Teman Baru dan Uncle Yuta

2.6K 400 89
                                    

Setelah kejadian tadi pagi, Haechan selalu mengikuti Hendery. Bahkan saat di kantin, di toilet, dan bahkan dimanapun Haechan selalu mengikuti Hendery. Hendery tahu Haechan bukan anak yang mudah menyerah, mau Hendery marahi atau tegur pun pasti Haechan tidak akan semudah itu menyerah. Maka berujung Hendery membiarkan Haechan mengikutinya kemanapun dan Haechan menatap semua orang dengan tatapan tajam dan seolah olah dia adalah bodyguard Hendery.

" Haechan." Haechan menaikan alisnya.
" Berjalan dengan ku layak nya teman, bukan seorang bodyguard." Hendery menarik tangan Haechan agar berada di sebelahnya.
" Iya iya, Ah iya kak hari ini kakak di jemput oleh phi Ten?"
" Hei, aku sudah besar masa aku di jemput. Tentu aku pulang sendiri."
" Kak Hendery ikut aku saja sama Daddy."
" Engga ah, aku mau ke suatu tempat dulu."
" Kemana?"
" Rahasia."
" Tapi temani aku ya kak jika Daddy belum menjemput ku." Hendery hanya menganggukan kepalanya.

Tanpa mereka sadari ada satu orang anak yang selalu memperhatikan mereka. Anak itu mengikuti kemanapun Haechan dan Hendery pergi walau ia mengikuti nya dengan langkah yang lebih pelan dan sesekali mengalihkan pandangan nya dari Hendery dan Haechan.

**
Sudah jam tiga sore dan Hendery pun keluar dari kelasnya. Seperti biasa ia berjalan sendirian menuju tangga, Hendery bukannya tidak bersama Haechan, tapi kelas Haechan dan Hendery agak jauh jadi mereka selalu memilih bertemu di halaman gedung sekolah jika ingin pulang sama sama. Namun kali ini Hendery merasa aneh, ia merasa ada yang mengikutinya

" Kenapa aku merasa ada yang mengikutiku, apa aku perlu menjebak dia?" Batin Hendery

Hendery tetap berjalan dengan semestinya, ia tidak mempercepat langkah atau memperlambatnya. Hingga tiba tiba Hendery langsung berbalik ke belakang dengan cepat dan dugaannya benar, ada anak laki laki berambut hitam dan beralis tebal yang mengikutinya.

" Kamu siapa? Kenapa mengikuti aku?" Seru Hendery dan anak laki laki itu berjalan mundur perlahan.
" Ayo jawab aku, aku tahu kau mengikuti ku terus." Anak laki laki itu tetap diam dan menunduk.
" Jika kau salah satu orang yang mau mengejek atau mengucapkan hal buruk, lebih baik ucapkan sekarang daripada mengikuti ku terus." Anak laki laki itu mendongakkan kepalanya.
" Aku.. Aku Xiaojun, aku bukan mereka."
" Xiaojun? Yang mana?"
" Aku Xiaojun anak kelas sebelah, aku mengikutimu karena aku juga sendirian."
" Aku tidak berniat menambah teman. Punya Haechan saja sudah merepotkan."
" Tapi.. aku mau berteman."
" Tidak, aku sibuk. Aku mau pulang bye bye Xiaojun." Hendery melambaikan tangannya.
" Hend.-" Belum selesai Xiaojun berbicara Hendery langsung pergi begitu saja. Hendery melangkahkan kaki nya lebih cepat, ia tidak mau Haechan semakin menunggunya.

Namun saat Hendery hendak menghampiri Haechan, Hendery melihat Haechan sedang berbicara demgan seorang anak laki laki lain.

" Siapa itu?" Batin Hendery tapi ia tetap berjalan menghampii Haechan. Haechan yang sadar pun menoleh pada Hendery.

" Kak Hendery, aku sudah lama menunggu tahu." Ucap Haechan
" Maaf, tadi ada sesuatu. Ini siapa?" Hendery menunjuk anak laki laki yang ada di depan Haechan.

" Dia Kak Mark, dia anak kelas 3 yang kelasnya tidak jauh dariku." Mark tersenyum pada Hendery.
" Aku Hendery. Anak kelas 5, kenapa aku baru melihat mu Mark?"
" Aku baru pindah dari kananda, tapi orang tua ku asli korea." Hendery hanya menganggukan kepalanya.
" Jadi, belum ada tanda tanda om John datang ?" Haechan mengganggukan kepalanya.
" Ah iya, mark kau pulang dengan siapa?" Tanya Hendery
" Aku di jemput Bubu." Hendery menaikan alisnya.
" Bubu? Siapa?"
" Papa ku."
" Kalau begitu kita tunggu bersama ya." Ucap Haechan sembari menggenggam tangan Hendery dan Mark, tapi tiba tiba Haechan memiliki firasat yang tidak enak, ia merasa akan ada musibah yang menantinya

Ternyata Benar.

Firasat Haechan tidak salah.

"HAECHANNNNNNN FULLSUN NYA JOHNNY." Teriak Laki laki berambut putih dan berwajah sangar itu dari jauh sembari membawa jasnya. Haechan yang mendengarnya langsung melepaskan genggaman tangan Mark dan Hendery lalu berlari ke arah laki laki tersebut.

" HAECHAN RINDUU UNCLE YUTAA YA." Yuta sudah bersiap siap memeluk Haechan, namun salah jika ia berpikir Haechan akan langsung memeluknya, salah jika Yuta berpikir Haechan akan merindukan nya. Haechan malah menendang kaki paman nya dan menjabak rambut Yuta.

" Berisik uncle, uncle memalukan. Haechan tidak kenal." Haechan melanglah mundur setelah menedang dan menjambak rambut Yuta.

" Dasar anak nya Johnny Suh, selalu saja menjaili uncle Yuta yang baik ini." Haechan memandang Yuta dengan tatapan sebal. Lalu Mark dan Hendery malah menatap takut pada Yuta. Ah iya Yuta memang sedikit menyeramkan bagi anak kecil.

" Fullsun, apa mereka pacar mu?" Yuta menunjuk Hendery dan Mark.
" Mereka teman ku."
" Wah, kukira mereka pacarmu. Tapi si tinggi (read:Hendery) itu tampan juga, kalau yang pendek (read:Mark) sih no ya, uncle liat dia suka drama." Haechan memutar matanya malas, kebiasaan Uncle nya adalah sok tahu dan selalu seenak nya sendiri.

" Ayo ikut uncle." Yuta menggenggam tangan Haechan
" Kemana ?" Haechan menaikan alisnya.
" Ke jepang." Jawab Yuta dengan enteng sembari tersenyum
" Penculikan." Celetuk Haechan
" Anaknya Johnny Suh benar benar menyebalkan."
" Keponakan Yuta Suh benar benar cerdas."
" Daddy mu tidak bisa menjemput karena ada urusan mendadak, jadi uncle aka mengantar mu pulang." Haechan mengerucutkan bibirnya tapi Yuta malah mencubit bibir Haechan.
" Haechan Suh kau tidak boleh manja jadi ayo pulang." Haechan mendengus kesal.
" Jika tidak mau pulang, akan uncle bawa kamu ke Jepang." Haechan pun menurut ia akhirnya mengiyakan ajakan Yuta.

Hendery dan Mark pun hanya menatap mereka aneh. Sungguh keduanya sangat mirip dan tidak ada yang mau mengalah, Haechan yang menyadarinya langsung menghampiri mereka dan berterima kasih karena telah menemaninya.

**

Di sisi lain kedua pria itu sedang merutuki nasib sialnya. Bagaimana tidak, mereka berencana makan siang bersama di suatu restoran tapi malah terjebak dalam lift. Sudah hampir satu jam mereka terjebak di dalam lift.

" Ten, are u okay ?" Ten menganggukan kepalanya lemas.
" Maaf, karena aku malah mengajak mu kemari."
" No, it's okay Jo. Kita juga ga tahu kan ini akan terjadi." Ten mencoba tersenyum.
" Ten, kalau kamu lagi ga bisa senyum juga ga apa apa. Kamu bilang ga okay juga aku ga akan marah, jangan biasin palsuin senyuman kamu." Ten menggangguk lemas.
" Janji?" Johnny mengacungkan jari kelingking nya.
" Jo, kayak anak kecil aja."
" Aku sama Haechan kalau janji tuh ya gini." Johnny tetap mengacungkan jari kelingking nya.
" Iya iya." Ten pun mengaitkan jari kelingking mereka.
" Nah kan kalau gini udah resmi."
" Resmi apa?"
" Janjinya." Ten pun terkekeh. Bisa bisanya Johnny malah menjadi kekanak kanakan di saat seperti ini.

(JANJI NYA DOANG YANG RESMI HUBUNGAN NYA KAGAK)-author.

**

(BONUS) kira kira begini percakapan Yuta sama Johnny.

(BONUS) kira kira begini percakapan Yuta sama Johnny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank u ya sudah baca series aku yang tidak seberapa ini huhuhu senang sekaliii bisa baca komentar kalian dan maaf aku baru bisa balas ketika aku up series baru karena jarang buka wp:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thank u ya sudah baca series aku yang tidak seberapa ini huhuhu senang sekaliii bisa baca komentar kalian dan maaf aku baru bisa balas ketika aku up series baru karena jarang buka wp:')

Hendery & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang