kondangan

4 0 0
                                    

Heppy raeding

Hari ini aku sudah bersiap untuk menyaksikan acara resepsi pernikahan Aziz dan Jihan, sekaligus menyaksikan Hamdan dan sang calonnya, setelah aku mengetahui ustad hamdan dan Jihan Kaka beradik serasa dunia sempit. "sudah lupakan toh hari ini aku juga mau ketemu anak teman bapak." ya mungkin ini kebetulan. aku menggunakan dress berwarna coklat muda di hiasi Payet agar terlihat elegan.

Aku memoleskan makeup tipis dan lipstik berwarna met agar terlihat natural dan tidak berlebihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memoleskan makeup tipis dan lipstik berwarna met agar terlihat natural dan tidak berlebihan.

Acara yang digelar sangat meriah, di sebuah gedung dan beralaskan karpet merah. panjang semua orang sibuk dengan aktivitas masing masing menikmati hidangan yang disajikan.

Aku mengikuti langkah kaki kedua orang tua ku, bapak dan ibu aku mengekornya dari belakang. bapak terpaku pada sesosok pria yang seumuran dengan nya.

"Mas fatur Al muntas dan mba inah" sapanya sambil memeluknya.

"Mas Hadi Rudyatmo, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik kamu sendiri?. Mana yang anakmu ?."

"Hasna, kenalkan ini pak Hadi Rudyatmo. ayah dari Jihan sekaligus Hamdan, yang ingin bapak kenal kan ke kamu.''

"Wah cantik, rupanya pantas saja hamdan kalo di telfon suka banget muji muji kamu." senyum ya

Aku yang kaget melihat dan mendengar perkataan mereka membuat ku salah tingkah. aku hanya tersenyum membiarkan mereka berbicara.

"Bu Hasna mau ke kamar mandi sebentar." aku mencari alasan agar tidak terlihat panik dan gugup.

Aku menyelusuri lorong gedung memastikan bahwa apa yang baru saja terjadi ini seperti mimpi di negri dongeng, denyutan jantung terasa lebih cepat dan berat keringat panas dingin membasahi seluruh tubuh.

Di depan kaca cermin yang lebar aku menarik nafas panjang dan berusaha menetralkan suhu tubuhnya agar tidak gugup lagi.

"Ya Allah
Sebenarnya cobaan atau kutukan untuk ku di saat aku merindukan nya yang aku pikir dia akan melamar perempuan pilihan keluarga nya tapi sekarang perempuannya itu?
Apa ini jawabanMu atau aku yang terlalu meminta?. "

Terdengar nada panggil bertuliskan nama yang sangat familiar aku langsung mengangkat nya.

"Ha...halo,
Assalamualaikum iya mas ada apa?"

"Walaikumsalam.
Bisa kita bertemu di taman depan gedung?"

"Ada apa ya"

"Aku ingin berbicara empat mata dengan kamu, ya kurang lebih 10 menit."

"Iy_
Telfon itu mati dari sebelah pihak. aku pun langsung melangkahkan kaki menuju taman sesuai yang di arahkan pria tersebut.
Sesampai di taman aku langsung menyapanya dengan salam.

"Assalamualaikum" ucapku dari belakang ustad Hamdan

Ia tersenyum dengan wajah yang berseri, dengan Sinaran gigi putihnya dan ini baru pertama kali aku melihat dia sebahagia ini.

" Apa kabar has? Apa kamu merindukan ku?" Tanyanya sedikit geli untuk di dengar.

"Alhamdulillah baik, siapa yang rindu mas hamdan kali!" Apa yang di katakan Hamdan memang benar hati memang sedang berdesir rindu untuknya hanya ia tak mau bodoh di hadapannya. "mas Hamdan sudah tau kalo bapak dan ayah kamu itu sudah menjodohkan kita?"

"Belum memang calon kamu ya?"

"Iih!! di tanya serius jawabnya gitu ketawa lagi!!, terus kalo belum kenapa tadi ayah mas bilang mas hamdan sering muji muji aku di telfon"

"Ayah bilang gitu?. Berarti ayah aku dong yang bilang, bukan aku yang bilang langsung"

"Terserah mas lah, kalo gak mau ya gak papa kok toh aku kan jelek, nyebelin, bahkan gak pernah di anggap ada!, Bukti hari pertama kita ketemu pas ngajar ngaji mas Hamdan kalo ngeilat aku mukanya di jutek, nyebelin senyum aja jarang!."

"Ya karena aku jaga hati aku aja biar kamu ya juga gak gampang baper"

"Sebenarnya aku tau cuma aku mau yakini kamu sudah punya pilihan atau belum?, pas aku tau kamu di supermarket sama Aziz aku tuh sudah percaya kamu dan Aziz punya hubungan. tapi masih berdoa biar kita di takdir kan bersama"

"Terus mas udah kenal sama mas Aziz?"

Ia hanya menganggukkan kepala.

"Awal belum tau dan pernah ketemu, tapi Jihan nunjukin fotonya ke aku eh gak tau dia rekan kerja bapak kamu"

"Kok bisa se sempit ini dunia, terus mas Hamdan_.  Ya emang pas mas Aziz datang bapak sering ingetin aku dia banyak suka lebih cantik pintar sexsi serba ada lah"

Tampa terasa waktu telah lebih dari 10 menit.

"Tapi pas aku dengar kamu masih singgel aku jadi punya kesempatan,  pas Adi bawakan ceramah itu sebetulnya aku yang buat."

"Terus semua ini maksudnya apa?"

"Aku tau kamu pernah mengharapkan Aziz, aku yang tidak sesempurna dia tapi aku ingin membuktikan aku ingin membangun keluarga yang sakinah mawadah warahmah di mataNya sehingga kita menggapai ridho Nya"

Degg
Mendengar perkataan Hamdan aku langsung tersipu dan membuang pandangan ku ke arah lain agar wajah tidak terlihat merah bagai kepiting rebus, kini seakan ada api hangat yang menjalar di relung hatiku.

"Kenapa harus aku bukan ya masih ada banyak perempuan cantik di luar sana?"

"Karena kamu ada di dalam mimpi ku setelah aku istikhoroh ku. Mungkin mereka akan mengenalkan kita tapi aku cukup kenal nama mu dan rumah mu selebihnya kita kenal dan lebih tau  banyak setelah menikah, sesuai hari perkataan ku hari ini juga aku akan melamar kamu"

"Apa ini tidak terlalu cepat?"

"Bukannya wanita butuh kepastiannya dari seorang pria? Aku tidak ingin membuang banyak waktu untuk main main seperti yang lain. aku yang akan bilang ke keluarga kita aku sudah siap untuk menjadi kepala rumah tangga serta mengambil ahli tanggung jawab tentang mu sepenuhnya."

Perkataan nya kali ini memang sangat serius. Aku tersenyum ketika seorang pria yang baik tidak akan memberikan janji melainkan kepastian dalam sebuah hubungan berkomitmen. Dan dia tidak akan mau menjerumuskan dirinya ke dalam lubang kemasiatan.

Aku dan mas Hamdan masuk ke dalam gedung aku mengekor di belakang ustad Hamdan langkah kaki menuju ke tempat di mana bapak berserta ayah sedang berbincang asyik.

"Assalamualaikum ayah ibu dan berserta bapak dari hasna zian muntas kali ini aku ingin melar putri bapak karena dia berhasil meraih hati saya"

"Apa kamu sudah yakin Hamdan?" Tanya ayahnya

"Insyaallah aku siap." Dia pun mengeluarkan kotak berwarna merah 

"Gimana mba kamu siapa mau menerima nya"

"Insyaallah Bu "

"Alhamdulillah"

Aku tidak menyangka bahwa wanita yang akan di lamar adalah aku sendiri. bahagia dan haru tercampur menjadi satu.

Banjarnegara 10 April 2021

Cie cie Hasna di lamar sama mas Hamdan jadi sekarang tinggal menghitung hari H.

Jangan lupa vot

Hamdan pakis (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang