapa rasanya sulit sekali memiliki kekuatan dan darah suci ini? Ia seolah sedang menghindari kematian. Satu saja melakukan kesalahan bisa membuatnya berakhir di dunia.
“Mengerikan sekali.” Jiyeon mengelus kedua bahu. Tubuhnya mendadak menggigil dan merinding. Jujur saja, sebenarnya Jiyeon tergolong gadis penakut. Walau pun sering berwajah datar pada kebanyakan pria, ia sangat tidak suka jika berhubungan dengan yang berbau mistis. Tadi saja saat melihat bentuk mengerikan makhluk-makhluk aneh itu ia sudah menjerit heboh seakan bisa kencing di celana.
“Tapi anehnya, kenapa para pelayan di rumah tidak mendengar teriakanku? Mereka seolah lenyap dari sini.”
“Karena kau sedang berada di dunia ilusi. Tapi meskipun begitu, semua kejadian yang kau rasakan adalah nyata.”
“Pantas saja,” bisik Jiyeon meringis sejenak.
“Aku tidak bisa memastikan jika kau tidak akan terluka lagi. Tapi yang pasti, kau harus mulai belajar untuk mengendalikan kekuatanmu agar bisa melawan mereka.” Tangan Jungkook terulur untuk mengelus pipi Jiyeon. “Mereka akan lenyap jika kau mengeluarkan elemen apa milikmu.” Kini tangan Jungkook berpindah menuju pergelangan tangan Jiyeon yang terluka. Menggenggam dengan lembut dan penuh hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizardry
FantasyCover : @GENIUS_LAB Garis kehidupan yang dijalani Park Jiyeon tidak semudah yang kalian bayangkan. Kalian pikir, menjadi primadona sekolah mampu menaklukkan dunia? Ck, rasanya ia ingin tertawa terbahak-bahak. Kalian pikir, menjadi puteri pejabat ne...