Selamat membaca.
Hyunjin kali ini tengah duduk di bangku penonton, menonton serius pertandingan basket di depannya.
Di sebelah Hyunjin terdapat Bomin, pemuda yang entah berasa dari mana tiba tiba duduk di sampingnya.
"Jeno suka minum pocari kalau abis tanding"
Menoleh sekilas, Hyunjin lantas mengangguk senang. Pas sekali, di tangan kanannya terdapat sebuah botol pocari dingin, yang baru saja dia beli.
"Tenang aja, Jeno pasti menang"
Dan benar, setelahnya, 20menit kemudian tim basket Jeno menang telak.
Perbandingan skor tampak sangat jauh.
Lucunya, Jeno yang berhasil mencetak poin di menit terakhir, langsung mendongak, lantas tersenyum manis ke arah Hyunjin, tangannya bergerak pelan, mengode sang kekasih agar turun.
Meminta ijin terlebih dahulu kepada Bomin, pemuda manis itu langsung melesat, mendapati Bomin mengiyakan ucapan nya tadi.
Dengan langkah pelan, Hyunjin lantas bergerak pelan ke arah pinggir lapangan.
Bibir manisnya tampak tersenyum, mendapati Jeno yang sudah menunggu kehadiran dirinya.
"Minum dulu, nih"
Jeno mengangguk, lantas membuka minuman dari Hyunjin, kemudian meneguknya pelan.
Pemuda tampan itu, tampak menikmati waktu, di mana Hyunjin yang terlihat telaten mengusap keringatnya dengan tisu kering.
"Habis ini, langsung ganti baju aja"
"Iya sayang"
"Asekkkk sayangg broo"
"Beuh boss kita ada pacar"
"Kiw manis"
Menunduk dalam, Hyunjin tampak menggigit bibir bawahnya, pipinya memerah malu.
Lucu sekali.
"Ayo ikut gua ganti baju-maksud gua lu nunggu di luar"
Masih dengan kepala menunduk, Hyunjin lantas berjalan pelan mengikuti Jeno dari belakang, tangan sang kekasih tampak menggenggam tangannya lembut
Sambil menunggu Jeno ganti baju, Hyunjin iseng membuka handphone Jeno, hanya untuk memuaskan rasa penasaran nya.
Hp nya terkunci.
"Tanggal lahirnya paling" kata Hyunjin pada dirinya sendiri, tapi lantas menyerngit, ketika kode yang dia masukkan salah.
"Eum apa yah?"
"Tanggal jadian pertama kita" saut Jeno tiba tiba.
Hyunjin yang mendengar nya sontak terkejut.
"Iya, di coba dulu"
Menurut, Hyunjin lantas mencoba kode yang diberikan Jeno, pemuda manis itu kemudian terkejut bukan main, mendapati ucapan yang jenuh katakan tadi benar.
Terkekeh pelan, Jeno lantas mengusap rambut kekasihnya.
"Gua nggak pernah ganti kata sandi dari awal kita pacaran ya karena gue pikir kalau itu nggak perlu"
"Nggak usah mikir macem-macem, gua cuma ya berpikiran kalau semisal itu hal wajar"
"Lagian apa salahnya gunain tanggal jadian buat kode hp? Cantikku?"
Merengut kesal, Hyunjin lantas mengembalikan handphone Jeno dengan ogah ogahan, tidak terima di sebut cantik.
"Aku nda cantikk!!"
Tersenyum tulus, Jeno tampak mengelus sayang rambut Hyunjin pelan.
Pemuda yang tingginya hampir menyamai dirinya itu mempunyai rambut yang lumayan panjang, serta bewarna hitam legam. Benar benar cantik.
Untuk informasi saja, di sekolah Jeno tidak ada peraturan yang mengharuskan laki laki berambut pendek.
"Cantik itu universal, semua orang bisa jadi cantik, gak peduli gender"
Masih dengan wajah merengut, Hyunjin bahkan tidak bereskpresi saat Jeno mengecup lembut keningnya.
"Ayo makan dulu, gua bayarin"
"YEYYYY!"
Disogok makanan baru mau.
Memang Hyunjin bocah.
Fyi. Lagi radak buntu skskks, tapi masih ku usahain dan alhasil chapter ini aku revisi berulang kali.
Love❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet•Jenjin [✓]
Historia CortaDILARANG PLAGIARISME. "Gua capek, kita selesai" "Makasih dan maaf buat semuanya" •Jenjin •31-1-2020