"Ulang ulang"
"Hyunjin lebih fokus lagi oke, udah 3 kali kita ngulang karena elu salah lirik" tegur Heachan, yang ikut menjadi salah satu gitaris di grub band miliknya.
Eric yang berprofesi sebagai drumer juga tampak mengiyakan ucapan Haechan, sedangan Jisung, pemuda dengan wajah yang mirip tupai itu tampak melipir ke pinggir, untuk meminum sebentar botol airnya, sebelum kembali ke depan piano.
"Oke oke sorry bro, kali ini gua lebih fokus"
Dan yah, latihan kembali terulang. Band yang beranggotakan 5 orang itu tampak lancar setelahnya, mereka hanya membawakan dua lagu omong omong, satu lagu berbahasa Inggris dan satu lagi, lagu lokal.
"Oke cukup"
Tepukan tiga kali dari Eric, lantas membuyarkan latihan tersebut. Seluruh anggota band tampak tersenyum puas dan langsung bergegas meninggalkan ruang, setelah merapikan nya tentu saja.
"Udah jam 5, mending gua yang balikin gitarnya dan lu tunggu di parkiran, ntar kita cabut bareng"
Hyunjin terdiam sebentar, tapi setelahnya menggeleng cepat, dirinya sungguh malas, jika Jeno akan koar koar, mendapati yang mengembalikan gitar bukanlah dirinya.
"Kagak usah, lagian gua yang ngambil tadi, jadi gua yang balikin, terus lu balik duluan aja, Rik. Tadi di bilang mau jemput nyokab di mall"
Menepuk dahinya dramatis, Eric lantas tertawa kecil, bisa bisanya dia melupakan janjinya kepada sang ibu.
Pemuda blasteran itu tampak mengangguk setuju, lalu menyempatkan diri memeluk Hyunjin.
"Oke, gua balik dulu, kalau ada apa apa langsung telfon gua, jangan lama lama di ruangan OSIS, setannya banyak"
"Setan apaan?" tanya Hyunjin sambil terkekeh kecil
Eric mengangkat bahunya malas, kemudian berjalan pelan menuju pintu keluar, bersamaan dengan Hyunjin tentu saja.
"Noh, mantan lu kan jelmaan setan"
"Ngaco lu, dah Sono balik"
Setelahnya, Hyunjin dan Eric tampak terpisah di pertigaan, di mana Hyunjin yang belok kanan untuk menuju ke ruang OSIS, lalu Eric yang tampak belok kiri untuk menuju parkiran sekolah.
Cklek
"Ngapain aja lu sama Eric? Sampai lama balikin gitar?"
Badan Hyunjin berjengit lucu, faktor terkejut tentu saja. Bagaimana tidak, Jeno tiba tiba muncul di balik pintu OSIS, membuat jantung Hyunjin berdetak cepat.
"Latihan" jawab Hyunjin singkat, setelah berhasil mengontrol detak jantung nya.
Melangkah pelan, Hyunjin lantas mengembalikan gitar Jeno itu, pada posisi semula dan langsung pergi begitu saja.
Ingat, Hyunjin itu masih mempunyai pikiran yang labil, dirinya tidak ingin kembali jatuh kedalam pikiran Jeno, hanya karena terlalu sering berbicara dengan pemuda dingin itu.
"Langsung pergi? Tanpa ngucapin terima kasih? Haha"
Menghentikan langkahnya, Hyunjin lantas berkedip pelan. Pemuda manis itu setelahnya menggaruk tengkuknya sendiri, dan lantas berbalik, menatap Jeno yang sedang memincingkan mata ke arahnya.
"Maaf tadi lupa, makasih udah minjemin gitar, makasih Jeno"
"Hm"
Merasa tidak ada yang perlu di bahas lagi, Hyunjin lantas berlari menuju parkiran, entahlah Jeno sepertinya juga mengikutinya, bahkan menahan tangan kirinya.
"Gua mau omong-"
"BISA GAK SIH? ELU BERPERILAKU SEPERTI SEOLAH OLAH LU GAK KENAL GUA?"
"JANGAN BIKIN SEMUANYA JADI SUSAH DAN.."
Deru nafas Hyunjin tampak berantakan, wajahnya memerah, pemuda manis itu memilih tidak menyelesaikan ucapannya, dan lebih memilih memakai helmnya, kemudian menaiki motornya.
Sebelum pergi, hyunjin menyempatkan diri melirik keberadaan Jeno, yang terdiam di belakangnya.
"Anggep kita gak kenal, seperti ucapan elu, waktu kita masih ada hubungan"
Fyi. Hyunjin nya udah muak itu wkwkw, Jeno sih ngeselin
Dahhhh❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet•Jenjin [✓]
Short StoryDILARANG PLAGIARISME. "Gua capek, kita selesai" "Makasih dan maaf buat semuanya" •Jenjin •31-1-2020