Cahaya matahari pagi yang masuk keruangan kamar dimana Kai tidur membuat Kai terbangun dari tidurnya. Kai mengerdipkan kedua matanya perlahan menyesuaikan pandangan kedua matanya. Kai bangun dari posisi Ia berbaring dengan tiba - tiba saat melirik pada benda yang tergeletak disampingnya. Sebuah kantung plastik bening yang Kai ingat bahwa Ia sudah membuang plastik itu ketempat sampah semalam. Darahnya seolah berhenti mengalir ditubuhnya, bulu halus ditengkuknya berdiri saat melihat seseorang yang memakai hoodie berjongkok disamping tempat tidur seolah Ia telah memperhatikan Kai sejak tadi.
"Aku membelikan semua ini untukmu, tapi Kau bahkan tidak menyentuhnya sama sekali. Bukankah aku sudah bilang untuk jangan lupa memakan makan malam mu?"
Rasa keterkejutan yang amat sangat membuat Kai menjerit, namun tidak ada suara yang terdengar keluar dari tenggorokannya.
"Kenapa Kau tidak menurutiku?" Ucap orang itu lagi sembari berdiri. Ia mendekati Kai, satu tangannya terulur untuk menggapaikan. Kai semakin menekan tubuhnya ke dinding, berharap bahwa dinding itu dapat menyembunyikannya, kedua matanya terpejam.
Beep
Beep
Beep
Beep
Beep
Kai terperanjat bangun dengan seluruh tubuhnya yang berkeringat, Kai menoleh ke kiri dan kanannya, itu bukanlah kamar tidur Kai dan tidak ada siapapun diruangan kamar itu. Kai meraih ponsel miliknya yang tergeletak di laci samping tempat tidur itu dan mematikan alarm yang menyala. Lutut Kai terasa lemas, mimpinya itu seperti nyata seolah Kai benar - benar mengalaminya. Ia bahkan tidak bisa beristirahat dengan tenang saat tidur, penguntit itu menghantuinya didunia nyata maupun mimpi. Kai bangkit berdiri dengan satu tangannya bertumpu pada laci disamping tempat tidur. Ia berjalan keluar ruang tidur itu dan mencari pemilik apartment tersebut.
"Ah, Kau sudah bangun?!" Ucap sebuah suara dibelakang Kai. Kai menoleh, pandangannya bertemu dengan Yeonjun yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"I-iya." Kai memalingkan pandangannya dari Yeonjun yang hanya memakai jogger pants warna abu yang menutupi tubuh bagian bawahnya sedangkan tubuh bagian atasnya yang nampak sedikit basah karena tetesan air yang menetes dari rambutnya yang basah itu tidak tertutupi apapun, terdapat handuk kecil berwarna putih yang terdapat dibahunya.
"H-hyung, Aku kembali ke kamarku dulu." Ucap Kai tanpa melihat kearah Yeonjun dan berjalan menuju pintu depan apartment Yeonjun.
"Ah, Aku baru ingin mengajakmu untuk sarapan bersama." Ucap Yeonjun.
"Nnn, tidak perlu Hyung. Aku ada kuliah pagi ini. Terimakasih sudah mengizinkanku menginap disini." Ucap Kai menatap apapun selain tubuh Yeonjun.
Yeonjun menatap Kai dengan kecewa namun tentu saja Kai tidak dapat melihatnya raut wajah kecewa Yeonjun karena Ia pergi berjalan keluar kamar dengan langkah terburu - buru.
Kai masuk kedalam apartmentnya, Ia memeriksa ruang gudang yang terdapat disebelah kamarnya, lemari dikamarnya, bawah tempat tidur dan terakhir kamar mandi, Kai menghembuskan nafas lega kala mendapati tidak ada seorang pun yang berada disana. Kai pun kemudian pergi bersiap-siap untuk kuliah.
Jika biasanya Ia mampir untuk membeli makanan di minimarket langganannya itu, kali ini Kai melewatinya begitu saja. Ia kehilangan nafsu makannya padahal jam terakhir Ia makan adalah kemarin sore.
Mempelajari mata kuliahnya dihari itu membuat Kai sedikit melupakan tentang penguntit itu.
"Kai Kau terlihat pucat." Ucap Taehyun saat mereka bertemu di perpustakaan kampusnya.
"Apa Kau sedang sakit?" Tanya Taehyun lagi.
"Ah, Aku baik - baik saja. Hanya kurang istirahat beberapa hari belakangan ini."
"Apakah orang itu masih mengganggumu?"
Kai mengangguk pelan.
"Bagaimana jika kita lapor pada polisi?"
"Tapi kita tidak punya bukti kuat. Jika memperlihatkan makanan yang penguntit itu belikan saja itu tidak akan cukup, Polisi pasti mengira kita hanya membual."
Taehyun menghela nafas.
"Jika penguntit itu meninggalkan apapun selain makanan di apartmentmu itu, sebaiknya Kau mengumpulkannya untuk barang bukti. "Kai mengangguk
"Aku pergi duluan, jika Kau membutuhkan apapun hubungi aku kapanpun oke?!" Ucap Taehyun sembari menepuk bahu Kai.
Mahasiswa yang ada diruang perpustakaan sore itu hanya ada beberapa orang, saat itu sudah waktunya jam Kai pulang kuliah namun Ia tidak ingin segera pulang ke apartmentnya. Kai memutuskan untuk membaca buku yang Ia pegang itu lebih lama. Kai merasakan ada seseorang yang tengah memperhatikannya, Ia mengalihkan pandangannya dari buku yang Ia pegang dan menatap orang - orang yang ada diperpustakaan itu. Kai menatap satu orang yang nampak familiar dan Ia mencoba untuk mengingatnya.
Kai menutup buku yang Ia pegang dan bangkit dari kursi dimana Ia duduk, Ia mendatangi orang itu. Orang yang sedang duduk sembari membaca buku itu menatap keatas pada Kai yang tengah berdiri dihadapannya.
"Apa yang sedang Kau lakukan disini?" Tanya Kai saat pandangan mereka bertemu.
"Bukankah Kau bisa melihatnya sendiri?" Jawab orang itu.
"Apakah Kau kuliah disini?"
"Tentu saja."
Kai menatapnya tidak percaya
"Aku hanya magang menjadi resepsionis diapartment itu. "
Dahi Kai berkerut, seingat Kai Ia sering kali melihat lelaki itu berjaga ditempat resepsionis setiap pagi dan saat Kai pulang kuliah, lalu benarkah jika mereka berdua kuliah dikampus yang sama?
Soobin menghela nafas, Ia merogoh kantung belakang celana jeans yang Ia pakai dan mengeluarkan dompet miliknya. Ia mengambil sebuah kartu dan menunjukkannya pada Kai.
Kai mengambil kartu itu dan melihatnya. Soobin berkata benar, Ia berada 2 tingkat diatas Kai. Mereka berada di fakultas yang sama namun Kai malah lebih sering melihat Soobin diapartmentnya dan baru kali ini mereka bertemu dikampus.
Kai menaruh kartu mahasiswa itu dimeja, Soobin mengambilnya kembali. Kai ingin bertanya apakah Soobin yang sejak tadi menatapnya tapi Ia mengurungkan niatnya. Kai berjalan meninggalkan Soobin tanpa berkata apapun, Ia melangkah keluar perpustakaan.
Kai memandangi sekeliling ruang apartmentnya, memeriksa setiap inci ruangan itu seolah itu sudah menjadi kebiasaannya setiap hari. Kai menghela nafas, saat melihat kamar apartmentnya berantakan karena perbuatannya sendiri. Kai memutuskan untuk mandi sore terlebih dahulu agar menyegarkan tubuhnya.
Air hangat yang menyentuh kulitnya membuat Kai merasa nyaman, Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran dinding atas bathtub yang ada dikamar mandi itu. Alunan musik dari nocturne op 9 no 2 yang mengalun dari media player milik Kai membuat tubuh Kai terasa rileks hingga tanpa sadar Kai tertidur sembari berendam dibathtub itu.
Kedua mata Kai yang sejak tadi terpejam itu terbuka, Kai memperbaiki posisi duduknya. Ia membasuh wajahnya dengan air yang ada dibathtub. Kai memandangi kulit jari-jari tangannya yang nampak mengkerut karena lamanya Kai berendam. Kai berdiri, Ia keluar dari bathtub dan mengambil handuk yang ada disana untuk mengeringkan tubuhnya dan memakai baju yang tadi Ia bawa ke kamar mandi.
Kai meregangkan tubuhnya yang kini terasa segar karena telah berendam di air hangat sembari berjalan keluar kamar mandi. Ia mengusak - usak rambutnya yang masih basah itu dengan handuk yang ada ditangannya.
Langkahnya terhenti saat melihat pemandangan yang ada didepannya, Kai ingat betapa berantakannya kamar tidurnya itu saat Kai masuk ke kamar mandi tadi. Namun sekarang kamarnya itu sudah rapi seperti semula, seperti kamar itu memang tidak pernah berantakan sebelumnya.
Kai terhenyak, nafasnya berhembus cepat akibat serangan panik yang datang.
Apa yang dilakukan oleh penguntit itu kini nampak semakin nekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fixation Hueningkai X All
Mystery / ThrillerThe Art of Stalking.... ~ Boy X Boy ~ Mature Content ~ 18+