Selamat membaca
"HYUNJIN CEPETAN, ITU PACAR KAMU UDAH NUNGGU DI DEPAN"
"BENTAR IHHHHH"
Dengan wajah yang merengut manis, pemuda cantik itu tampak menuruni tangga dengan hentakan kaki. Menatap sangar sang ibu.
"Wu pundung ah, maless"
Sang ibu hanya mampu menggelengkan kepalanya, mendapati kelakuan Hyunjin yang tampak ke kanakanakan.
"Pagi sayang"
"E-eh pagi, Jeno"
Hilang sudah raut kesal Hyunjin, berganti dengan raut merona yang lucu sekali.
Jeno tersenyum tampan, kemudian menunduk untuk mengecup lembut dahi Hyunjin. Sedikit mengacak gemas rambut sang kekasih.
"Jangan pundung pagi pagi, gemes jadinya gua. Sini sun dulu"
Meski dengan mata yang tampak ragu ragu, Hyunjin menurut, sedikit berjinjit untuk mengecup pipi kanan Jeno.
"Yaudah ayo berangkat"
Kedua mahluk Adam itu tampak menaiki motornya dengan kecepatan sedikit di atas rata rata. Takut telat lah istilahnya.
"Nanti mampir ke rumah?"
"HAH? GAK DENGER"
Mendengus kecil, Jeno kemudian menarik tangan kiri Hyunjin, membuat tubuh pemuda cantik itu menabrak punggungnya.
"Nanti pulang sekolah mampir ke rumah mau?"
Hyunjin tampak tersentak kecil, sebelum akhirnya mengangguk. Jeno yang memperhatikan kekasihnya dari spion itu tampak terkekeh ringan.
Ah, sangat menggemaskan.
"Bunda pengen liat calon mantunya"
"IH JENOOOOOOO"
"Jen, ngapain ngikutin akuu" Hyunjin menatap kekasihnya bingung, sedangkan yang di tatap hanya menghendikkan bahu acuh.
"Ya apa salahnya ngikutin pacar?"
Hyunjin merona. Oh tidak- sangat merona. Bahkan pemuda cantik itu langsung mendekat ke arah Jeno. Menyembunyikan wajahnya pada dada sang kekasih.
"Malu banget" kata Hyunjin lirih
Jeno terkekeh lembut, kemudian mengusap sayang rambut sang kekasih. Mengabaikan kondisi mereka berdua yang masih berada di koridor.
"Pacaran Mulu, udah jauh jauh sana"
Menoleh, Jeno kemudian mendengus, mendapati Bomin yang tampak menjitak kepalanya.
Sepertinya hanya pemuda imut itu yang berani dengan Jeno.
"BOMIN, JANGAN KABUR"
Hyunjin menoleh kebelakang, mendapati Eric yang tampak berlari kencang ke arah nya.
"Arghh, bantu guaaaaaaa"
Menyembunyikan badannya di balik tubuh Hyunjin, Bomin lantas mengumpat, mengabsen seluruh kebun binatang.
"Lu... Hahhh, kenapa kabur?"
Sedikit mengintip, Bomin kemudian berdecih kuat.
"Lu!!! Ngapain ngejar gua, gua gak ada hutang sama lu, stop ngejar gua"
Merasa ada kesalahpahaman, Eric lantas tertawa kuat.
"Gua ngejar lu karena mau ngobrol"
Masih tetap bersembunyi di belakang tubuh Hyunjin, gerakan Bomin justru membuat Hyunjin terkekeh lembut.
"Itu sahabat aku mau ngomong sama kamuu, gak usah takut, dia bukan anjing" kata Hyunjin lembut
Jeno tampak menatap malas, interaksi dua pemuda di depannya ini. Hingga akhirnya ketua OSIS itu memilih untuk menarik kerah belakang milik Bomin, membawanya menjauh dari tubuh sang kekasih.
"Lu jauh jauh dari pacar gua" kata Jeno datar
Bomin merengut tak terima, apalagi sekarang Eric yang sudah mencekal lengannya.
"Gak mau, lepasin gua, babiiii" rengek Bomin kesal
"Cepet jadian yah, kalian berdua"
"Amin, Hyunjin"
"Ogah, amit amit"
Fyi. Chapter depan kayaknya fokus sama Bomin dan 2 semenya, wakaka. Semoga suka chapter iniiᕦ(ò_óˇ)ᕤ
Dahhh❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet•Jenjin [✓]
Storie breviDILARANG PLAGIARISME. "Gua capek, kita selesai" "Makasih dan maaf buat semuanya" •Jenjin •31-1-2020