10. Minggu Bersih

22 6 0
                                    

Slime! Slimeeee! Slimeeeeee!





























.
.
.



















Hari Minggu...

"I love kreby patty!"

"I love kreby patty!"

Pagi hari di hari Minggu, Damian sudah berteriak keras di depan TV dengan pakai kemeja kebesaran dan celana dalam. Kebiasaan Damian kalau pagi tidak pernah berubah.

Haikal yang melihat adiknya belum beres segera masuk ke kamar triplet dan melihat kekacauan yang terjadi di kamar ketiga adik bungsunya itu.

Ngidam apa dulu Mama punya anak bungsu kok ga teratur begini, beda banget sama kamar kakak-kakaknya yang lain. Kamar triplet sudah seperti kapal pecah, pakaian yang berserakan di atas lemari, kursi belajar, meja belajar, lantai. Bola basket, bola kasti, bola sepak, kelereng, robot-robotan di lantai. Belum lagi buku-buku di atas kasur mereka. Selimut dan seprai yang berantakan.

Haikal memijat pelipisnya melihat kondisi kamar triplet.

"Kak Haikal, halo!" salam Lio setelah keluar dari kamar mandi, di susul Leo kemudian dari ruangan samping kamar mandi-ruang pakaian.

"Halo, kalian tidak pernah merapihkan kamar? Apa semalam kalian perang bantal?" Haikal menatap horror sekitar kamar adiknya.

"Tidak, kami tidak pernah perang bantal, semalam kami menonton film, di ponsel Dami, dan..." jelas Lio namun menggantung.

"Kami tertidur," tambah Leo.

"Iya, kami tertidur," ujar Lio kemudian.

Kepala Haikal jadi tambah sakit, apalagi melihat kamar adik-adiknya yang sungguh tidak bisa dibilang seperti kamar.

"Ambilkan celana Dami, di luar Dami tidak memakai celana, nanti dia kedinginan," ujar Haikal tanpa mau basa-basi lagi.

Lio pun segera masuk ke ruang pakaian, dan membawa sebuah gantungan dengan celana jeans.

"Hari ini Dami dan Lio akan pergi latihan, Dami pasti akan mengambil celana itu, jadi pakaikan saja itu," ujar Lio seolah paham bagaimana kembarannya itu.

Haikal menurut saja dan segera keluar dari dalam kamar triplet, daripada kelamaan di dalam kamar membuatnya sakit kepala.

Saat di luar, Damian masih di ruang TV dengan es potong di tangannya.

"Astagfirullah, Dami! Itu sofanya nanti kotor kalo kamu makan sambil lompat-lompat!" teriak Haikal melihat tingkah adik bungsunya.

"Kan mau dibersihkan sama kakak, ga apa-apa dong kalo dikotor?" ujar Dami dengan santai.

Haikal menutup matanya pelan. "Pakai celana, itu kaki mu bisa dingin! Kalian bisa terlambat pergi ke tempat latihan nanti!" marahnya.

Untungnya Kira masih sibuk di dapur membuat makanan bersama Keno dan Kalin. Kalan sendiri tengah memanasi mobil di luar bersama Biru dan Reski. Sisanya Harist dan Yaksa membantu Dana memotong rumput. Jadi amukan Haikal tidak didengar baik oleh para pemilik suara cetar membahana.

Damian memakai celana jeansnya, kemudian berlarian ke arah dapur.

"Dami, bungkus esnya dibuang!" teriak Haikal lagi.

Damian kembali ke ruang TV, dan mengambil bungkus es sisa yang tadi di makannya, kemudian pergi dengan cengiran lucu.

Lio dan Leo juga sudah keluar kamar. Lio kelihatan modis, sedangkan Leo seperti anak kecil tersesat yang sering minta-minta.

THE ARDINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang