Lembabnya udara di ruangan itu terasa menyesakan bagi Kai, kedua matanya menatap kosong pada dinding berwarna putih yang terlihat usang membuat ruangan itu seolah semakin suram. Ia tidak mengetahui keadaan diluar ruangan saat itu apakah siang ataukah malam, tidak ada jendela ataupun jam diruangan itu. Entah sudah berapa hari Ia terkurung disana, Kai merasa bahwa kewarasannya dengan perlahan meninggalkan dirinya. Kai berteriak minta tolong, hingga tenggorokannya terasa sakit, berharap bahwa ada seseorang yang mendengar suara teriakkannya. Namun, hanya ada keheningan di sekitarnya. Kai tidak dapat mendengar suara apapun dari luar ruangan, entah itu suara kicauan burung, serangga ataupun suara langkah kaki seseorang, Ia hanya dapat mendengarkan suara hembusan nafasnya sendiri.Yeonjun hanya mengunjunginya saat pagi hari, Kai mengetahui waktu saat itu karena Yeonjun yang mengatakannya. Yeonjun meninggalkan makanan dan juga baju ganti untuk Kai. Tentu saja Kai tidak serta merta menurut, Ia menunjukkan aksi protes dengan tidak menyentuh sedikitpun makanan yang Yeonjun berikan untuknya. Meskipun perutnya terasa sakit dan tubuhnya terasa lemas, hingga Kai membangunkan sisi buruk Yeonjun dan membuat Kai menyesal karena telah melakukannya.
"Uhuk uhuk uhuk." Kai terbatuk-batuk, dadanya terasa nyeri karena tersedak makanan yang Yeonjun masukkan secara paksa kedalam mulut Kai. Kedua pipi Kai terasa sakit karena Yeonjun mencengkramnya terlalu kuat seolah rahang Kai terasa akan remuk.
"Aku sudah menyediakan makanan ini untukmu. Setidaknya, tunjukkan lah rasa terimakasih." Kedua mata tajam Yeonjun menatap kebawah pada Kai yang setengah berdiri bersimpuh lutut dengan wajahnya yang mendongak keatas. Kedua tangan Kai memegang lengan Yeonjun yang tengah mencengkram pipinya.
"Agh!" Kai meringis kesakitan saat merasakan satu kaki Yeonjun berada di antara pahanya dan menekan kemaluan Kai dengan telapak kaki Yeonjun. Kedua tangan Kai mencengkram kain celana jeans yang menutupi paha Yeonjun.
"Hyung, please." Mohon Kai agar Yeonjun melepaskannya. Kai bukanlah seorang masochist yang mendapatkan kepuasan dari rasa sakit, rasa sakit yang Ia rasa sungguh tidak dapat Ia tahan, kedua matanya telah basah oleh air mata.
"Apakah Kau akan membantahku lagi?" Tanya Yeonjun, satu tangannya menjambak rambut belakang Kai dan membuat wajah Kai mendongak sementara satu kakinya berada diatas milik Kai.
"A-aku tidak akan melakukannya lagi." Ucap Kai.
Yeonjun melepaskan cengkramannya pada rambut Kai dengan kasar membuat Kai terjatuh kebelakang.
"Sampai kapan Kau akan mengurungku seperti ini?" Ucap Kai suatu hari, kedua matanya yang nampak lelah itu menatap Yeonjun.
"Hingga Kau mengingat tentang hal yang aku minta kemarin." Ucap Yeonjun, Ia memberikan sebungkus roti sandwich itu pada Kai. Kai tidak menerima sandwich itu dan membiarkan sandwich itu jatuh ke atas pahanya. Kai menatap sandwich itu yang dulu adalah salah satu makanan kesukaannya yang sering Ia beli di konbini dekat apartmentnya. Perutnya terasa perih, Ia ingin sekali mengambil roti isi telur orak arik dan sayur, memasukan roti isi itu ke dalam mulutnya dalam sekali suap, mulut Kai terasa berair saat membayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixation Hueningkai X All
Mystery / ThrillerThe Art of Stalking.... ~ Boy X Boy ~ Mature Content ~ 18+