ramadan

2 1 0
                                    

Heppy reading

selesai mandi sore aku ikut serta menonton tv bersama. jam menunjukkan pukul lima sore aku menonton berita tentang pengumuman soal keputusan sidang isbat. yaitu sidang yang yang menentukan jatuhnya tanggal satu hijiriah, kali ini sidang isbat di perhitungkan jatuhnya bulan ramadhan dengan di tandai munculnya hilal.

MUI telah mengumumkan dan bersepakat menjatuhkan tanggal satu ramadan tepat esok pagi dan sepakat mulai nanti malam, yang artinya di perbolehkan melaksanakan salat sunah tarawih. yang selalu di lakukan setelah bada salat isya, pada malam pertama di wajibkan makan sahur untuk pertama kali.

namaku terpanggil sangat nyaring berasal dari nisa yang menghampiri ku.

"mba hasna nanti kalo berangkat salat tarawih kita bareng ya" ajakan nisa anak dari tetanggaku sudah ku anggap adikku sendiri.

"siap" tersenyum dan mengacungkan jempol ibu jariku, aku hanya mempunyai satu adik laki laki.

di malam pertama solat terawih semua anggota panitia ramdhan di wajibkan untuk datang lebih awal bertugas menata tikar dan menyapu agar terlihat lebih masjid terlihat rapih. tampa sengaja aku melihat seorang pria bertubuh kurus dan putih, berada di dalam kamar belakang masjid yang kemarin aku bersihkan bersama dua gadis irmas. pria itu tampak asing belum pernah aku lihat sama sekali.

"mungkin dia santri yang akan menjadi imam di masjid selama bulan ramadhan" gumam ku dalam hati.

Adzan isya telah berkumandang warga sekitar mulai berdatangan dari anak anak, dewasa hingga lansia mereka turut serta hadir untuk berjamaah salat isya di lanjut salat sunah tarawih malam pertama sangat ramai tak perlu waktu lama untuk memenuhi isi ruangan masjid dan menata memenuhi staf barisan. adzan ikhomat sudah terdengar saatnya untuk melaksanakan salat fardu isya dilanjut salat sunah tarawih.

***

setelah salat isya, seseorang berdiri di depan sana memegang mic dan ia mulai memperkenalkan diri dan menyebutkan namanya. benar saja ia  adalah hamdan. Ustad hamdan yang di maksud warga. adalah seorang santri muda untuk mengisi waktu ramdhan kali ini.

sekitar lima belas menit hamdan memperkenalkan diri, kini saatnya ustad hamdan memipin salat tarawih. imam sudah membaca Al- Fatihah dan suratan pendek suasana menjadi tenang dan sunyi, meski terkadang ada anak kecil yang mengikuti bacaan imam karena sudah menghafal bacaan atau merengek meminta pulang.

usai salat tarawih pemuda itu memberikan tausyiah sebagaian dari mereka yang telah berhamburan untuk memilih pulang. dan ada sebagian orang tua masih menetap untuk mendengarkan ceramah dari ustad hamdan. ia membawakan tema tentang kesabaran hati.

ia bercerita

sabar begitu mudah di ucap. padahal apa yang kita rasakan sangatlah Perih, kata sabar adalah kata untuk menunda luka sebagai obat penenang hati dan kata kepedulian seseorang
Karena sabar itu pahit dan sering melelahkan bahkan tak pernah ada batasannya

Meski sering kali kita rasakan. Tapi yakinlah bagi kita Tuhan sang pemilik semesta maka buah kesabaran itu akan manis rasanya .

Semakin kita bersabar, semakin Tuhan juga sayang terhadap orang yang lapang insyaallah kita termasuk orang yang mulia di sisi-nya.

selesai tausyiah warga yang tersisa berhamburan. membubarkan diri untuk pulang sementara di masjid masih tersisa anggota irmas acara malam ini menyusun jadwal tadarus. seperti tahun yang sudah sudah tadarus di bagi menjadi lima kelompok, tadarus di lakukan sore setelah waktu salat asar untuk putri dan tadarus malam di lakukan untuk putra setelah solat tarawih. para irmas sepakat untuk membuat grup WA agar lebih mudah di hubungi.

sementara aku memberi masukan pendapat sehari akan ada lima anak yang bertadarus di rolling agar tidak terlalu banyak, setiap anak mendapatkan dua kali dalam seminggu untuk bertadarus. mereka pun sepakat dengan saran ku.

setelah urusan ku dengan anggota irmas selesai aku berpamitan pulang bersama nisa. ia juga salah satu anggota irmas. udara malam yang dingin masuk badan hingga tulang menjadi beku. lampu di sudut gank hampir semua menerangi jalan.

"mba tumben masih sore gini jalanan udah sepi biasanya kan belum pada tidur aku jadi merinding."

"iya memang masih sore nis, tapi mereka di dalam. mana mba hasna tau kalo mereka udah tidur apa belum?"

baru saja aku akan memasuki gank yang menuju rumah ku, mata kami terpaku pada sesosok rambut panjang serta kukus yang memperlihatkan api kecil menyala dan memakai baju putih, nisa sempat melihat pun langsung memelukku dan ketakutan ia meminta ampun pada kukusan itu.

"ampun.. ampun.. ampunn.." langkah kakinya semakin mendekat. aku langsung tertawa.

"ya ampun nis, itu mas genta emang kamu lupa diakan rambutnya panjang gondrong kaya gendruwo."

"oh iya mba! aku lupa."

"nis kamu kenapa, pegangangan erat banget sama hasna" tanyanya dengan penasaran

"mas genta yang kenapa!!, malam malam gini rambutnya gak di ikat kaya gendruwo tau." ketusnya.

"iya nis aku baru keramas besokkan udah mau puasa jadi aku mandi besar. "

"mas genta mau kemana? Malam malam gini jalan sendiri sambil ngerokok, terus rambutnya di urai segala. udah kaya .... mas genta mau cari nyai kun kun...ti anak ya?"

"mau ke masjid tadarus dong biar hasna mau jadi pacar aku. "

"mba hasna mana mau dia pantesnya sama Ustad hamdan huu..."

aku yang mendengarkan mereka berbicara membuatku tertawa sepertinya memang mereka tidak pernah mau mengalah,. genta dan nisa tetangga dekat jadi tak heran jika aku melihat mereka sering bertengkar kecil.

"udah nis, ayo kita pulang! gak baik bicara sama mas genta kaya gitu, dia masih sepupumu dan lebih tua dari kamu."

"hem... makasih ya has, tuh denger hasna lebih milih abang mu ini di banding kamu."

"ihh, mba hasna ko bela mas genta yang ada dia nanti ke senangan."

"iya udah ayo," ajak ku

nisa pun tertawa .

***

sesampai ya di rumah aku mengetuk pintu ibu membukakan pintu untukku. aku meraih tangan kanan ibu dan mencium punggung tangannya barulah aku masuk menuju kamar untuk membaringkan diri meluruskan persendian.
aku teringat perkataan nisa ucapkan tadi. aku lebih pantas dengan hamdan?. aku hanya menggelengkan kepala langsung ku pejamkan mataku  agar esok bangun pagi.  dan tak perlu ku ingat ingat lagi omongan nisa. karena besok harus bangun pagi untuk membantu ibu menyiapkan makan sahur.
tepat pukul tiga pagi alarm HP berbunyi, aroma khas membuatku tergugah. dari rescoocer nasi baru saja matang. Selain itu ibu sudah memasakan tumis kangkung dan tempe tepung untuk menu saur kami. bapak menghampiri menyuruhku membangunkan umam adik laki-laki ku.

"mba tolong umam bangunin dulu suruh dia cuci muka terus kita sahur"

"iya pak" aku menganggukkan kepala menuruti perintah Bapak

setelah aku membangunkan umam aku langsung melangkahkan kakiku menuju ruang makan untuk menyantap makan sahur.

banjarnegara 12 maret 2021.

hay gimana nih cerita nya aku bingung buat nyari ide dan aku butuh bantuan kalian jangan lupa comen dan ser like.

'

Hamdan pakis (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang