13. Dana

42 7 0
                                    

Bukan aplikasi dompet online 😅























.
.
.
.






















Ramdana Alamsyah Putra, atau lebih dikenal sebagai Dana, abang Dana kita #ceilah😳 yang satu ini adalah sosok berkharismatik, anak pertama dari 13 bersaudara, paling dihormati deh kalau di depan adik-adiknya yang lain–kecuali Reski. 

Reski adalah adik yang paling pemberontak dari adik lainnya. Jadi jangan heran kalau semisal Reski kadang tidak memanggil Dana dengan sebutan abang. 

Dana terkadang canggung dengan para adiknya karena jarak usia yang begitu singnifikan apalagi untuk para babies triplet. Keno bilang Dana itu sesepuh di rumah, padahal masih ada Papa dan Mama loh, emang dasar Keno. 

Dana sebenarnya susah membedakan antara Lio dan Damian, karena kedua adiknya itu sama-sama hiperaktif, beda dengan Leo yang kalem. 

Sebagai yang paling tertua, Dana adalah orang pertama yang diberitahu oleh Papa tentang kegiatan kedua orang tuanya itu yang harus pergi jauh dan entah kapan kembali. Uang dari Papa selalu masuk ke rekening Dana, kemudian Dana kirimkan ke semua tabungan rekening para adiknya, kecuali Harist, Lio, Damian dan Leo yang Dana berikan uang cash. 

Ada satu rahasia yang Dana tahu dari Papa dan Mama, namun dia tutupi juga karena kedua orang tuanya ingin Dana menyimpan itu. Masalah tentang kesehatan si bungsu triplet, yaitu Leo. 

"Uhuk! Uhuk!" 

Sudah seminggu ini Leo demam tinggi, namun masih nekad untuk masuk sekolah, karena Leo mudah bosan kalau di rumah. 

Dana yang sudah lenggang dari kegiatan kulihan terpaksa menunggui ketiga adiknya di sekolah karena khawatir dengan kesehatan Leo. Ini yang sebenarnya yang ingin sekali Dana lakukan sejak ketiga adik bungsunya masuk ke jenjang sekolah, tapi sayangnya, Dana masih sekolah juga saat triplet baru masuk kelas satu SD, alhasil dia hanya mengantar saja sampai gerbang, dan menjemput saat waktu pulang tiba. 

"Keisha, kamu baik-baik saja, nak?" tanya Guru di depan kelas saat melihat Leo dan Lio sibuk di kursi mereka. 

"Iya, Bu... Keisha baik kok Bu~" jawab Leo dengan suara bergetar. Kepalanya sudah terlalu berat, namun Leo memang keras kepala dan tidak ingin sampai dibawa pulang lagi karena ketahuan sakit. 

"Setelah ini latihan upacara ya, siapa yang akan menjadi pemimpin?" tanya Bu Guru di depan kelas, sebut saja Bu Nina. 

"Lio, Bu! Lio pengen coba jadi pemimpin upacara," ujar Lio dengan lantang. 

"Aprilio mau jadi pemimpin?" Lio mengangguk antusias. "Kalau gitu siapa yang sering menjadi pembawa bendera?"

"Keisha, Rani sama Riska, Bu," sahut siswa lainnya. 

"Dami aja, Bu! Dami, Rani sama Riska gitu, Bu," ujar Damian saat nama Leo disebut. 

"Ya sudah, Dami, Rani dan Riska jadi bagian pembawa bendera," simpul Bu Nina.

"Keisha doa aja," ujar siswa lainnya. Leo mengangguk mendengar itu. 

Sepertinya mereka tidak membiarkan Leo duduk manis saja ya, heran deh. 

Pelatihan upacara pun di mulai, semua siswa kelasan Lio, Damian dan Leo keluar kelas semua untuk latihan upacara sementara. 

Suara lantang Lio membuat para siswa merinding, sehingga beberapa siswa dari kelas lain menatap ke arah lapangan dengan penasaran. 

THE ARDINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang