Mungkin sebagian dari para pembaca akan merasa jika cerita dibuku ini disturbing. Aku ingatkan sekali lagi, kewarasan seme disini dipertanyakan. Tidak ada cerita roman picisan dibuku ini jadi jangan mengharapkan hal itu. Tolong support buku ini dengan vote atau juga comments agar author semangat untuk menulis ditengah kesibukan di rl 😬
.
.Hueningkai menatap kosong pada rantai yang mengekang satu kakinya. Ia sudah mencobanya, mengukur panjang rantai itu yang tidak dapat menggapai pintu besi diruangan itu. Jarak terjauh dari rantai itu hanya dapat mencapai kamar mandi yang berada di pojok ruangan dekat kasur dimana Kai duduk. Kai berpikir, apa sebenarnya kesalahan yang telah Ia buat sehingga membuat Ia berada pada situasi seperti ini. Jika Kai ingat kembali, Yeonjun dan dirinya telah hidup bertetangga selama satu tahun, Ia pertama kali melihat Yeonjun saat pindah ke apartment itu. Ia tidak menyangka bahwa lelaki yang tinggal di sebelah kamarnya itu menjadi penculiknya saat ini. Apakah Kai pernah melakukan kesalahan yang membuat Yeonjun marah sehingga Ia melakukan ini terhadap Kai? Seingat Kai selama satu tahun mereka hidup berdampingan, Kai pertama kali menyapanya dihari dimana saat Ia kedua kali mendapatkan makanan dan minuman yang tersimpan di depan pintu apartmentnya.
Suara nyaring yang menggema diruangan itu yang berasal dari pintu besi yang terbuka membuat tubuh Kai tersentak. Dan disanalah Ia, pelaku penculikan Kai. Berdiri dengan gagahnya di ambang pintu ruangan itu, Kai dapat melihat jika ruangan di belakang Yeonjun terdapat cahaya oranye yang Kai terka berasal dari lampu hias dinding yang sama dengan yang ada di ruangan Kai berada. Raut wajah Yeonjun terlihat berbeda dengan raut wajah yang biasa Kai lihat saat mereka bertemu di apartment. Kai menyadari bahwa raut wajah Yeonjun yang sekarang adalah raut wajah Yeonjun yang asli. Tatapan dinginnya menatap pada Kai, seolah membidik langsung pada relung jiwa Kai membuat Kai merinding.
Kai memperhatikan gerakan Yeonjun yang berjalan mendekatinya, tatapan matanya melirik pada makanan yang berada di meja kecil dekat kasur yang belum Kai sentuh sama sekali. Keadaannya saat ini membuat Kai kehilangan nafsu makannya.
Yeonjun duduk di ujung kasur disamping Kai, Kai ingin menjauh tapi dia sudah berada dipojok kasur dengan punggungnya menempel pada dinding. Yeonjun menyunggingkan sebuah senyuman tipis, jika orang lain melihat senyuman itu terlihat seolah Yeonjun adalah seseorang yang tidak akan menyakiti seekor lalat pun, tapi Kai tau jika senyum itu palsu.
"Apakah Kau suka dengan tempat barumu?" Ucap Yeonjun dengan suara lembut, Kai mungkin akan terjatuh kala mendengar suara itu jika Ia tidak sedang berada di situasi seperti sekarang ini.
"Kenapa Kau tidak mencobanya sendiri?" Ucap Kai. Kai ingin tertawa terbahak - bahak dengan pertanyaan Yeonjun, tidak akan ada orang yang menyukai tinggal diruangan lembab karena tidak ada cahaya yang masuk kedalam ruangan itu, hanya terdapat beberapa lubang kecil dinding atas dekat langit-langit, terlebih dengan kaki terikat pada rantai seperti ini. Disekitar pergelangan kaki dimana plat besi itu melingkar, kulit Kai berwarna kemerahan karena tergesek saat Ia berusaha untuk membukanya secara paksa.
Yeonjun tertawa kecil.
Kai ingin sekali memukul wajah itu, namun tubuh Kai sudah terasa lemas karena tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya hari itu.
"Apa yang sebenarnya Kau inginkan dariku? Apakah Kau menginginkan uang?" Ucap Kai, hal pertama yang terbersit dalam benak Kai mungkin Yeonjun menginginkan uang darinya bukankah hal itu biasanya yang menjadi motif penculikan?
Yeonjun tertawa seperti tengah mendengar sebuah lelucon. Tawa Yeonjun berhenti tiba - tiba, Ia mengubah raut wajahnya menjadi serius.
"Aku tidak butuh uang." Ucapnya.
"Lalu apa yang Kau inginkan?!" Tanya Kai lagi.
Yeonjun mengangkat tangannya dengan jari telunjuknya mengarah pada Kai.
"You. I want you."
"Hyung, jika aku pernah membuat mu marah atau melakukan hal yang tidak Kau sukai selama kita bertetangga. Maafkan aku. " Ucap Kai.
"Bisakah tolong lepaskan aku sekarang?! Kau tau? Bahwa yang Kau lakukan ini adalah sebuah tindak kejahatan. " Ucap Kai lagi, berharap bahwa Yeonjun menyadari dengan hal yang telah Ia lakukan.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Kai." Ucap Yeonjun menatap tepat pada kedua mata Kai.
"Sebelum hal yang kuinginkan tercapai. " Ucap Yeonjun lagi.
"A-apa yang Kau inginkan?" Tanya Kai cepat.
"Jawabannya ada di dalam kepalamu. Berusahalah untuk mengingatnya kembali." Ucap Yeonjun.
Ingat? Dia ingin aku mengingat hal apa??
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau bicarakan!" Ucap Kai frustasi.
"Kau pernah berjanji suatu hal padaku dulu. Aku ingin Kau mengingatnya." Ucap Yeonjun memberikan Kai sebuah clue. Yeonjun bangkit berdiri dari tempat dimana Ia duduk dan berjalan menuju pintu besi itu.
Janji?
"Jika Kau berkelakuan baik aku akan membawamu keatas." Ucap Yeonjun, menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menatap Kai yang terlihat bingung.
Keatas? Berarti aku saat ini berada di basement?!
"Hyung!" Kai memanggil Yeonjun.
Langkah Yeonjun terhenti dan menoleh pada Kai.
"Bi-bisakah Kau melepaskan ini? Benda ini membuatku tidak nyaman." Ucap Kai sembari memegang rantai yang terikat di kakinya.
"Aku tidak bisa melakukannya, Kai. Makanlah makananmu nanti akan aku pertimbangkan untuk membuka rantai itu." Ucap Yeonjun.
Kepala Kai menoleh pada makanan yang ada di piring yang terdapat di atas meja. Makanan itu telah dingin karena Beomgyu sudah menyimpan makanan itu disana beberapa jam yang lalu.
Tubuh Kai terhenyak saat Yeonjun menutup pintu itu kembali.
"Janji, janji apa yang Ia maksud?!" Gumam Kai. Kai dapat mengingat dengan jelas bahwa Ia sama sekali tidak pernah mengingat pernah berjanji suatu hal pada Yeonjun.
Dulu? Apakah mereka pernah bertemu sebelum Ia bertemu Yeonjun di apartmentnya satu tahun yang lalu?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixation Hueningkai X All
Mystery / ThrillerThe Art of Stalking.... ~ Boy X Boy ~ Mature Content ~ 18+