sosial media

3 0 0
                                    

Heppy raeding.

Pagi setelah sholat subuh aku menengcek hp yang tergeletak di meja kecil. Aku melihat notifikasi dari sosial media, aku langsung membuka nya. Aku sangat terkejut sebab Tika mengunggah foto kemarin saat foto bersama Arga dan dirinya. Terdapat sebuah komentar yang membuat salah paham dari sebagian mereka.

Sidiq,
"Wiihh, has kamu bisa sama mereka dimana kamu has?"

Intan
"Akhirnya ya has,"

Mita
"Has, bukan nya kamu sudah di lamar? Kok bisa sama mereka?"

Sidiq
" di lamar Arga, maksudnya mit"

Mita
"Kepo!"

Genta kribo
"Hasna inget ya, sekarang udah ada mas @hamdan_pakis gak boleh nakal! Apa lagi itu masa lalu kamu."

Hamdan_pakis
"Oh jadi ini masa lalunya, jauh jauh dari sini ikut bapak cuma mau ketemuan masa lalunya,"

Sontak hatiku merasa bersalah kepada Hamdan, aku pun langsung mencari nomer yang telah menjadi prioritas ku. Aku tidak ingin ada kesalahan pahaman kami dan menutupi masalah ini darinya.
.
Tut...Tut...
Panggilan itu nihil tidak memberikan jawaban, aku tau dia sangat marah tapi aku masih berpikir positif thinking. Mungkin Hamdan memang sibuk dengan kerjaan.

Aku langsung mencari nomer Sinta Panggilan kali ini membawa hasil aku langsung menceritakan pokok permasalahannya dengan Sinta.

"Aku takut kalo bapak dan ibu tau soal ini" Isak ku

"Ya udah mending Lo pulang cepat dulu, ya bilang aja Lo lagi cari persiapan untuk nikah"

"Nanti kalo Lo udah sampai, hamdan gak bisa jemput gue yang jemput."

Kali ini masuk kan dari Sinta memang tepat aku tidak mau salah pahaman antara aku dan mas Hamdan. Karena bagaimanapun juga ia adalah seorang pria yang baik dan telah mau menerima aku apa adanya.

Aku berlari menuju dapur karena di sana ibu dan Tante Erna sedang meracik sayuran untuk makan sarapan pagi.

"Ibu..." Panggil ku pelan

" Ada apa has?, Tumben kamu kayanya lagi sedih."

"Bu nanti sore aku pulang ya ke rumah, aku sama mas hamdan ada urusan mendadak"

"Aduh mba, sih Hasna kayanya kangen."

Aku tersenyum saat mendengar perkataan tanteku, ia memang  pandai tak hanya memasak tapi juga mencarikan suasana.

Ibu belum bisa memastikan apakah aku boleh pulang atau tidak, semua tergantung bapak kali ini. Tapi mudah mudahan saja kali ini aku di izinkan bapak.

Seusai sarapan aku menemui bapak dan kakek di ruang tamu mereka yang sedang duduk asyik bercerita. aku melangkah kakiku dengan pelan.

Hemm.,

"Pak boleh gak aku izin pulang duluan?, Nanti sore"

"Kenapa kok minta cepet cepet?"

"Ada urusan mendadak,"

"Hasna kangen ya sama calon suami"

Aku tersenyum memerah. Mungkin dengan alasan ini memang tepat namun dalam hatiku tersimpan rindu untuknya lelaki yang membuat ku luluh.

"Has, apa kamu yakin ingin pulang duluan? Karena besok ada acara di keluarga nyi sititole, adik kakek"

"Yakin"

Bapak membuang nafas kasar sambil mengangguk kepala, menandakan aku boleh pulang. Jujur aku masih betah di rumah kakek tapi aku tidak ingin Hamdan salah paham dengan foto yang ada di sosial media.

Aku langsung membuat pesan untuk hamdan, mengabarkan aku akan pulang. Setelah membereskan baju dan barang barang ku, aku keluar membeli oleh oleh khas Palembang.

***
Sore ini aku berangkat dari rumah menuju pelabuhan, aku memilih jalur laut. Semoga setelah ini Hamdan mau mengerti penjelasan ku dan tidak ada salah paham lagi. 

Kapal mulai berlayar di lautan selat Sunda. Aku Duduk terdiam memandangi birunya laut, dan langit tampak  Oren aku mengambil hp untuk mengabadikan momen saat ini. Adalah momen kesukaan ku di mana langit begitu tampak cantik dengan paduan warna warni.

Aku mengecek hp berharap ada notif darinya namun nihil, aku pun menyerahkan punggung di kursi dan membuang nafas kasar.

Sebuah panggilan masuk memenuhi layar notif aku memandanginya dengan mengerutkan kening. Panggilan tersebut dari Arga.

"Assalamualaikum. Has, kamu di mana?"

"Aku sudah di kapal ga, mau pulang."

"Pasti kamu pulang cepat karena takut calon mu salah paham"

"Iya ga, dia ngambek."

"Ya Allah, Astagfirullah maafin ya seharusnya aku gak nurutin kemauan Tika. Apa perlu aku yang menjelaskan pada calon mu"

"Ga perlu ga, aku takut dia justru semakin salah paham."

"Oke aku tau has, Posisi kita tidak seperti dulu"

Setelah berbicara dengan Arga aku berjalan menuju kantin di atas kapal. Untuk memesan kopi agar aku tidak pusing. Dan menikmati Langit malam terlihat dua orang pelayan dan tiga orang yang duduk diantara satu perempuan dan dua pria.
.
"Mba mau pesan apa?"

"Kopi susu panas sama kebab"

Salah satu Pria yang sedang asyik berbincang itu menghampiri ku untuk mengajak berkenalan namun aku tidak menggubrisnya. Sekitar 10 menit pelayanan itu datang lagi untuk mengantar pesanan ku. 

Kapal bersandar di dermaga dengan cepat aku langsung turun membawa tas ranselku aku mencari terminal bus jurusan rumah ku ternyata hanya tersisa satu bangku untuk ku. Aku langsung menghubungi Sinta agar esok pagi hari ia bisa menjemput ku di terminal.

Aku memasuki bus berukuran besar dengan muatan kurang lebih 40 orang. di dalam bus pun aku masih berharap mas Hamdan mengabari ku balik namu masih nihil aku menyenderkan punggungn ku di kursi  sambil menghirup udara AC dari dalam bus. Selama di perjalanan aku tertidur dengan nyenyak.

Kurang lebih aku memakan waktu 18 jam di perjalanan.

....

Maaf ya aku telat update karena ada sedikit ganguan dan sedikit banyak acara.

Banjarnegara 7 mei 2021

Hamdan pakis (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang