Hueningkai menyandarkan kepalanya ke dinding lift apartmentnya, kedua matanya yang terasa lelah akibat kurangnya tidur itu pun terpejam. Beberapa hari ini Kai mengalami insomnia, meskipun tubuhnya terasa lelah namun Ia tidak bisa tidur hingga pagi hampir setiap hari. Seolah tubuhnya selalu dalam mode waspada. Kai bermaksud untuk melaporkan stalkernya itu ke polisi, namun bukti kuat berupa kertas surat yang stalker itu tinggalkan itu hilang. Kai tidak dapat menemukannya meskipun Ia telah mencarinya disetiap inci kamar apartmentnya.
Ting
Suara bunyi lift tanda Kai sudah sampai dilantai apartmentnya itu membuat Kai yang setengah tertidur itu terbangun. Ia melangkah keluar pintu lift dengan langkah lesu karena mengantuk. Kai sedikit tersadar saat bahunya tidak sengaja bersentuhan dengan seseorang yang masuk kedalam lift.
"Kau terlihat sangat lelah, meskipun begitu. Jangan lupa untuk memakan makan malammu sebelum pergi tidur." Jantung Kai seolah berhenti berdetak, kala Ia mendengar ucapan dari orang yang berpapasan dipintu lift itu yang kini berdiri tidak jauh dari belakang Kai. Kai menoleh kebelakang, pandangan matanya menangkap seorang laki - laki bertubuh tinggi yang mengenakan hoodie dan juga topi yang menutupi kepalanya, wajahnya ditutupi oleh masker berwarna hitam, Kai tidak dapat melihat siapa laki - laki itu karena laki - laki itu menundukkan wajahnya. Tubuhnya terasa kaku, Kai tidak dapat menemukan suaranya, lidahnya terasa kelu. Kai berdiri mematung hingga pintu lift itu menutup.
Saat Kai sudah menemukan kekuatannya, Ia berlari menuju pintu kamarnya dan membukanya dengan terburu- buru. Benar saja yang Kai duga, dimeja makannya terdapat menu lengkap untuk makan malam yang stalker itu sediakan untuk Kai. Dengan kasar Kai mengambil makanan itu dan membuangnya ketempat sampah.
Malam itu, Kai tidak bisa tidur, Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur sembari menggigiti jari - jari disatu tangannya, sementara satu tangannya yang lain memegangi ponsel yang ada ditelinganya, Kai menghubungi Taehyun agar Ia datang ke Apartmentnya untuk menemani Kai karena Kai terlalu takut untuk pergi keluar apartmentnya terlebih lagi saat itu sudah malam hari. Dengan gelisah Kai mendengarkan nada tunggu diponselnya hingga Ia mendengar suara penghubung pesan suara.
Menghela nafas, Kai mematikan tombol telepon. Ia melipat kedua kakinya kedada dan menyandarkan dahinya dilututnya. Kai kini sudah tau gender stalker itu yang diketahui adalah seorang laki - laki.
Berarti dia?
Kai menghentikan pikirannya lebih jauh, dia tidak ingin berspekulasi macam - macam. Namun Kai penasaran dengan apa yang stalker itu inginkan darinya.
Dengan tiba - tiba Kai mengangkat kepalanya, Ia teringat dengan ucapan penghuni kamar sebelahnya. Kai melirik jam yang terdapat diponselnya yang menunjukkan pukul 11 malam. Kai menurunkan kakinya kelantai, Ia tidak ingin sendirian diapartmentnya dan memutuskan untuk mendatangi kamar apartment yang ada disebelah kamar Kai.
Kai mengetuk pintu apartment itu beberapa kali berharap bahwa tetangganya itu ada didalam. Kai menunggu beberapa saat namun pintu kamar itu tidak terbuka.
"Apakah dia belum pulang?" Gumam Kai.
Penasaran, Kai mengetuk pintu itu beberapa kali lagi, namun pintu itu tidak juga terbuka.
Dengan kecewa Kai berbalik badan dan hendak melangkah pergi, hingga Ia mendengar suara pintu kamar itu terbuka.
"Ah, maaf. Apakah aku mengganggumu?" Tanya Kai dengan canggung, saat melihat sosok Yeonjun dibalik pintu kamar itu
"Tidak, aku juga belum tidur. Masuklah, Kai." Ucap Yeonjun sembari membuka pintu kamarnya itu lebih lebar. Kai masuk melewati tubuh Yeonjun, mata Kai menatap kedalam kamar Yeonjun yang memiliki dekorasi furniture yang sama dengannya mengingat apartment itu disewakan bersama dengan furniture didalamnya. Kamar Yeonjun nampak rapi, lebih rapi dari kamar Kai sendiri. Kai dapat menghirup wewangian dari lilin aromatherapy , wangi dari lilin itu seolah membuat rasa gelisah yang Kai rasakan itu sedikit hilang.
"Silahkan duduk." Ucap Yeonjun yang melihat Kai berdiri ditengah ruangan itu sembari memandang sekeliling.
"Ah, iya." Ucap Kai tersenyum canggung dan duduk disofa kecil yang ada disana.
"Hyung, maaf jika aku tiba - tiba datang kemari malam - malam. Aku tidak ingin sendirian di kamarku." Ucap Kai.
"Aku tidak keberatan, lagipula aku yang menawarkan bantuan kemarin. Apakah ada orang yang masuk kedalam apartmentmu lagi?"
"Nng, Iya."
"Apakah Kau sudah melaporkannya pada security gedung?"
"Aku bahkan sudah mengganti door lock milikku, tapi entah bagaimana caranya orang itu bisa masuk kedalam kamarku dan mengetahui kunci kamarku."
"Aah, itu terdengar menakutkan. Kau bisa tidur disini jika Kau mau."
"Maaf karena merepotkanmu , Hyung."
"Tidak apa - apa, Kau terlihat lelah Kai. Istirahatlah, Kau bisa tidur dikasur, dan aku bisa tidur dibawah."
"Aah, jangan begitu hyung. Biar aku saja yang tidur dibawah. "
"Aku tidak mungkin membiarkan tamuku tidur dilantai."
" Kalau begitu, kita bisa tidur berdua diatas kasur itu cukup besar untuk kita berdua. "
"Nnn— I-itu pun jika Kau tidak keberatan."
"Baiklah, tidurlah lebih dulu. Ada sesuatu yang masih harus aku lakukan."
Kai menggangguk dan naik keatas kasur, entah karena wangi aromatherapy yang Kai hirup diruangan itu atau karena adanya keberadaan Yeonjun disana, Kai bisa tidur dengan lelap malam itu.
Yeonjun memandangi wajah Kai yang tertidur dengan lelap, satu tangannya menyentuh rambut yang menutupi sebagian mata Kai dan merapikannya, Yeonjun mengusap lembut pipi Kai dengan punggung tangannya.
Yeonjun mengusap bibir bawah Kai dengan ibu jarinya dan berbisik,
"Soon, You'll be mine."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixation Hueningkai X All
Mystery / ThrillerThe Art of Stalking.... ~ Boy X Boy ~ Mature Content ~ 18+