Chapter 7 : Shin Ryujin - Red Velvet Cake

544 95 19
                                    

"Kamu dari mana?"

Ryujin baru saja menghempaskan tubuhnya di kursi saat Yeji mengajukan pertanyaan yang sudah ia duga sebelumnya. Meskipun ia sudah tahu akan ditanya demikian, Ryujin tetap mematung selama beberapa detik. "Hmm, tadi aku—"

"Tadi dicariin Joy sunbaenim," ucap Yeji dengan mata yang fokus ke monitor dan tangan yang sibuk bergerak diatas keyboard. "Kayaknya sih urgent banget, soalnya kelihatan agak panik gitu."

"Really?"

"Hm—mh," balas Yeji sambil mengangguk. "Coba samperin kubikelnya, siapa tahu emang urgent banget."

Ryujin hendak bangkit dari duduknya saat tiba-tiba ia mendapati sosok Joy yang hendak berjalan memasuki ruangan Jonghyun. Jadi, dengan refleks ia berdiri dan memanggil nama seniornya itu. Joy menoleh, lalu menyunggingkan senyum penuh arti di bibirnya.

Ryujin menyipitkan matanya beberapa detik. "Sunbaenim, katanya nyari saya?"

"Iya, tadi mau minta tolong buat ngasih daily report," ucap Joy sambil tetap mempertahankan senyum yang entah kenapa membuat Ryujin mengerutkan alis—seniornya itu memang sering senyum, but not this kind of smile. "Cuman kayaknya kamu lagi sibuk banget, jadi udah dikasihin sama yang lain."

"Nggak kok, tadi saya—"

"Bantuin Pak Taeyong, kan?" potong Joy dengan senyum jahil, suaranya yang cukup keras dan posisi mereka yang berdiri di tengah ruangan membuat orang lain dapat mendengar obrolan mereka dengan jelas. "Tadi Pak Taeyong bilang kalau kamu bantuin dia di ruang konferensi."

Ryujin mengusap tengkuknya dengan canggung lalu mengedarkan pandangannya dan sesuai dengan yang ia kira, puluhan pasang mata menatapnya dengan penasaran, lengkap dengan bisik-bisik yang samar-samar ia dengar dari beberapa kubikel.

Joy masih tersenyum penuh arti, lalu dengan santainya melenggang masuk ke ruangan Jonghyun sementara Ryujin masih berdiri kaku di tengah ruangan—diantara puluhan kubikel dan puluhan pasang mata yang menatapnya dengan penuh penasaran.

Ryujin tersenyum canggung, lalu berjalan kembali ke kubikelnya.

"Shin Ryujin..."

Suara tajam Yeji membuat Ryujin menoleh. Gadis itu sudah menanggalkan semua tugasnya dan lebih fokus menarik kursinya mendekat ke kubikel Ryujin. Wajahnya dicondongkan agar bisa mendengar penjelasan Ryujin dengan leluasa tanpa khawatir ada yang menguping—tapi percuma, sih, kubikel mereka berdampingan dengan kubikel lainnya.

"Apa-apaan?" Yeji mendecak lidah. "Kamu ngilang hampir satu jam, terus muncul-muncul bawa kabar mengejutkan."

Ryujin membuka file di komputernya, pura-pura sibuk mengerjakan sesuatu. "Nggak usah lebay, deh!"

"Gimana nggak lebay?" Yeji berseru heboh, nyaris menggebrak meja kalau saja ia tidak ingat kejadian beberapa hari yang lalu saat ia dipanggil Jonghyun karena menciptakan kehebohan di jam kerja. "Kamu tuh bilangnya nggak ada apa-apa sama Pak Taeyong, tapi sering kepergok berduaan."

Ryujin menghela nafas. "Itu cuman kebetulan."

"Kebetulan apa? Kalo sekali-dua kali mah iya, lah ini terus-terusan?"

Ryujin menoleh lalu menatap Yeji. Gadis dihadapannya ini masih nampak berapi-api, penasaran sekaligus greget karena Ryujin selalu menyangkal apapun yang berkaitan dengan bosnya itu. Padahal sudah jelas-jelas, ada sesuatu diantara mereka—menurut Yeji sih gitu.

"Serius, cuman kebetulan."

"Ryujin..." Yeji memegang kedua bahu Ryujin, menatapnya serius yang sukses membuat Ryujin berusaha menahan tawa. "Kita ini temenan, loh. Serius nggak mau cerita apa-apa?"

Vice VersaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang