“Mas, siapa wanita itu?” Aku menunjuk wanita yang ikut pulang bersama Mas Aan.
“Dek, kita bicarakan di dalam, ya. Tidak enak kalau dilihat orang.”
Kami masuk ke dalam rumah.
“Athira, izinkanlah aku untuk menikah lagi?” Mas Aan memandang wanita cantik yang duduk di sampingnya.
“Apa kamu bilang? Kamu mau nikah lagi?”
Malam itu Mas Aan pulang dengan seorang wanita bersamanya. Wanita itu sangat cantik, menarik, muda, dan seksi. Namanya Bunga.
Menurut Mas Aan, Bunga dan dia bertemu tanpa sengaja saat mereka sedang ada pertemuan pekerjaan.
“Iya, Dek. Mas mencintai Bunga.” Mas Aan memandang wanita yang duduk di sampingnya.
Aku tidak menyangka suami yang begitu baik memiliki wanita lain di luar sana.
“Lalu bagaimana denganku, Mas? Apa kamu sudah tidak mencintaiku?”
“Dek, aku masih mencintaimu. Aku juga tidak bisa melepaskanmu, begitu juga dengan Bunga, aku sanggat mencintai kalian berdua. Kamu terlalu sempurna, Dek. Bersamamu aku bahagia, sedangkan bersama bunga, aku merasa muda.”
Sesaat Bunga menatap Mas Aan lalu beralih menatapku. “Iya, Mbak. Kami saling mencintai. Aku rela kok menjadi madu, Mbak,” ucap Bunga.
Wanita itu menghampiriku. Dia duduk di sampingku. Dia mencoba meraih tanganku. Bergegas aku menariknya. Rasanya jijik disentuh wanita tak tahu diri itu.
Pernikahanku dan Mas Aan sudah berjalan selama sepuluh tahun. Dia begitu mencintaiku, bahkan kami hampir tak pernah terjadi pertikaian selama kami menikah. Hidup kami selama ini adem-ayem. Akan tetapi, malam ini aku begitu terkejut melihatnya pulang bersama wanita yang disebut sebagai pacarnya.
“Aku enggak sudi punya madu. Apalagi wanita tak tahu malu seperti kamu!” Aku menunjuk Bunga.
Aku tidak mau dimadu dengan alasan apa pun. Mau tidak mau pria itu harus memilih di antara kami.
“Dek, Mas mohon. Dari pada Mas berbuat dosa di luar sana. Mending kamu memberikan izin Mas untuk menikah dengan Bunga.” Mas Aan mendekat dan memohon padaku.
“Apa?!” Aku melotot pada Mas Aan.“Aku seorang wanita, Mas. Aku masih punya hati. Aku bukan batu yang hanya bisa diam saat melihat kamu bersamanya.” Aku menunjuk Bunga.
Emosiku meledak. Suami yang aku kira pendiam. Ternyata di luar sana memiliki wanita lain.
Rasanya aku ingin sekali menghajar dua orang tak tahu diri itu.
“Dek, aku tidak mau berhubungan dengan Bunga secara diam-diam karena itu aku meminta izin padamu untuk menikahinya.” Mas Aan memandang Bunga.
Aku tetap menolak permintaan pria tak tahu diri itu. Sudah untung dulu aku modali dari uang aku kerja keluar negeri untuk melamar pekerjaan. Eh, kini dia justru menusukku dari belakang.
“Aku akan berlaku adil pada kalian.” Mas Aan terus saja meyakinkanku.
“Iya, Mbak. Kami saling mencintai. Hampir satu tahun kami saling mengenal,” timpal Bunga.
“Aku enggak peduli,” jawabku ketus.
“Dek, Mas mohon.”
Sejenak aku terdiam dan berpikir.
“Seandainya, Mas. Kalau aku yang pulang bersama pria lain dan meminta izin untuk menikah lagi, kamu setuju enggak?” Aku membalikkan pertanyaan. Aku mau tahu bagaimana reaksinya jika aku yang meminta menikah lagi.
“Mana ada Dek, istri punya suami dua,” jawabnya.
“Ada.” Aku tak mau kalah dari Mas Aan.
“Enggak ada, Dek.”
“Ada, Drupadi, dia menikah dengan Pandawa lima.”
Sejenak Mas Aan terdiam. Mungkin dia sedang bingung mau menjawab apa.
“Itu kan di film, Dek.”
“Enggak, Mas. Itu cerita nyata.” Aku enggak mau kalah dengannya.
“Iya, Mbak. Saya mohon izinkanlah kami untuk menikah. Aku rela kok, Mas Aan hanya mengunjungiku dua hari selama seminggu. Selebihnya bersama Mbak, aku rela.” Bunga kembali mendekatiku.
Aku kembali mengatakan tidak untuk permintaan mereka.
“Aku tidak akan mengizinkan kamu untuk menikah lagi, Mas. Kalau kamu mau menikah dengannya.” Aku menunjuk Bunga. “Ceraikan aku dulu. Aku enggak takut hidup tanpamu.”
Aku punya usaha, jadi aku tak terlalu mengandalkan uang darinya. Jualan onlineku lumayan laris. Aku bisa menghidupi putri semata wayangku tanpa bantuan darinya.
“Tapi, Dek. Aku tidak bisa hidup kalau tanpamu,” rengeknya.
“Kalau gitu, tinggalkan dia. Aku akan melupakan kejadian hari ini.”
“Tapi, Dek ....”
“Enggak ada kata tapi. Silakan kamu pilih, dia atau aku.”
—Bersambung—
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Mau Menikah Lagi, Aku Miskinkan Dia (TAMAT)
Romance"Mas, siapa wanita itu?" Aku menunjuk wanita yang ikut pulang bersama Mas Aan. "Dek, kita bicarakan di dalam, ya. Tidak enak kalau dilihat orang." Kami masuk ke dalam rumah . "Athira, izinkanlah aku untuk menikah lagi?" Mas Aan memandang wanita can...