Jika di sekolah Hyunjin, 1 Minggu sebelum pensi, sekolah akan memberi kelonggaran bagi para siswa, untuk memfokuskan kegiatannya, demi kelancaran pelaksanaan pensi atau bahasa kasarnya, di beri kebebasan jam pelajaran, tapi tetap mendapatkan tugas tentu saja.
Pagi ini, Hyunjin sebenernya sangat malas berangkat ke sekolah, masih dengan alasan yang sama, dirinya benar benar enggan bertemu dengan Jeno, meski pemuda manis itu sudah memantapkan hati, hanya akan berdiam diri di perpustakaan selama 2 jam pelajaran, baru setelahnya akan kembali berlatih. Tapi tetap saja, hatinya tampak berat untuk berangkat ke sekolah.
"Yaudah gapapa Hyunjin, kalau emang gak bisa di hindari, yaudah temuin lah, Cupu amat"
Dan yah, setelahnya Hyunjin tampak menaiki motornya, lantas bergerak menuju ke sekolah, masih pagi, jadi tidak perlu terburu buru.
Sialnya, di lampu merah dirinya harus bertemu lagi dengan seseorang yang seharusnya dia hindari.
Iya,
Jeno.
Pemuda dengan jabatan ketua OSIS itu juga ikut menunggu di lampu merah, dengan motor sport hitam pekat, dan jaket kulit sebagai ciri khasnya.
Tidak perlu menoleh, hanya dengan lirikan di ujung mata, Hyunjin sudah bisa memastikan itu adalah Jeno.
Lampu merah berganti dengan lampu hijau, kendaraan secara spontan kembali bergerak normal, membelah jalanan.
Hyunjin sesekali tersenyum, merasakan hawa segar yang menimpa kulit putihnya. Pemuda manis itu, kini tengah mengenakan Hoodie bewarna coklat susu, sangat lucu.
"Itu anak kenapa gak nyalip dari tadi?"
Hyunjin ngobrol dengan dirinya sendiri, mendapati Jeno yang tampak anteng dengan cara mengendarai motor sport, yang sedikit aneh.
Pasalnya, pemuda itu berkendara dengan kecepatan di bawah rata rata, memilih berada di belakang Hyunjin yang hanya membawa motor beat.
"Yaudah lah, urusan dia"
Gerbang sekolah sudah berada di depan dan saat itulah, Jeno baru menyalip Hyunjin.
Ckek
Suara standar motor yang terdengar lucu, tampak memasuki pikiran Hyunjin.
"Gua suka- Hoodie lu"
Berbalik, Hyunjin lantas menatap Jeno dengan pandangan aneh.
Pemuda dingin itu tadi, mencoba memulai percakapan pagi dengannya?
"Eum okey, makasih?"
Dengusan kecil terdengar, Jeno lantas maju, kemudian menyentil pelan dahi Hyunjin.
"Kalau pagi, lampu motor lu, matiin. Goblok banget masih pagi lampu lu idupin"
"Heh?"
Hyunjin langsung menatap motornya dengan pandangan polos, sedangkan Jeno, pemuda itu hanya terkekeh kecil.
Baiklah,
Jeno harus mengakui,
Hyunjin menggemaskan.
Bruk
"Ngapain lu deketin pacar gua?"
Tubuh Jeno terdorong, itu dorongan keras tentu saja, tubuh ketua OSIS itu bahkan sampai mundur 4 langkah.
"Loh Eric?"
"Pagi sayang, kenapa tadi gak mau di jemput hei?"
Hyunjin berkedip polos, bahkan saat Eric mengecup pelipis kanannya, pemuda manis itu masih tidak bereskpresi lebih.
"Dia pacar gua, jangan Deket Deket gua orangnya cemburuan soalnya"
"Ya" hanya ini balasan Jeno, sebelum akhirnya, anak IPS itu pergi begitu saja.
"HEH ANJING, NGAPAIN CIUM CIUM? GAK SOPANNN"
Hyunjin tampak merengut lucu, matanya menatap garang ke arah Eric, sedangkan sahabatnya itu hanya tertawa kecil.
"Biar si setan pergi, hawanya langsung panas kalau ada dia" jawab Eric santai
Hyunjin mendengus dan lantas menendang bokong Eric, kemudian berjalan menuju kelas.
"Modus banget ngaku ngaku jadi pacar, padahal elu juga kagak suka gua"
"Yang bilang gua gak suka elu, siapa sih?"
Tenang, ucapan itu, hanya mampu di dengar oleh Eric sendiri, karena Hyunjin sudah ter buru buru berlari menuju kelas.
Fyi. Kina rasa kalian udah tau, kalau Eric suka Hyunjin.
Si Jeno masih labil sama perasaan nya sendiri, jadi gitu, wkwk.
❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet•Jenjin [✓]
NouvellesDILARANG PLAGIARISME. "Gua capek, kita selesai" "Makasih dan maaf buat semuanya" •Jenjin •31-1-2020