Chapter 1 : Shin Ryujin - What The Fvck.

472 100 2
                                    

"Shin Ryujin,"

Ryujin memejamkan mata begitu namanya dipanggil. Ia baru saja tiba di lantai 31, dan baru saja melangkahkan kakinya memasuki deretan kubikel yang berjumlah puluhan dan disusun sesuai dengan sub divisi masing-masing. Ryujin mendongak, mendapati seorang wanita berpenampilan super rapih berdiri didepannya.

"Selamat pagi,"

"Dipanggil Pak Jonghyun ke ruangannya,"

Ryujin mau mati saja. Kayaknya semua orang yang kerja di hotel ini bersikap dingin dan galak. Buktinya wanita ini bahkan tidak membalas sapaannya, atau minimal tersenyum saja untuk membuat harinya lebih cerah.

"Terima kasih," ujar Ryujin sambil membungkuk.

Ia mengedarkan pandangan ke sekitar, orang-orang mulai menatapnya penasaran—mungkin penasaran siapa gadis yang datang terlambat di hari pertama kerja, namun adapula yang nampak menatapnya dengan rasa kasihan. Ryujin berusaha tersenyum dan membungkuk kepada beberapa orang.

"Nggak usah basa-basi," ucap wanita itu lagi, dengan suaranya yang sedingin pegunungan Himalaya. "Langsung aja ke ruangannya. Kamu udah ditungguin dari tadi."

Ryujin mengangguk lalu berjalan ke satu ruangan yang terletak di ujung. Ruangan berlapis kaca yang menampilkan sebuah nama di pintunya. KIM JONGHYUN – Head of Finance and Accounting Division.

Ryujin mengetuk pintunya perlahan, ia mendengar sahutan dari dalam. Ryujin menarik nafasnya dalam-dalam sebelum mendorong pintu hingga terbuka. Ia berusaha tersenyum cerah menatap seorang lelaki yang sedang sibuk dengan laptop dihadapannya.

"Shin Ryujin,"

Mendengar namanya dipanggil Ryujin langsung mengangguk. "Iya, pak?"

"Hari pertama kerja, ya?"

Ryujin merasakan bulu kuduknya meremang. Atasannya ini berbicara dengan nada suara yang sulit diartikan. Lelaki dihadapannya ini bicara dengan tenang, namun ada ketegangan di suara. Ryujin menunduk sembari berdoa dalam hati kalau ia akan baik-baik saja.

"I—iya, pak,"

"Kamu tahu kan harusnya datang jam berapa?"

"Jam delapan sudah stand by di kubikel," ujar Ryujin, sesuai dengan apa yang tertulis di email yang diterimanya tiga minggu yang lalu. "Maaf, pak."

Jonghyun menghela nafasnya. Ia bangun dari tempat duduknya lalu berjalan dan berdiri dua meter dari Ryujin yang berdiri mematung di dekat sofa. Jonghyun tidak mempersilahkannya untuk duduk, itulah kenapa sofa itu hanya dijadikan pajangan dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

"Saya tahu kamu anak orang penting..."

Ryujin menghela nafas berat. Matanya terpejam, ia sudah bosan mendengar hal ini. Selama 23 tahun hidup di dunia, dia selalu berada dibawah bayang-bayang orangtuanya. Hal kecil apapun, akan ada yang selalu mengawasinya. Dan prestasi sekecil apapun, bukan namanyalah yang diagung-agungkan melainkan kedua orang tuanya.

Ryujin kira begitu diterima bekerja di JJ Hotel dia akan memiliki identitas baru; sebagai Shin Ryujin, bukan Ryujin anaknya si A lah, B lah. Tapi ternyata sama saja. Kemanapun dia pergi, nama orang tuanya selalu menjadi bayang-bayang.

"Tapi tolong, bekerjalah secara profesional," ucapan Jonghyun sungguh menohok hati Ryujin. Seolah-olah karena dia anak orang penting, maka dia tidak bisa profesional. "Banyak orang yang menginginkan posisi ini, jadi bekerjalah dengan serius."

Lalu memangnya ia tidak? Ryujin nyaris menjawab, namun ia memilih diam saja. Bekerja di JJ Hotel itu murni karena keinginannya dan juga usahanya—tanpa campur tangan orang tuanya. Ryujin bisa saja tinggal menunjuk dimana ia mau bekerja, tapi ia memilih untuk berjuang sendirian, ia ingin melepas bayang-bayang orang tuanya.

Vice VersaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang