Chapter 2 : Lee Taeyong - Welcome Disaster!

424 92 2
                                    

"Hyung,"

"Hmmm..." gumam Taeyong tanpa menoleh, masih sibuk membaca email yang masuk.

"Cewek yang tadi oke juga,"

Taeyong otomatis mendongak, lalu berdecak sebal. Ia masih kesal dengan kejadian tadi pagi, dan ditambah dengan sikap amat-sangat-tidak-sopan wanita itu saat makan siang membuatnya tambah kesal. She seems like well-educated person, tapi kenapa bisa-bisanya menguping pembicaraan orang lain? Itu kan sangat nggak sopan.

"But no manner."

"Nggak sengaja nguping kali," ujar Haechan, ketiganya sedang menunggu mobil Haechan yang sedang diambilkan petugas valet. "Atau suaranya Jungwoo hyung kekencengan, jadi kedengeran."

"Tetep aja, nggak sopan."

Haechan meneguk ludahnya sementara Jungwoo santai aja menikmati milk pudding yang ada di tangannya. Mereka sadar betul kalau Taeyong itu sangat strict pada karyawan, dia bisa berubah menjadi dingin dan tegas apalagi menyangkut urusan pekerjaan. Dan menurut Taeyong; manner dan kedispilinan adalah hal yang mutlak harus dimiliki setiap karyawan, termasuk dirinya.

Taeyong mengeram kesal, masih mengingat jelas kejadian beberapa menit yang lalu. Ryujin bukannya minta maaf setelah dengan nggak sopannya menguping pembicaraan orang lain, wanita itu malah ngacir begitu saja.

"Tuh mobilnya," Taeyong menggerakan rahang tajamnya ke arah sebuah mobil mewah yang melaju menghampiri mereka. "Hati-hati. Haechan, jangan ngebut-ngebut! Kamu nyetir di jalan raya, bukan sirkuit."

"Siap, hyung,"

"Hyung, kita duluan, ya."

"Oke."

Selepas dua bocah itu, Taeyong langsung berbalik dan berjalan menuju lift. Selagi menuju lift, Taeyong mendadak kesal lagi. Kenapa sih wanita itu selalu saja hadir disaat yang nggak tepat? Dan wanita itu selalu saja menghancurkan moodnya.

Pintu lift terbuka. Taeyong masuk dan menekan tombol 32, dia harus segera kembali ke ruangannya dan mengerjakan berbagai macam hal yang harus dia kerjakan. Ia juga harus siap-siap untuk bertemu investor dua jam lagi. Namun saat lift berhenti di lantai sepuluh, dan seorang tamu hotel masuk—Taeyong langsung tersenyum ramah—ia mendadak berubah pikiran.

Ia maju selangkah untuk menekan tombol 31.

JJ Hotel terdiri dari 36 lantai; tiga lantai basement, 29 lantai berisi ratusan kamar, lantai 30 untuk kafetaria staff hotel yang dilengkapi ruangan bersantai, dua lantai untuk managerial hotel—31 untuk divisi kerja, 32 untuk ruangan para petinggi, meeting hall—lantai 33 adalah rooftop yang bisa diakses siapapun. Ia harus bertemu seseorang untuk mempertanyakan keputusannya.

Taeyong turun di lantai 31. Ia berpapasan dengan beberapa karyawan yang menatapnya heran—jarang sekali petinggi hotel mampir ke lantai 31, kalaupun penting biasanya sekretarisnya yang datang.

Taeyong memasuki ruangan dengan tulisan Division of Human and Research Development. Beberapa karyawan menyapa ramah, yang dibalas dengan senyuman seadanya. Dia sedang dalam mood yang buruk. Taeyong mengetuk pintu selama tiga kali sebelum akhirnya terdengar sahutan dari dalam. Taeyong langsung mendorong pintu itu hingga terbuka.

"Waduh, ada apa nih EAM sampe kesini?" Mingyu yang semula sedang ngopi ganteng sambil memandang jendela besar di ruangannya langsung menoleh.

"Boleh minta data karyawan baru?" tanya Taeyong tanpa basa-basi, ia langsung duduk di sofa bahkan sebelum dipersilahkan.

"Yang baru?" Mingyu meletakkan cangkir kopinya, ia berjalan menuju mejanya. "Cuman lima orang yang lulus recruitment kemarin, satu di finance and accounting, dua di front office, dua lagi di room division. Yang mana, nih?"

Vice VersaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang