Heppy raeding
Setelah berbuka adzan Magrib kini suara takbir menggema aku dan Nisa berjalan menuju masjid untuk ikut aktivitas kegiatan panita masjid mengadakan takbir keliling dan pesta obor.
Malam lebaran adalah momen paling di tunggu bagi seluruh kaum muslim di segala penjuru dunia di belahan bumi manapun.
Suasana menjadi lebih berwarna karena banyak orang yang sudah pada mudik kumpul bersama keluarga. Aku bertemu dengan beberapa teman yang kerja di luar kota mereka berpenampilan modis dan elegan aotdity.
Percikan api yang menyerupai bunga melambung tinggi mengarah ke udara menghiasi langit di malam hari, mataku menangkap segerombolan anak yang sedang mengekor di belakang ustad Hamdan aku melihat kesedihan dari raut wajah mereka dan mata tersedu sedu.
Adit yang berbadan besar mendekati ku lalu ia duduk di sampingku dengan wajah dan kepala di tekuk.
"Kamu kenapa dit?."
"Besok pak ustadz mau bikin perpisahan" Adit yang menahan air matanya.
"Kapan."
Adit terdiam menggelengkan kepala.
Aku memasuki area masjid dan melihat objek yang sedang aku cari ternyata ia sedang duduk di dalam mengumandangkan takbir.
Aku tak pernah menyangka waktu berjalan begitu cepat. Tapi aku tidak mungkin mencegah yang sudah terjadi semua terserah dengan nya. Jika habis lebaran ia memang akan pulang ke pondok pun aku rasa tidak ada masalah karena ustad Hamdan sengaja di panggil untuk mengisi Ramdhan satu bulan.
Meski aku pernah menyimpan kekesalan pada ustad itu namun keanehan pada saat aku pulang dari acar buka bersama di rumah Bu sum.
Aku memainkan hp dan tentu saja aku terkejut sebuah Notif dari orang yang sedang aku bicarakan pada diriku.
Mas hamdan
"Assalamualaikum
Minal aidzin wal Faidzin, taqoballah minal mingkum.Me
Sama sama mas kembali.
Minal aidzin wal Faidzin,Me
Mas apa benar setelah lebaran kamu akan kembali ke pondok.Mas hamdan.
Benar mba saya akan menyelesaikan tugas dari Abah lalu saya akan melamar.Membaca chat terakhir aku tidak sanggup meneruskan lagi baru saja aku tergores luka baru akibat Aziz yang besok sore akan menikah kini ustad Hamdan. Yang akan melamar pilihan hati.
Ya Allah.
Mengapa engkau menghadirkan mereka bersamaan lalu mengapa kini mereka harus pergi di waktu yang sama ini sangat menyayat hati. Mas aziz yang begitu perhatian terhadapku esok akan menikah dengan Jihan seorang dokter, dan ustad hamdan yang terlihat dingin dan kaku akan pergi dan melamar seseorang, apa aku terlalu jelek untuk mereka? Atau aku yang sedang terkena karma akibat durhaka pada mereka? Allah ya Robb semoga kau pertemuan hambamu ini dengan pria yang baik atas keridhoan -Mu.adzan takbir masih menggema aku dan remaja masjid menata karpet untuk esok hari di pake ketika shalat idul fitri. jam menunjukan pukul 8 malam lebih masjid semakin ramai dari kalangan remaja dan orang tua yang mencari anaknya.
"mba hasna" suara yang tidak asing untuk ku.
"iya pak. ?"
"besok sore bapak mu bisa kerumah saya ?."
"insya Allah besok sore bapak dan ibu ada acara kondangan ke rumah mas aziz."
"oh ya sudah, tolong kabarin saya kalo bapak ada waktu ."
aku mengagukan kepala. seteleh selesai aku dan nisa meminta izin pulang karena tidak baik juga untuk anak perempuan pulang terlarut malam meski masih tersisa remaja masjid yang lain namun mataku mulai mengantuk.
ketika aku berjalan memasuki gang hp berbunyi dan langsung aku menatap layar hpku bertulis hamdan aku tak berniat untuk mengangkat panggilan darinya.
"angkat aja mba siapa tau penting "
"paling orang iseng nis, udalah mba ngatuk ayo jalannya cepetan."
terkadang pertemuan tidak selalu berakhir bersama pertemuan merupakan ujian untuk ke imaman hati Allah membuat kita berulang kali patah agar kita belajar bersabar dan tawakal.
mas hamdan
"Mba kok pulang? Kan acaranya belum selesai."Aku tidak ingin membalas nya aku mempercepat langkahku karena aku benar benar lelah dengan semua ini aku tidak sanggup lagi menahan air mata yang menetes.
Pada saat ini aku hanya bisa berharap Allah lah yang memberikan aku yang terbaik.Sesampai di rumah aku menjauhkan hp ku dan menonaktifkan nya. Segera mungkin aku mengambil air wudhu dan tidur.
***
Selesai shalat id IdulFitri aku bersungkeman dengan bapak ibu dan adik ku Umam. Lalu aku menikmati opor ayam dan sambal di tambah racikan bawang goreng. Momen lebaran rasanya hambar jika tak ada ketupat yang di siram opor ayam.
"Mba nanti kamu bisa ikut ke rumah Mbah Putri kan?"
"Siap pak" meski aku tidak suka keramaian mau tidak mau harus ikut karena aku pun manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan.
"Terus habis kerumah Mbah sekalian kita ketempat Aziz pak" imbuhan dari ibu.
"Bu mending ibu sama bapak aja dan Umam tunggu rumah ya Bu,"
"Mba Hasna aja yang tunggu rumah aku mau ikut bapak orang habis kondangan aku mau ikut ke tempat pade yono" cerocos ya.
Ya sudah nanti Hasna minta di jemput Sinta aja kalo nggak minta di antar mba Feni. Kan lebaran mba Feni pasti pulang.
Feni adalah sepupuku yang sedang berkuliah di Semarang ia jarang pulang.
Banjarnegara 3 April 2021
Alhamdulillah
Sudah lebaran beb tapi kok Hasna jadi plin-plan galau gini di tinggal nikah pas lagi sayang sayange sama mas aziz sedih di tinggal mas hamdan pulkam tambah melow hati Hasna buat siapa si??!
Kalo mau lanjut jangan lupakan bintang ⭐⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Hamdan pakis (Revisi)
Teen Fictionkadang aku berfikir mengapa manusia selalu di pertemukan orang yang salah terlebih dulu dan baru lah di pertemukan yang benar benar mampu membuat sadarku bahwa hidup tidak selalu sempurna dari apa yang kita mau. Di Larang plagiat 📌