Selamat malam minggu 😊😊
Ryujin masih bergelut dengan laporan yang ada dihadapannya. Matanya mulai berkedut karena menatap layar laptop tanpa henti, otaknya seolah freeze karena dipaksa berpikir berjam-jam. Namun sialnya, laporan ini masih jauh dari kata selesai-yang ada makin rumit saat ia menambahkan angka lain.
Ryujin hampir menyerah hingga akhirnya pintu kamarnya-maksudnya, kamar Taeyong-diketuk dengan pelan. Ia bangkit dari duduknya lalu membuka pintu secara perlahan.
"Loh, Pak Taeyong?" Ryujin jelas kaget karena cowok itu berdiri di depan pintu kamarnya padahal ini baru jam dua siang-seharusnya cowok itu masih di hotel dan bergelut dengan setumpuk laporan.
Taeyong berdeham. "Kata ibu, kamu belum keluar kamar dari pagi."
"Laporannya belum selesai, pak," Ryujin meringis, ia agak takut Taeyong akan menyemprotnya dengan berbagai omelan. "Deadlinenya jam empat sore, tapi sampai sekarang masih belum balance juga."
Ryujin menunduk, ia sudah bersiap dengan berbagai omelan setajam silet yang akan meluncur dari mulut cowok dihadapannya. Namun, bukannya ngamuk, Taeyong justru menjulurkan piring berisi buah stroberi ke hadapannya. Ryujin mengerutkan dahi dengan bingung
"Buat kamu," ucap Taeyong dengan tampang wajah yang datar tanpa ekspresi. "Setidaknya makan buah daripada nggak makan siang sama sekali."
Ryujin berusaha mengulum senyum saat menerima piring dihadapannya. Ia lalu mendongak, masih berusaha mengulum senyumnya. "Terima kasih, pak."
"Mana laporannya? Coba saya lihat."
Ryujin langsung membuka pintu kamar dengan lebar dan membiarkan Taeyong masuk. Cowok itu langsung duduk di kursi, menghadapkan dirinya di depan laptop yang masih terbuka sementara Ryujin berdiri disampingnya dengan gugup-harap-harap cemas kalau laporannya terlalu banyak yang salah dan ia bisa kena omel lagi.
"Tunggu sebentar."
Taeyong bangkit dari duduknya lalu menghilang keluar dari kamar. Ryujin mengerutkan alis, apa laporannya terlalu berantakan hingga Taeyong ingin mengumpat di kamar mandi-maksudnya, ini kan di rumahnya jadi kalau dia marah-marah pasti terdengar ibu, jadi dia mencari ruangan yang mampu meredam amukannya.
Ryujin masih sibuk memikirkan berbagai kemungkinan hingga akhirnya Taeyong muncul sambil mengangkut kursi dari meja makan, lalu menempatkannya di sisi kiri kursi meja belajar.
"Duduk sini!"
Oo-ow, sepertinya Ryujin terlalu berpikir negatif pada semua hal yang dilakukan Taeyong.
Taeyong kemudian melepas jas yang dipakainya lalu menaruhnya di atas tempat tidur. Ryujin masih fokus memperhatikan Taeyong, ia menyadari kadar ketampanan cowok itu bertambah karena memakai turtle neck berwarna hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih pucat. Apalagi saat Taeyong merogoh saku jasnya untuk mengeluarkan kacamata lalu memakainya.
Oo-ow, bagaimana mungkin cowok itu terlihat keren sekaligus cute diwaktu yang bersamaan?
Taeyong kembali duduk dan menatap layar laptop dengan serius sementara Ryujin duduk disampingnya dengan gugup. Cowok itu nampak fokus menscroll layar, alisnya sesekali berkerut dan beberapa kali mengigit bibir bawahnya.
Dan Ryujin... bukannya ikut memperhatikan isi laporan, ia justru mengagumi ketampanan cowok disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vice Versa
FanfictionHe hates her and vice versa; she also hates him. Mereka nggak terjebak dalam situasi love-hate relationship, bahkan mereka nggak ada "relationship" apa-apa selain hubungan antara atasan dengan bawahan. Tapi kok bisa mereka saling benci satu sama la...