liburan

5 0 0
                                    

heppy reading.

seminggu sudah aku dan mas hamdan menikah hari hariku penuh warna dan rasa syukur atas kasih sayang Allah kepada hambanya yang telah di tetapkan sebagai takdir.

aku dan mas hamdan berlibur ke tempat wisata yang sudah lama aku impikan karena aku sangat mencintai Indonesia aku memilih ke sebuah pulau yang tak kalah indah dari tempat tempat di luar negeri. yaitu Flores nusa Tenggara. siang ini aku mengunjungi bukit yang amat indah hingga sambil menunggu senja di sore hari. tangan ku tak mau lepas dari genggamannya deburan  pantai pasir putih membuat bajuku sebagai bahas.

sebuah cipratan air membuat wajah ku basah dan sedikit kaget

"mas, kamu tuh nakal. " aku membalasnya dengan cipratan air kami bermain air sekarang kerudung biru mudaku ikut basah kuyup, mas hamdan mendekati ku sambil memelukku ia juga memberikan kecupan di keningku.

"istriku pasti kedinginan, udah yuk kita makan dulu. "

kami kembali ketempat sewaan kami dan petugas vila mengantarkan makanan malam.

selepas makan malam kami menonton film yang tersedia di menu chanel stasiun acara, mas hamdan memilih film horor tentu saja jantung berdebar saat ikut menyaksikan berapa kali aku melihat adegan menyeramkan di film tersebut. aku memeluk mas hamdan ketakutan tumbuh berkeringat secara mendadak. mas hamdan yang mengetahui ekspresi wajah ia justru tersenyum kegirangan seolah ia baru saja mendapatkan Doaupris hadiah.

"kamu takut? "

"mas boleh ganti filmnya nggak"

"kamu maunya film apa, romantis, komedi, drama, drakor? "

"romantis! "

"boleh tapi ada syaratnya! "

aku bingung dengan maksud nya. tangan mas hamdan terasa hangat ditubuh ku kini ia membisikkan sesuatu di telingaku.

"ana ubuhi filah "

mendengar kata itu jantung berdetak lebih cepat aku langsung menarik diri ku dalam pelukan nya.

"iih masa pak ustadz gombal! " ejek ku dengan tawa.

"ya gak papa sama istri sendiri boleh kok justru dapet pahala" senyum nya

🌸🌸🌸

mengingat kejadian semalam membuat tersenyum pipiku tak bisa bersembunyi lagi dengan warna merah muda, aku menunggu mas hamdan selesai mandi kami akan sarapan di luar.

"sayang aku minta tolong boleh? "

"apa"

"siapkan bajuku dong"

"sudah sayang "

"oke"

setelah semuanya siap aku dan mas hamdan keluar mencari restoran sederhana dengan menu halal, kami membisu tampa suara terkecuali suara piring dan sendok,.

HP ku berbunyi panggil masuk aku melihat layar bertuliskan Sinta.

"hallo assalamu'alaikum, " jawabku

"Walaikumsalam, cie pengantin baru !. bikin ngiri pejuang fisabilillah aja sih"

"ya makanya kamu cari! " tawaku.

"aku belum ada yang pas nih, eh siapa tau ustadz hamdan punya kenalan buat aku."

"ada kok deket lagi, rajin solat, ngajinya juga oke. "

"siapa"

"mas genta tetangganya nisa"

" mas genta yang kribo itu? rambutnya kaya sarang burung"

"haha us ngawur kamu, gitu gitu dia pinter ngaji gak kaya kamu ambrul adul. baik memeng kamu solat aja masih bolong. "

" ya has, tapi nikah itu buat memperbaiki keturunan kalo aku nikah nya sama mas genta anak kaya apa. "

aku menghela nafas ku aku tahu betul siapa Sinta sejak dulu dia selalu memilih dan tak ingin memperbaiki dirinya dan menyadari siapa dirinya aku berteman sejak belum mondok dia teman SMP ku, SMA aku aku meneruskan di pondok.

Sinta memiliki sifat keras kepala dan sulit diatur dia maunya selalu mencari cara yang mudah.

mas hamdan mengambil HP dari genggam ku ia ingin berbicara siapa tau dia bisa nurut apa yang di katakan mas hamdan.

"kamu bilang aku suruh nyariin jodoh  buat kamu? "

"eh pak ustadz gimana bulan madu sama istri titip temen ku ya pak. iya pak, emang pak ustadz punya? "

"banyak sih cuma aku gak yakin mereka yang gak mau sama kamu"

mendengar percakapan mereka aku tertawa.

"sembarangan kalo ngomong, bilang aja gak mau! " emosinya mulai melupakan. "aku cantik, pinter mandiri, soleh, "

"itu kata kamu sin, mereka juga tau kamu cantik! tapi apa mungkin cantik saja cukup untuk bisa memperbaiki keturunan? yang mereka cari itu skill, nyambung kalo di ajak bicara dan gak baperrrn, lagi bener kok kata istri ku kamu sama genta itu serasi dia bisa menuntun kamu. "

"iya, iya pak ustadz, lagi belain istrinya! " kini nadanya mulai melemah.

aku melihat kedua manusia itu tertawa membuat perutku sakit hamdan tersenyum penuh kemenangan.

"iya aku cuma mau kasih kabar dari Bimo dia kaya bakal nyusul kamu, ya kata tanteku dia mau tunangan"

"alhamdulillah, syukur dong besok habis mereka tinggal kamu" candaku

"iya amin, bu ustadzah makasih doa nya semoga teribajah. "

"ya udah dulu ya Sinta aku sama isteri mau nikmatin liburan. "

seketika telepon itu mati telah terputus aku dan mas hamdan tersenyum puas.

Seorang Sinta pasti ingin di istimewakan namun dirinya tidak bisa mengatur emosi yang selalu di luapkan  tak heran ia justru sering di tinggal dan menjadi dendam dengan laki laki dengan cara menjelekan pria itu. Sementara genta begitu tampak sempurna saja masih di pikiran beribu-ribu kali maunya yang seperti apa? Gerutuku dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hamdan pakis (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang