Siapa ?

1.5K 245 93
                                    

Ten dan Hendery akhirnya sampai di rumah sakit, mereka bergegas menuju IGD dan disana ada Yuta yang sedang duduk disana pun langsung bangkit, Yuta melihat Ten langsung menghampiri mereka berdua.

" Ten. Aku Yuta, kau Ten kan dan kau Hendery." Ucap Yuta dan Ten pun menganggukan kepalanya.

" Dimana Johnny? Apa yang terjadi dengan nya. Cepat beritahu aku." Tanya Ten, ia benar benar khawatir dan bingung. Ia takut jika Johnny tidak dalam keadaan yang tidak baik.

Yuta terdiam lalu berkata, " Ikuti saja aku."

Yuta berjalan di depan mereka, Ten dan Hendery pun mengekori Yuta. Ten menggengam tangan Hendery agak kencang, ia benar benar takut jika Johnny benar benar dalam keadaan sekarat ditambah pesan Lucas membuatnya ketakutan setengah mati.

" Itu dia." Yuta menunjuk laki laki bertubuh tegap yang sedang membelakangi mereka, terlihat perban di kepalanya dan dibagian lengan nya. Ten langsung menghampiri Johnny.

" John." Ten menepuk pundak Johnny agar menoleh padanya, namun ketika Johnny menoleh padanya  yang bisa dilihat Ten hanyalah wajah ketakutan dan khawatir. Johnny menitihkan air matanya ia pun menarik Ten lalu memeluknya dan menyandarkan kepalanya ke bahu Ten, sembari menangis. Ten bisa mendengar dengan jelas isakan-isakan kecil yang Johnny keluarkan, Ten mengelus surai hitam Johnny dan mencoba menenangkan pria yang bertubuh lebih besar darinya. Namun bersadar penuh lemas di bahunya.

" Hiks... Haechan.. hiks.. Ten dia kesakitan disana."

" Dia anak baik, anak kuat, dan anak yang penuh keceriaan. Aku yakin dia akan baik-baik saja Johnny. Aku yakin dia bisa melalui semua itu." Ten mencoba menenangkan Johnny yang semakin terisak.

" Ini salah ku, Ten."

" Tidak, ini salah ku John. Andaikan aku tidak masuk ke dalam hidup mu maka ini tidak akan terjadi, aku benar benar pria bodoh kan."

Johnny mengeratkan pelukan mereka. Sekarang yang dibutuhkan Johnny bukanlah penjelasan Ten tentang dirinya dan Lucas, ataupun Hendery sekalipun yang dibutuhkan Johnny hanyalah Ten yang berada disisinya. Lalu kesembuhan Haechan agar ia bisa kembali ke dalam dekapan nya lagi dan mencubit pipi gembil anaknya yang sangat ia sayangi.

Hendery yang melihat mereka dari jauh hanya memandang dengan heran. Dirinya belum paham situasi dan keadaan yang terjadi.

" Hendery kan nama mu ?" Tanya Yuta.

Hendery agak menunduk, " Iya, anda paman nya Haechan kan?"

" Tidak usah formal, iya aku paman nya. Aku tahu kau masih bingung dan tidak paham, ada apa sebenarnya kan? Biar ku jelaskan bahwa kami bertiga mengalami kecelakaan dan Haechan sedang berada di ruang operasi. Ia mengalami luka yang sangat parah dan ia kritis.."

Hendery terdiam. Dia kaget mendengar bahwa Haechan sedang berada dalam kondisi yang kritis.

" Aku minta kau tidak dekat dekat dulu dengan Johnny. Aku tahu dia orang baik, tapi aku takut amarah nya belum padam walau ia sedang ditenangkan oleh Papi mu."

Hendery mengerinyitkan keningnya dan menatap heran, " Apa aku berbuat salah, kenapa aku seakan akan berbuat salah disini paman?"

" Bukan kau yang salah, tapi Ayahmu yang bajingan itu yang salah."

" Siapa ? Orang tuaku hanya Papi Ten."

Yuta menaikan alisnya, ia tidak percaya bahwa Hendery tidak tahu siapa Ayahnya yang lain dan malah tampak heran.

" Kau pura pura bodoh ?" Yuta menatap Hendery, ia tidak yakin jika anak ini tidak tahu siapa orang tuanya.

Hendery menggelengkan kepalanya, " Serius, aku tidak paham apa maksud paman. Aku hanya punya papi Ten."

Hendery & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang