Petualangan 3

3.2K 167 70
                                    

Aku enggak tahu harus malu atau bagaimana ?
Mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Azof barusan.

Azof dengan cepat mengambil kotak kondom pemberian Anton tadi di tempat sampah.

Dia amati kotak itu di tangannya.

"Kamu serius mau melakukannya ?" Tanyaku.

Perasaanku campur aduk saat ini,
Antara iya dan tidak ..

Sosok Azof yang ada di depanku saat ini,
Dengan mata merah penuh nafsu,
Wajahnya yang sangat menggoda hatiku.

Sosok Azof yang ada di depanku saat ini,Dengan mata merah penuh nafsu,Wajahnya yang sangat menggoda hatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Apakah aku bisa menolak pesonanya yang lembut ?

Lembut disetiap tangannya menyentuh perlahan bagian sensitif tubuhku.

Dia mendekatiku.
Kami duduk, berdiskusi di atas tempat tidur.

"Aku enggak mau memaksamu..!" Katanya dengan jarinya menyentuh bibirku, daguku..

'Bagaimana aku harus menolak sentuhan ini !?' dilemaku.

Jarinya menjalar, menyentuh pipiku..
Kucium jarinya yang menyentuh pipiku ini..

Aku hanya mengangguk pelan,
Meskipun 30 persen jiwaku ingin rasanya menepisnya.

"Kita buka ini ( kotak kondom ) sama-sama ya !" Ucapnya lagi.

Deg-deg an jantungku,

'Ya Tuhan maafkan aku !' batinku.

Takut, senang, merasa bersalah..rasa itu melebur menjadi satu.

Azof membuka kotak itu..
Dan..

"Loh..kok enggak ada isinya !" Kata Azof tak percaya.

Ternyata kotak itu kosong dan di dalamnya ada secuil kertas yang bertuliskan..

"Penasaran rasanya kan ?! Beli sendiri Bro !! Ha..ha..!!"

Seketika kami pun tertawa bareng mengalami kejadian ini.

"Brengsek Anton !" Ucap Azof dengan membuang kotak itu.

Kami berdua malu,
Sungguh enggak percaya atas keisengan sahabat-sahabatnya Azof.

Geleng-geleng kepala, tertawa bersama.
Hanya itulah yang kami lakukan ..

Saking gelinya karena menjadi target kejahilan Anton cs, kami bersentuhan satu sama lain.
Walaupun cuma bersentuhan kulit tapi itu sangat mengundang gejolak nafsu yang kami punya.

Ditambah dengan situasi yang mendukung, berada di atas tempat tidur berdua saja.

Sehingga membuat kami yang dari tertawa menjadi pelan-pelan terdiam saling menatap mata.

Sehingga membuat kami yang dari tertawa menjadi pelan-pelan terdiam saling menatap mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RASAKU, KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang