Chapter 8 : Lee Taeyong - Promise

446 101 15
                                    

Hai... apa kabar? Maaf ya baru update lagi. Makasih udah mau nunggu 😊😊

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


T

aeyong membawa secangkir kopi dan satu batang rokok ke balkon. Pikirannya cukup kalut hari ini. Selain urusan perkejaan—terutama yang berkaitan dengan konferensi—ada hal lain yang menganggunya hari ini; kehadiran seseorang dari masa lalunya, yang sudah bertahun-tahun ini hilang entah kemana.

Dan entah ada hujan atau angin dari mana... beberapa minggu yang lalu ia menerima undangan pernikahan dari gadis itu.

Dan entah badai dari mana... hari ini gadis itu muncul dihadapannya.

Taeyong menghela nafas berat, ia hendak menyesap rokoknya namun tertahan begitu ia mendengar suara tangis seseorang. Suaranya cukup lemah, Taeyong harus menajamkan pendengarannya untuk menemukan asal suara tangisan itu.

Butuh waktu beberapa detik hingga akhirnya Taeyong sadar kalau suara tangisan lirih itu berasal dari balkon apartment di sebelahnya. Unit milik Ryujin. Dan setelah berpikir keras, Taeyong yakin kalau suara tangisan itu milik Ryujin. Jangan lupakan kalau Taeyong cukup sering mendengar gadis itu menangis.

"Ryujin?"

Tak ada jawaban. Yang ada justru tangisan yang semakin kencang namun berusaha keras ditahan oleh pemiliknya.

"Are you okay?"

Suara tangisan itu makin terdengar. Lirih dan menyayat hati seolah Ryujin sedang berusaha mencurahkan semua rasa sakit yang dirasakannya. Taeyong mematikkan rokoknya, langkah kakinya semakin dekat mendekati dinding yang membatasi balkon apartmentnya dengan milik Ryujin.

"Ryujin?" Taeyong bertanya dengan raut wajah percampuran rasa bingung sekaligus khawatir. Pikirannya mulai berkelana kesana-kemari; memikirkan berbagai macam kemungkinan yang mungkin terjadi pada gadis itu.

Bisa saja dia sedang putus cinta... atau bisa saja dia sedang menangisi drama yang sedang ia tonton (kalau ini kayaknya nggak mungkin, soalnya Taeyong tidak mendengar suara apapun selain tangisan gadis itu)... atau mungkin saja Ryujin sedang diancam oleh seseorang.

Hush. Taeyong buru-buru mengenyahkan semua pikiran buruk itu.

"Ryujin?"

"Pak..." suara lirih itu akhirnya muncul juga. Suaranya pelan namun Taeyong dapat menangkapnya dengan cukup jelas.

"Ya?" jawabnya dengan cepat. "You okay? Need something?"

Taeyong bisa mendengar Ryujin berusaha meredakan tangisnya. Ryujin berusaha mengatur nafasnya. Taeyong makin penasaran dengan ekspresi wajah gadis itu—namun sialnya dinding pembatas itu kokoh tanpa cela sehingga ia tidak bisa mengintip seperti apa kondisi Ryujin sekarang.

Vice VersaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang